10. Manusia aneh

99 29 3
                                    

Jangan lupa vote/komen/serta share cerita ini ke temen kalian.

Terima kasih🙏

Dan untuk yang belum vote, ayo lah vote gaess, biar gue makin semangat ngetik🤧

Happy Reading🧡🦖

__________

"Aww."

Ayra menjambak rambut gadis yang berani-beraninya mencari masalah dengan gadis bar-bar macam Mikayra Adzna Afifah.

Ayra menatap tajam gadis tersebut. "Maksud lo apa hah? Sengaja kan lo, biar gue sama Nana jatoh terus diketawain satu sekolah, iya kan?"

Nana memutar bola mata malas, malas meladeni drama-drama manusia gak tau diri, contohnya seperti si Amanda ini.

Gak ada angin, gak ada hujan, malah cari masalah.

Amanda dibantu oleh kedua temannya melepas jambakan dari Ayra, Nana tidak tinggal diam, dirinya juga membantu kedua teman Amanda untuk melepas jambakan Ayra pada rambut Amanda.

Nana hanya takut Ayra terkena masalah, karena berurusan dengan biang kerok.

"Udah lepasin aja, nanti lo kena masalah," bisik Nana, pada Ayra. Membuat Ayra melunak lalu melepaskan tangannya dari rambut Amanda.

Amanda merapikan rambutnya, walaupun sesekali meringis karena saking kuatnya tarikan tangan Ayra.

"Anak baru lo?" tanya Amanda, sembari tersenyum sinis kepada Ayra.

Ayra tersenyum mengejek. "Kenapa kalo gue anak baru? Takut lo?"

"Pasti lo belum kenal gue, iyakan?" Ayra tertawa kecil mendengar penuturan Amanda, yang terkesan menyombongkan diri. "Gak minat gue kenalan sama lo!"

Amanda mengepalkan tangannya kuat. "Satu sekolah tau siapa gue, kalo lo masih mau sekolah di sini, mending lo anteng-anteng aja jangan suka nyari masalah sama gue!" tegasnya.

"Melempar kesalahan yang dibuat oleh diri sendiri kepada orang lain, pengecut banget lo!" sarkas Nana, dengan wajah tenangnya.

Sekarang dirinya sudah berdiri dibelakang Ayra, dengan Faiza, Putri, serta Syeeren ikut berdiri di sampingnya.

"Diem lo, Gue gak ada urusan sama lo!" Amanda menunjuk Nana yang bersembunyi di belakang Ayra.

Nana menggeser tubuhnya agar bisa berhadapan dengan Amanda, lalu melangkah sedikit maju, "Kalo lo merasa berkuasa di sekolah ini, setidaknya jangan pernah gunain kekuasaan lo untuk menindas orang lain!" ucapnya, kepada Amanda, dengan sorot mata tajam.

Nana menarik tangan Ayra agar menjauh dari Amanda and the geng.

Ayra mendengus kesal, "Ngapain sih lo tarik-tarik gue Na, padahal gue belum kasih pelajaran buat tu cewek gatel!"

Nana berhenti ketika melihat dua adik kelasnya yang bersisihan dengannya. "Dek, boleh minta tolong gak?"

"Boleh kak," jawab salah satu diantara keduanya.

"Tolong beliin roti dua sama air mineralnya dua." Nana mengeluarkan dua lembar uang berwarna biru dari kantongnya, lalu menyerahkan uang tersebut kepada dua adik kelasnya tadi.

"Kakak tunggu disini ya," ucapnya kepada dua gadis yang tadi menerima uang pemberiannya.

"Yaudah kita berdua ke kantin dulu ya kak," pamit dua gadis tersebut. Membuat Nana mengangguk sembari tersenyum.

Nana menarik tangan Ayra, lalu mengajaknya untuk duduk di depan kelas X Ips 03.

Koridor kelas sepuluh tampak sepi, mungkin karena hampir semua penghuninya sedang berada di kantin.

Bukan Kembar!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang