Karen POV
Aku berlari keluar dari ruangan Harry, hancur. Memikirkan perempuan yang berada di pelukan Harry tadi, jadi ini sebabnya dia melepaskanku untuk kembali ke Dharma. What the Hell, Harr!! Aku bukan barang yang seenaknya bisa berpindah tangan dan dijadikan hak milik orang. Aku terus berjalan keluar dan mendapati Kim sudah berada di lobi dan wajahnya tampak sangat khawatir melihatku menahan tangis.
" I know you're not okay, tunggu di sini aku ambil mobil" kata Kim seraya berjalan pergi ke arah parkir.
10 menit kemudian aku sudah berada di chevrolet camaro warna putih milik Kim. " you can't tell me something, huh?" tanya Kim sambil serius mengendarai mobil kesayangannya ini, sesekali menoleh ke arahku.
" Nggak ada yang perlu di ceritain Kim, misinya buat balas dendam ke aku sudah berhasil, bukan gara-gara dia merasa bersalah tentang kejadian malam kemarin, tapi memang sudah ada yang lain" jawabku sambil menerawang ke arah jalan yang cukup lengang.
Kim hanya terdiam. " udah yakin kalau yang di peluk itu wanitanya beneran?"
Aku hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Kim. Lalu sayup terdengar lagu Gerimis milik group lawas KLA Project yang di gawangi oleh Katon, Lilo, Adi dari compact disc yang di putar di mobil Kim.
"...... Kekasih andai saja kau mengerti, harusnya kita mampu lewati itu semua, dan bukan menyerah untuk berpisah...
Kekasih andai saja kau sadari semua hanya satu ujian tuk cinta kita dan bukan alasan untuk berpisah..."
" Suka banget kamu sama KLA Project ya Kim?"
" Sorry, nggak bermaksud bikin kamu tambah mellow ren, menurutku lagu-lagu KLA Project itu bisa mewakili semua perasaan yang ada di diri kita sih, yang lagi jatuh cinta ada, yang lagi sedih ada, yang lagi patah hati ada, yang sedang menyambut kebahagiaan ada juga, motivasi juga ada, jadi ya suka aja" jawab Kim sambil masih memerhatikan jalan.
" Sama kaya abangku aja kamu, lagu favoritnya di 1 album yang di Klakustik, itu hampir semua kaset dia beli" dan aku menyadari Kim terdiam seketika. " Kenapa bu? Kok tiba-tiba diem, eh by the way apartment Evan apa kabar Kim, bukannya kalian berdua lagi ngurusin itu ya kemarin?"
" iya, aku cuma bantuin Evan milih barang buat apartmentnya, ren" jawabnya singkat.
Aku tersenyum, memerhatikan raut wajah Kim yang aku rasa berubah saat aku membicarakan Evan. " Yah, aku harap Evan cepet nemuin pengganti kak Ella, biar aku cepet punya keponakan, nggak tega aku liat Evan menyendiri gonta-ganti cewe 5 tahun ini, kita ada temen nggak sih Kim yang kira-kira cocok buat Evan" tanyaku ke arah Kim yng membuatnya menoleh ke arahku dengan terkejut.
" Sepertinya sih tipe-tipe Evan itu masih kaya kak Ella, yang super lembut, ya nggak?" tanyaku lagi.
" Ehm.. Iya mungkin, ren" jawab Kim singkat. " Mau jadi mak comblang ya sekarang kamu? Seolah-olah Evan itu nggak bisa nyari sendiri" lanjutnya.
" Yah kan aku cuma bertindak sebagai adik yang baik, Kim, aku nggak mau Evan masih berlarut-larut sedih gara-gara kehilangan kak Ella"
" Lah, trus kamu sendiri? Bukannya sedang berlarut-larut dalam kesedihan di tinggal Harry" balas Kim yang membuatku mengumpat.
Lalu Kim, mendapatkan pesan yang entah dari siapa, tapi aku melihat raut wajahnya berbinar bahagia.
" Kayaknya aku anterin sampe depan apartment aja ya, ren, ada urusan sebentar" katanya yang membuatku membulatkan mataku ke arahnya. Curiga.
" Sejak kapan nih urusan sebentar bisa bikin seorang Kim berbinar bahagia, mesti cowok ya? Kok nggak cerita sih? Siapa? "
" Kayaknya sekarang yang jadi cenayang kamu deh, ren?" bukan apa-apa ketemu temen lama"
" Kencan ya? " Tebakku sambil menggodanya. "
" I'll tell you later baby, turun gih, buru-buru nih"
" Yaelah baru kali ini si assistant berani nyuruh majikannya keluar dari mobil, jahat kamu Kim" jawabku pura-pura ngambek.
" Sorry, ren, buru-buru nih" cengirnya penuh bahagia.
" Oke deh, selamat kencan sahabatku, udah lama nggak ngeliat kamu senyum 12 cm begitu"
" see you later, honey" katanya seraya menutup kaca mobil dan melaju lagi dengan cepat, aku hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan si Kim.
Kembali ke apartment sendirian dengan cuaca Jakarta yang mendung gelap mau hujan seperti ini. Membuat perasaan jadi tambah mellow. Apaan sih, inget Ren kamu bukan ABG labil lagi.
Dan sewaktu aku memasuki loby apartment, mataku menangkap sesosok tubuh jangkung pria yang aku yakin aku masih berhutang maaf kepadanya. Matanya bersirobok dengan mataku. " Hai, Ren" sapanya lembut dengan tersenyum.
" Hai juga, Dharma, what are you doing here?"
" Nungguin kamu, Harry tell everything to me about you and him" kata-kata terakhirnya membuatku sebak.
Once again, thanks, Harr. For breaking my heart.
Hallo-hallo pembaca sekalian, maaf updatenya sedikit, semoga dapat menghibur. Doakan semoga gak kelamaan update lagi yaa.
Xoxo :) :*
YOU ARE READING
Forever You Mr. Arrogant
RomanceHarry Abraham, Dia menantikan saat -saat ini, saat seorang dari masa lalunya yang telah meninggalkannya bertahun-tahun lalu tiba-tiba datang kepadanya lagi, dalam wujud seorang wanita yang sangat cantik, seksi dan matang bukan gadis manja yang hidup...