Heyy yoo gaess ketemu lagi sama sasa hehe:(
Btw, pada puasa kagak nih?
Selamat menunaikan ibadah puasa untuk kalian semua sayangku tercinta.Jangan lupa, apa gaes?
Yaps, vote, komen dan share!_____
"Hanyaaa Nanaaaa, Nana, Nana, Nana, Nana, Nana, Nana, hanyaa Nana."
Seorang laki-laki tampak bersenandung ria dengan kaki yang sengaja di hentak-hentakkan mengikuti irama lagu.
"Yang ada di rumah papa Langit, tempatnya makan, tempatnya tidur, tempatku lari dari amukan bunda."
"Asekk! Cakep bener suaranya abang Jaja!"
Reyza Zafilio, panggil aja Jaja, sayang juga boleh hehehe. Anak dari ayah Dikta Wirawan dan bunda Dinda Kirana.
"NA, BURUAN DONG! UDAH HAMPIR TELAT nih." Jaja memelankan suaranya diakhir kata lalu menyengir lebar, karena melihat sang bidadari baru turun dari peradaban dengan wajah garangnya.
"Mulut lo minta di jampi-jampi Ja? Pagi-pagi udah kek tong setan ae mulut lo!"
Reyna Nazilia, kerap disapa Nana. Anak dari papa Langit Zeanendra, dan mama Bulan Tantriana.
Jika dijalan bertemu orang tak dikenal, maka mereka akan mengira Jaja dan Nana adalah saudara kembar, karena mereka berdua memiliki sedikit persamaan di fisik dan banyak persamaan di sikap dan tingkah laku.
Orang tua mereka berdua bersahabat, dan kebetulan juga bunda Dinda dan mama Bulan, hamil serta melahirkan secara bersamaan, hanya saja lebih dulu Jaja lima menit dibanding Nana. Upin ipin versi kearifan lokal.
"Selow atuh beb, masih pagi udah marah-marah wae," ucapnya sembari merangkul pundak Nana, berharap tidak mendapat amukan dari sang bidadari di pagi yang cerah ini.
Nana melirik sinis Jaja. "Waras lo? Gue saranin mending lo pergi ngeruqyah diri sendiri deh, siapa tau lo kesambet setan penunggu pohon mangga."
"Lah, napa jadi pohon mangga?" tanya Jaja, heran.
"Yakan lo demen nyolong mangga, kali aja itu penunggunya dendam sama lo!"
Jaja mendorong kepala Nana pelan. "Yee, bisa ae ni bocah, btw gue ada pertanyaan buat lo Na."
"Pertanyaan apaan?" tanya Nana, sembari melenggang pergi menuju halaman rumahnya.
Jaja menyusul Nana sembari menyamakan posisi keduanya. "Kenapa mbak kunti gak pernah muncul di siang hari?"
"Takut matahari mungkin," jawab Nana, tanpa berfikir.
Jaja mengangkat kedua ibu jarinya dihadapan wajah Nana. "Seratus untuk Nana ku sayang."
"Haa!" Nana melongo, mendengar penuturan Jaja, dan dengan cepat mengubah raut wajah keterkejutannya. "Seriusan Ja?"
Jaja mengangguk. "Iya bener, kan kalo siang matahari panas banget tuh, mbak kuntinya takut gak glowing lagi kalo kena panas Na," jawabnya, sembari terkekeh pelan.
"Astaghfirullah, sabar banget gue Ja, sabarrr banget! Sampek pengen gue tendang lo ke amazon!"
Nana melengos setelah mengucapkannya.
Jaja tertawa terbahak-bahak sembari memegang perutnya. "Duh perut gue kram, Na jangan marah dong!"
"Oy besti aku, jangan marah dong!"
"Cantiknya Jaja, lagi ngambek? Iya?"
"Na, Nana," Panggil Jaja, sembari meraba area jantungnya.
Nana melirik Jaja sekilas. "Gak usah drama Ja!"
Jaja terdiam, seperti menahan sakit yang luar biasa di area jantungnya.
"Ja, Jaja, lo gak papa kan?" tanya Nana, saat dirinya sudah berhadapan dengan Jaja.
Nana memeriksa detak jantung Jaja, dengan rasa khawatir. "Apanya yang sakit Ja?"
"Gue sesak nafas Na!"
"Yaudah ayo ke rumah sakit, kita libur dulu deh sekolahnya." Sebisa mungkin Nana menahan air matanya agak tak terjatuh.
Melihat Jaja kesakitan adalah hal yang paling ditakuti Nana, Jaja bukanlah saudaranya, Jaja adalah sosok superhero kedua setelah papanya. Dia adalah sahabat Nana.
"Gue sesak nafas," ucap Jaja sambil memperlihatkan senyum manisnya terhadap Nana. "Karna separuh nafas aku ada di kamu!"
Nana melongo mendengar gombalan Jaja, bukannya baper dia malah kesal setengah mampus terhadap Jaja, bisa-bisanya dia menggombal disaat orang lain tengah mengkhawatirkannya.
"JIAAAAA, baper kan lo," sambung Jaja, sembari mencolek dagu gadis yang ada didepannya. "Ngaku gak lo!"
"JAJA!"
sang pelaku sudah lebih dulu berlari ke arah motor yang terparkir didepan gerbang rumah, takut-takut kalau dia akan dijadikan samsak gratis oleh gadisnya. Yaelah gadisnya, kek orang pacaran aja!
"GUE KUTUK JADI MERMAID TAU RASA LO JA!"
✨✨✨
"Cieee, nak kembar baru dateng."
Nana kesal setengah mati, baru saja turun dari motor beat milik Jaja, kini dirinya sudah disuguhi pemandangan dua manusia alay yang tengah meledek dirinya dan Jaja.
"KITA BUKAN KEMBAR!" seru Nana.
"Santuy atuh neng, iya deh iyaa bukan kembar," sahut laki-laki yang bersantai tepat di atas motor sebelah Jaja.
Jaja membenahi letak rambutnya bak bad boy kesasar. "Heh Juki, ngapain lo masih nangkring aja di parkiran? Mau ngapelin mang Udin lo?"
Bug!
Laki-laki yang dipanggil 'Juki' tersebut lah pelakunya, dirinya melempar tasnya tepat mengenai bahu Jaja.
"Sekate-kate lo kalo ngomong, Nama gue Ramadani Arzuky you know? Not Juki!" jelasnya, sembari menekankan pada nama lengkapnya.
"Nama belakang lo siapa?" tanya Jaja.
"Arzuky, pakek Y bukan I," jawabnya.
"Ya berarti boleh dong gue panggil Juki," sahutnya, lalu mengkode laki-laki disebelah Rama dengan menaik turunkan alisnya. "Iya kan kas?"
"Kas, kas, kas siape maksut lo anying!" seru Rama, sembari menahan kesal yang sudah di ubun-ubun akibat ulah Jaja, yang selalu mengganti nama temannya.
"Kulkas," sahutnya.
Rama tertawa terbahak-bahak lalu menyenggol bahu kawan disebelahnya yang tak kunjung berbicara. "Dipanggil kulkas lo sama si Jaja Miharja."
"Nama dia Arresky Mahadewa, lo kagak usah seenak jidat ganti-ganti nama orang Ja! Dikata emaknya kagak selametan apa, ngasih nama si Dewa!" cerocos Nana, lalu menarik tangan Jaja untuk segera menuju ke kelasnya.
Di ikuti kedua sahabat Jaja yang senantiasa membuntuti kedua sejoli kembar didepan mereka.
Jaja, Nana, Dewa dan Rama tergolong most wanted disekolah ini, bagaimana tidak? Pesona seorang Jaja dan Nana saja mampu membuat semua orang menatap mereka dan sekarang ditambah Dewa si kulkas dan Rama si bebek yang cerewet dan emosian.
Lengkap sudah!
Mereka berempat berada di satu kelas yang sama, sama-sama kelas XI ips 2, SMAN 03 PANCASILA.
________
Hatur nuhun untuk teteh dan Aa' yang udah mau baca cerita ini.
Punten atuh, klo lama update, yang punya lapak sibuk kerja neng.Jangan lupa vote/komen/share.
Terima kasih✨
![](https://img.wattpad.com/cover/307499075-288-k795120.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Kembar!
Teen FictionPersamaan tanggal lahir, persamaan nama, juga persamaan sifat dan tingkah laku, membuat keduanya disebut kembar. Namun keduanya bukanlah saudara kembar, mereka berdua terlahir dari dua rahim yang berbeda. _____ "Panggil gue abang Jaja!" "Seenak jida...