CHAPTER 8 : Kenyataan Baru

63.3K 3.9K 111
                                    

Menyaksikan sepasang mata yang biasanya berbinar indah itu tiba-tiba meredup, entah mengapa membuat hatinya terasa sedikit terusik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menyaksikan sepasang mata yang biasanya berbinar indah itu tiba-tiba meredup, entah mengapa membuat hatinya terasa sedikit terusik.

Wajah Azalea yang menatap kecewa kepada dirinya bersama Kinara beberapa menit yang lalu seharusnya terasa menyenangkan ketika semuanya telah berjalan sesuai dengan yang ia rencanakan.

Hagantara Kalandra, laki-laki itu tampak memejamkan matanya sejenak. Merasakan sesak seiring denyutan samar yang tiba-tiba saja menyerangnya bersamaan dengan tatapan milik Azalea yang berputar jelas dalam ingatan kepalanya.

“Haga...” Panggilan dari Kinara menarik Hagantara dari lamunan itu.

Lelaki itu berkedip, lalu mengalihkan tatapannya menuju perempuan yang sekarang ini tengah berada di kursi sebelah kemudi. Kinara, bahkan ia sempat melupakan keberadaan gadis itu dan membiarkan dirinya terjebak ke dalam lamunannya mengenai Azalea.

“Kamu khawatir, kan, Haga?” Kinara bertanya kepada Hagantara sembari menatap lekat ke arah laki-laki itu.

“Aku enggak ngerti maksud kamu,” balas Hagantara lalu menggeleng kecil.

Kinara menurunkan pandangannya lebih rendah, perempuan itu tampak tersenyum tipis mendengar jawaban yang diberikan oleh kekasihnya.

“Raut wajah kamu menjawab semuanya kok, Haga. Kamu khawatir sama Azalea. Benar, kan?”

“Apakah sejelas itu?”

Kinara mengangguk. “Kenapa kamu enggak mengejar Azalea saja, Ga?”

Hagantara terdiam. Lelaki itu melipat bibirnya sembari mengembuskan napasnya pelan.

“Aku anterin kamu balik aja, ya? Untuk makan malam kita hari ini yang tertunda, aku bakalan ganti di lain waktu,” balasnya lalu tersenyum lembut kepada Kinara.

°°°

Langit malam terlihat gulita tanpa ada cahaya yang tercipta. Dua benda langit yang biasanya memamerkan sinarnya kini tampaknya enggan muncul untuk sekedar menyapa. Seolah, satu semesta ikut merasakan keresahan dari seorang perempuan malang yang sekarang ini tengah berdiam seorang diri di bawahnya.

Azalea merenung. Gadis itu memegang dadanya erat, lalu meremasnya dengan kuat. Denyutan itu kembali terasa begitu ingatannya mendengungkan sebuah fakta yang baru saja ia dengar beberapa waktu yang lalu. 

Kinara, sahabat satu-satunya bersama cinta pertamanya nyatanya telah menjalin hubungan lebih dulu sebelum pernikahannya bersama Hagantara terjadi.

"A-apa aku harus merelakan kembali satu-satunya yang ku punya kali ini?" Suara Azalea terdengar agak tercekat ketika mengatakannya.

Azalea mengembuskan napasnya yang terasa berat, sedangkan sebelah tangannya yang terbebas tampak merogoh sesuatu yang tersembunyi di balik tas kecil yang selalu dibawanya sejak tadi. Mencari-cari sesuatu yang selalu ia bawa ke mana pun ia melangkah pergi. Lalu, ketika jemarinya menemukan benda itu ia segera mengeluarkannya dengan gerakan hati-hati.

HIRAETH : Rain In Paradise (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang