Bab 36

6.3K 462 46
                                    

Aku masih berdiri mematung di depannya. Mengumpulkan keberanian untuk menyampaikan sesuatu, yang sebelumnya nggak terlintas sedikitpun di pikiranku. Sesuatu yang setelah ini mungkin akan menjatuhkan harga diriku.

" Kamu nggak bisa nikahin dia Harr!" teriakku di depan wajahnya.

Dia diam menatapku tajam, tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya berdiri. Mau buru-buru ke wedding organizer, huh? Harusnya kamu menolak untuk menemuiku Harr dan langsung pergi dengan Hesty, bukannya malah di sini, hatimu sebenarnya tau apa yang di inginkan, kamu nggak bener-bener benci aku kan? Baiklah, biarkan aku berasumsi kalo kamu juga sebenarnya masih sayang sama aku.

Harry menarik dirinya ke belakang, tangannya bersedekap matanya menatap lekat ke arahku. " Jangan buat drama di sini, Luv"

Aku tertegun saat tiba-tiba entah sengaja atau tidak dia memanggilku dengan panggilan "Luv" lagi. Jantungku berdebar tak karuan saat mata kami berdua bertemu. " Jangan pergi ya Har, ini bohong kan? Kalo kamu mau nikah? "

Harry menatapku dalam, " Why you so worry?"

Aku sengaja membuat diriku sedrama queen mungkin supaya bisa menahan Harry lebih lama di sini. Oke, anggap aku tak tau malu, tapi ini satu-satunya cara membuat Harry bertahan di sini dan tiba-tiba terlintas di pikiranku satu cara yang mungkin amat sangat murahan. Aku menarik nafas panjang, memberanikan diriku menatap matanya yang masih terpaku pada mataku.

" Harr, you must know something.." kataku padanya.

Dia hanya diam, makin intens menatapku. Mengunci tatapannya padaku. Mengerutkan keningnya.

"Aku hamil..." kataku. Bahkan aku ngeri mendengar decitan suaraku yang mirip orang tercekik. Dengan berani aku menatap matanya, menahan nafasku. Dia masih terdiam dengan penuh penilaian.

" My Baby or not? tanyanya sinis sengaja membuat aku down. Hatiku sakit mendengar pertanyaan Harry walaupun aku sendiri tahu bahwa sesuatu ini hanya ide gilaku namun tetap saja rasanya sakit.

Kuberanikan diriku mendekat ke arahnya dan menampar wajah tampan dan arrogantya itu dan tiba-tiba tangannya memegang erat tanganku, membawaku mendekat ke arahnya. "Apa sebenarnya yang ada di otak cantikmu itu Ren?" tanyanya dengan posisi tubuh kami yang berdekatan, bibirnya berada tepat di atas bibirku dan matanya tajam menatapku.

" What the hell are you're doing here with her Harr?!" tanya suara perempuan di belakangku yang aku yakin adalah tunangan lelaki di depanku ini. Harry melepaskan eratannya, menatapku sekilas lalu beralih ke belakangku. " I'm so sorry sweetie, I can explain this situation" kata Harry sambil menjauh dariku dan melangkah pergi. Aku tak berani membalikkan tubuhku, walaupun aku tahu mereka berdua masih di belakangku.

" Permisi Karen, ternyata kamu masih belum berubah ya, masih aja sama suka ngrebut lelaki orang, he's mine Ren, please dont play with him" kata Hesty dengan mulut berbisanya dari arah belakangku. Aku hanya bisa diam dan masih belum bisa berbalik. Harga diriku terluka dengan cara murahan yang aku pakai sekalipun, Harry bahkan masih bisa berbalik dan pergi.

If you know Hes, before you he's mine.

***


Maafkan aku yang hiatus terlalu lama ya readers dan maafkan karena terlalu sedikit. Semoga post-an kali ini bisa ngobatin yang kangen Harry sama Karen.

:)


Forever You Mr. ArrogantWhere stories live. Discover now