3. Manusia Durjana

190 45 12
                                    

Hello para penghuni dunia orange><

Bagaimana kabarnya hari ini?
Aku harap baik-baik saja, sama seperti hatiku yang sedang berbunga!

Bunga BANK maksudnya!

Balik lagi bersama saya,
Sasa marisaaa pacarnya mas Nanon korapat yang ganteng sekalehh.

Skip alay><

Jangan lupa!
Vote, komen dan share><

Happy reading bestie🧡

_______

Jaja Si Ibab
Online

|Baju gue yang warna pink ada disitu kan?
|NANAAAA
|Buruann bls!
|Gue lemparin batu dari rumah tau rasa lo!

Apasii ja?|
Gue lagi baca wattpad gk usah ganggu|

|Baju gue yang warna pink ada disitu?
|Yang gambar banana

"NANAAA! MAIN YUK."

Belum sempat Nana membalas pesan WhatsApp dari Jaja, tapi orangnya sudah berteriak nyaring didepan rumahnya.

Nana mendengus kesal. "Kalo aja gue ada duit, udah out gue dari ni perumahan. Males banget tiap hari dengerin monyet teriak-teriak," gumamnya.

Nana berlari tergesa-gesa menuruni anak tangga menuju pintu depan. "APA?! Bisa gak sih kalo ke rumah orang tuh gak usah teriak-teriak, malu Ja MALUUU!" omelnya kepada Jaja ketika dirinya sudah berada didepan sang pembuat onar.

Jaja tetaplah Jaja, mana peduli dia dengan rasa malu.

Jaja hanya membalas ucapan Nana dengan cengiran tak bersalah. "Hehe maapkeun atuh besti, Tadi gue nyari baju banana gua yang warna pink di rumah kok gak ada ya, kali aja ada disini."

"Makanya gue kesini dengan kecepatan flash," sambungnya, Jaja celingukan menatap seisi rumah Nana. "Kok sepi Na? Papa sama mama kemana?"

Nana memutar tubuhnya lalu meninggalkan Jaja yang masih sibuk mencari-cari. "Ngapain lo nyariin mereka? Mau minta sumbangan? Atau minta santunan?"

"Apa bedanya minta sumbangan, sama minta santunan Na?" Jaja mencubit pipi Nana gemas dengan ekspresi yang dibuat se-gemas mungkin. "Gemes deh, pengen nampol congormu!"

"Na gue mau curhat deh."

Nana menolehkan kepala menghadapkan seluruh pandangannya terhadap Jaja lalu melengos. "Mohon maaf, saya sedang tidak menerima curhatan dalam bentuk apapun, saya sibuk!" ucapnya lalu melenggang pergi meninggalkan Jaja.

Jaja menghela nafas berat. "GUE MAU PUTUS SAMA SEVIA NA!"

Nana menghentikan langkahnya, kemudian berbalik arah berjalan ke tempat semula, memandang remeh Jaja lalu tertawa geli.

"Cewek mana lagi yang lo gebet Ja? Lebih cantik mana sama Sevia?" tanya Nana, sambil berusaha menghentikan tawanya.

Jaja menggeleng lemah. "Gue gak mau pacaran lagi, takut dikatain kemaruk sama cowok-cowok yang mau deketin lo."

Bukan Kembar!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang