Notes :
Guys, pada part ini kalian harus cermat, ya. Soalnya ada flashback. Oh iya mungkin cerita ini emang banyak narasinya. Tapi kalau bisa jangan di skip. Soalnya kadang hal-hal penting yang berhubungan dengan masa lalu aku narasikan juga 😭🤗 💗
Hujan awal bulan April masih sederas biasanya. Dingin.
Malam ini jalanan juga tampak lebih lengang, hanya ada beberapa kendaraan saja yang bisa dihitung dengan angka satuan. Ah, mungkin saja orang-orang lebih memilih untuk bersenda gurau dibalik hangatnya selimut tebal di dalam kamar, sembari menonton tayangan televisi dari siaran dalam negeri ataupun beberapa drama dari negeri ginseng.
Mobil yang dikendarai Azalea melaju lebih lambat, kecepatannya terlalu lambat untuk ia yang berada di ruas kanan jalanan. Penyeka pada kaca tampak bergerak pelan, menyesuaikan alur waktu yang telah diatur sesuai dengan volume dari air hujan.
Kemudian pada tepian, lampu-lampu jalanan berpendar lebih terang. Sinarnya berwarna kekuningan, memberikan warna pada gelap yang menggulung semesta malam ini.
Lalu ingatannya menarik mundur, pada sebuah ruangan rahasia yang ada dibalik ruang kerja Hagantara. Ada banyak rahasia yang tersimpan di sana, tentang fakta-fakta kejadian beberapa tahun yang lalu.
Kematian dari seseorang yang menempati sisi terpenting di dalam hati Hagantara, nyatanya saling terikat dengan dendam lain yang terjadi jauh sebelum tragedi itu terjadi. Tentang Kinara, Dinara, dan juga hubungan mereka berdua.
Dulu ia kira mencintai Hagantara seorang diri akan terasa mudah. Meskipun rasa itu tidak akan pernah bersambut hingga kapan pun. Karena nyatanya kehadiran Hagantara kepadanya hanya demi membalas dendam atas kematian kekasihnya empat tahun yang lalu. Dan juga sesuatu yang tak pernah ia ketahui, tentang hubungan kedua orang tua mereka di masa lalu.
Azalea menelungkupkan kepalanya pada setir kemudi, mobil yang dikendarainya telah menepi sejak beberapa menit yang lalu, di depan sebuah taman yang menyimpan kenangan terakhir milik mereka pada satu sore beberapa tahun yang lalu.
Isakan itu keluar, lirih. Menyatu bersama rintik-rintik hujan yang telah berakhir meninggalkan gerimis kecil di sana. Bayang-bayang kejadian seolah saling berganti dan masuk di dalam ingatan kepalanya.
Tentang memori indah antara dirinya bersama Hagantara delapan tahun lalu. Di taman ini, pada sebuah senja sore hari.
“Kita ketemuan di sini, ya. Setiap hari, jam empat sore. Janji?” ujarnya sembari menautkan masing-masing jari kelingking dari keduanya.
Kala itu, pada pertemuan pertama mereka di waktu senja. Di sebuah kursi putih yang berada di pinggiran taman, Azalea kecil membuat sebuah janji kepada sesosok anak laki-laki berusia dua belas tahun itu. Dua jari kelingking yang saling bertaut itu semakin mengerat, seolah-olah tak akan ada celah bagi keduanya untuk saling mengingkarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH : Rain In Paradise (END)
Ficción GeneralIni tentang Azalea yang harus menjalani pernikahan semu bersama Hagantara. Seorang gadis yang masih memendam trauma masa lalu dan harus terjebak dalam hubungan mengerikan bersama Hagantara. Atau ini tentang Hagantara Kalandra yang telah kembali. Hag...