19. Reygan oh Egan

79 24 7
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak🙏

Kata orang, tak kenal maka tak sayang, jadi kalau mau sayang sama cerita ini silahkan dibaca.

Terima kasih🙏

Happy Reading kalian semua🧡🦖

_________

"Jaja bangun udah siang ini!"

Dinda menyingkap gorden di kamar Jaja, menampakkan matahari yang sudah mulai meninggi.

Jaja menggeliat malas. "Bun, hari ini kan libur. Ngapain di bangunin sih?"

"Bangun! Bunda mau ke pasar sebentar, bunda titip Egan sama kamu."

Setelah mengucapkan pesan tersebut, Dinda berlalu pergi dari kamar Jaja meninggalkan sang pemilik kamar yang masih saja menggeliat di atas kasurnya.

"Mau ngapain sih ke pasar, orang depan gang udah ada Alfamart tinggal beli aja ke sana, ribet banget sih." Jaja mengambil langkah malas menunju kamar mandi, sembari menggerutu kesal.

"Tak sawang-sawang aku ganteng tenan, rasane Nana pengen kenalan, asekkk."

Jaja bersenandung riang sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk di depan cermin setelah berganti pakaian.

"Kenalan neng pelaminan, aku ganteng nganggo klambi abang."

"JAJA CEPET TURUN!"

Jaja memutar bola matanya malas. "IYA! INI UDAH MAU TURUN KOK, SABAR NAPA MAK!" sahutnya, dari dalam kamar.

Jaja melempar asal handuknya ke atas kasur, lalu beranjak turun agar tuan ratu tak marah padanya. Hayoo, siapa di sini yang abis pakai handuk dilempar ke atas kasur kayak Jaja? Mau nanya aja sih, abis itu dimarahin mamak kalian gak?

Dinda menyerahkan Reygan kepada Jaja, sambil mewanti-wanti Jaja agar tak bermain game terus-terusan saat menjaga Reygan.

"Jangan main game terus, adeknya jagain yang bener Ja!" seru Dinda, saat dirinya sudah berada di ambang pintu.

Suara mobil menyala, lalu terdengar suara mesin mobil yang mulai menjauh. Sudah bisa dipastikan kalau mobil tersebut telah jauh dari rumahnya, pikir Jaja.

Jaja menaruh Reygan di atas meja makan. "Duduk dek, abang mau sarapan dulu sebentar."

Jaja memberikan roti tawar yang telah dibuang pinggirnya kepada Reygan. "Nih Egan makan roti aja ya, abang mau makan nasi goreng."

Seolah paham, Reygan mengangguk sebagai jawaban dari ucapan Jaja. Sedangkan Jaja melahap sedikit demi sedikit nasi goreng yang di siapkan bundanya, di meja makan.

Rumah ini sebenarnya ada asisten rumah tangga, hanya saja Jaja lebih menikmati masakan dari bundanya ketimbang dari asisten rumah.

"Den Jaja, den Egannya biar sama bibi aja ya." Jaja menoleh, lalu tersenyum kepada asisten rumah tangga tersebut.

"Makasih bi, tapi bunda nyuruh Jaja yang jagain Egan. Bi Marni mending istirahat aja kalau pekerjaannya sudah selesai, biar bibi gak terlalu capek," ucap Jaja, lalu dibalas senyuman manis oleh bi Marni.

Bi Marni mengangguk. "Ya sudah kalau begitu, bibi ke dapur dulu ya den. Nanti kalau aden butuh apa-apa, bisa panggil bibi ya," ucapnya, membuat Jaja mengangguk.

Bi Marni melangkah kecil menuju dapur, untuk melanjutkan pekerjaannya.

Setelah selesai sarapan, Jaja membawa Reygan ke kamarnya, untuk melanjutkan tidur nyenyak nya yang tertunda.

Bukan Kembar!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang