26. With The geng

31 8 9
                                    

Hy semua😸

Apa kabar kalian hari ini? Semoga sehat selalu ya.

Terima kasih untuk kalian yang selalu nungguin cerita absurd ini.
Maaf kalau ada kata-kata yang kurang sopan.

Happy Reading Gaisss🧡💐









________

"Udah siap semua kan?" tanya Nana kepada teman-temannya.

Terlihat Jaja dan Dewa mengenakan baju berwarna senada yakni warna putih dengan topi hitam yang melekat di kepala Jaja.

Rama memilih berbeda karena hari ini dirinya mengenakan baju berwarna kuning mentereng, celana putih, serta topi putih dan juga kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.

"Mau cosplay jadi mak emak pasar lo Juk?" sinis Jaja melihat penampilan Rama.

"Iri? Bilang kawan!" balas Rama, terlihat menjengkelkan.

Jaja menatap sinis Rama mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Ngapain gue iri sama lo, gak level banget sumpah."

"Jangan berisik Ja," peringat Nana.

Berbeda dari ketiga laki-laki ini, tim perempuan malah lebih santai. Nana memakai celana jeans berwarna putih dipadukan dengan kaos berwarna senada.

Faiza memilih memakai rok selutut dipadukan dengan outer berwarna biru, tampak sangat cantik. Dan Ayra yang memakai celana pendek hitam dengan hoodie hitam yang tampak kebesaran.

Liburan kali ini sangat berbeda, karena Nana mengajak kedua teman perempuannya untuk ikut serta.

Bali, menjadi pilihan yang disetujui bersama.

Dengan banyak panorama alam yang indah, dan kuliner yang menggugah selera, serta budayanya yang masih lekat pada masyarakat setempat. Nyatanya semua orang tak akan pernah bisa menolak keindahan bali.

Kini ke-enam anak muda itu tampak berjalan menuju tempat tunggu pesawat, karena beberapa menit lagi mereka akan melakukan penerbangan menuju bali.

"Jangan lupa makan gais, biar gak mabuk pas di pesawat nanti," ucap Nana, kepada kelima temannya.

"Jangan lupa makan gais, karena pura-pura bahagia juga butuh tenaga," ucap Rama, menirukan ucapan Nana namun mengubah sedikit kata-katanya.

"Cowok Freak," ucap Ayra.

Rama mendelik tidak terima. "Heh Marpuah! Mata lu katarak ya, kembaran Nanon korapat gini di bilang freak, sarap lu!"

Ayra terkekeh geli. "Sial banget Nanon Korapat lu mirip-miripin gitu."

"Berisik banget sih!" keluh Dewa membuat teman-temannya yang lain terdiam.

Wajar saja dia marah, pasalnya semalam Dewa di buat begadang karena gaya tidur Rama yang awut-awutan serta suara ngorok Jaja yang memekakkan telinga membuat tidurnya terganggu.

"Busetttt, sensi amat mas, kerasukan gendruwo lo?" 

Jaja menutup mulut Rama dengan tangannya. "Mak lo kayang noh kemasukan gendruwo!"

"Tangan lo bau azab Ja!" ucap Rama setelah berhasil melepas tangan Jaja.

"Si anjing kalo ngomong suka bener."

"Sekali lagi lo berdua ngomong, gue tendang ke afrika lo!" ujar Dewa sembari menatap tajam Rama dan Jaja membuat keduanya terdiam sembari menampakkan deretan giginya.

✨✨✨

Tanpa terasa kini enam anak muda itu sudah sampai di bali.

"Gila, berasa ngelepas beban banget di sini," takjub Ayra.

Rama tertawa kencang mendengarnya. "Heh Marpuah, beban mana bisa ngelepas beban."

Ayra memukul pundak Rama menggunakan tasnya membuat sang empu mengaduh kencang.

"Heh kuda lumping! Sembarangan banget mulutnya ngatain gue beban."

"Kalian berdua nikah aja cocok kok," celetuk Faiza membuat Rama dan Ayra bergidik ngeri.

"Heh Za, gue nikah sama dia bukannya ayem malah penyakitan masuk rumah sakit, darting ngadepin dia tiap hari," sahut Ayra.

"Ngaca woy! Gak sadar diri amat mbaknya, situ juga bikin saya darting ya," balas Rama tak terima.

"Hadeh, budek telinga gue dengerin lo berdua berantem dari tadi," keluh Jaja.

"Udah lah jangan berantem terus, ayo cepetan nyari taksi buat ke villa," ucap Nana berjalan mendahului teman-temannya.

Taksi berjalan memecah sejuknya udara bali.

Dan kini sampailah mereka di tempat penginapan yang telah di pesan jauh-jauh hari oleh mereka.

"Gila, capek banget dari jakarta ke bali. Berasa rontok semua tulang punggung gue," keluh Ayra saat ketiga perempuan ini telah sampai di kamar mereka.

"Aku juga ngerasa capek banget, ternyata bali sejauh itu ya," ucap Faiza menyetujui keluhan Ayra.

Ayra dan Nana kompak menoleh ke arah Faiza. "lo baru pertama kali ke bali Za?"

Faiza mengangguk guna menjawab pertanyaan Ayra.

"Wah gila sih, anak rumahan banget lo." Ayra berdecak kagum.

"Emang lo udah berapa kali ke bali Ra?" tanya Nana penasaran.

"Gue lahir di bali anjir, masih aja lo tanyain berapa kali ke bali! Bapak gue orang manado sedangkan Emak gue orang malang, pindah ke bali gara-gara kerjaan bokap, pas kelas empat SD gue pindah ke bandung sampai SMA," jawab Ayra dengan sedikit emosi nya.

Nana mengangguk-anggukkan kepalanya. "Oh orang bali toh, pantes bau-bau menyan dari kemarin."

Ayra mendelik tak terima. "Mulut lo Na! Gue ulek juga lo lama-lama."

Nana tertawa bahagia berhasil memancing emosi Ayra. "Udah sono istirahat jangan emosi mulu, soalnya mati muda gak enak Ra."

"Anjir, lo nyumpahin gue mati muda ha?!"

"Dikit sih," jawab Nana, sekenanya.

"Gue tikung tau rasa lo!"

Nana tertawa remeh mendengar ucapan Ayra. "Gue jomblo, mau nikung apaan lo? Satpam di rumah atau pak RT di komplek gue?"

"Eh btw anyway busway, lo ada rasa gak sih sama si Jaja?" tanya Ayra penasaran.

"Rasa apa? Rasa coklat, strawberry atau taro kesukaan gue?" bukannya menjawab Nana malah bertanya balik dengan lelucon recehnya.

"Serius gue na, rasa sayang sebagai perempuan ke cowok gitu masak dikit aja gak ada Na, secara keliatan jelas Jaja prioritasin lo terus, walaupun punya pacar seabrek kalau lo minta jemput ke ujung dunia pun bakalan diturutin sama dia yakan?"

Ayra menatap Nana penuh rasa penasaran.

"Yaelah lo gak tau aja gue sering banget jadi nyamuknya dia tiap ngedate sama cewek-ceweknya," sahut Nana membuat Ayra mengernyit heran.

"Emang iya Na?" tanya nya.

Nana melempar bantal ke arah Ayra. "Tidur Ra, tar sore kita banyak kegiatan."

Ayra memegang bantal tersebut sembari menatap Nana. "Yaelah gak asik lu Na, padahal gue masih penasaran." gumamnya.



_____________
Jangan lupa vote & komen
See you gais🧡🏡

Bukan Kembar!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang