Hari ini ada meeting penting di sebuah cafe, bukan cafe mewah, tapi tempatnya sangat sejuk.
"Apa meetingnya akan kita mulai tuan lee?"
"Silakan dimulai. Jangan memanggil saya dengan nama depan saya, karena marga kita sama-sama lee, pak minhyung"
Mark tertawa "Anda benar pak jeno, baik saya akan memanggil anda dengan pak jeno, bagaimana?"
"Kita santai saja"
Kedua perusahaan lee itu memang bekerja sama untuk membangun sebuah proyek. Mereka masing-masing menjalankan bisnis dari papanya.
"Saya boleh menanyakan sesuatu, pak jeno?"
"Apa itu?.. Ngomong-ngomong tempat sekretaris dengan kita saling berjauhan, jadi berbicara seperti biasa saja"
"Haha baiklah.. "
"Apa yang ingin kamu tanyakan?"
"Begini.. Selama aku menjadi temanmu dan menjadi rekan kerjamu, aku tak pernah melihatmu membawa seorang pasangan. Jangan bilang kalau kamu masih lajang, jen?"
"Lalu bagaimana hubunganmu dengan seseorang bernama haechan itu?"
"Dia baik-baik saja, ayolah jangan mengalihkan pembicaraan"
"Baik, baik, sebenarnya aku memang masih lajang. Aku bahkan hampir tak punya waktu untuk hal seperti itu"
"Ayolah, kita bisa double date jika kamu memiliki kekasih"
"Untuk saat ini, aku ingin menikmati masa lajangku dulu. Aku dalam masa kejayaan saat ini, aku ingin menikmati ini sendiri"
"Jangan bilang kamu masih gagal move'on dari perempuan itu?"
"Itu benar, aku memang masih tak bisa melupakannya. Tapi itu bukan alasanku untuk memilih lajang saat ini"
"Ayolah, giselle bukan perempuan baik-baik"
"Aku tau mark, aku tau.. Aku kan sudah bilang, kalau itu bukan jadi hal kenapa aku memilih lajang sekarang. Sejujurnya aku hanya takut di khianati lagi"
"Aku punya beberapa teman perempuan, nanti aku akan perkenalkan. Kamu pernah bilang tak ingin memiliki hubungan dengan laki-laki kan? Jadi aku hanya akan mengenalkanmu pada teman-teman perempuanku"
"Kurasa tidak, terimakasih untuk tawarannya"
"Lalu sampai kapan kau akan menutup hati?"
"Sampai aku menemukan seseorang yang cocok denganku. Seseorang yang mencintaiku disaat waktu terburukku, seseorang yang menerimaku tulus, bukan karena aku anak dari seorang konglomerat. Kali ini aku pasrah, mau itu laki-laki atau perempuan, aku akan menerimanya jika memang dia benar-benar mencintaiku"
"Jeno.. Si paling sadboy"
"Bisa aja, tuan mark lee yang terhormat"
"Aku mulai saja ya rapatnya"
"Loh? Ku kira sudah mulai dari tadi"
Seorang pelayan membawa kopi yang mereka pesan. Tapi saat pelayan itu hendak menaruh kopi, tapi tangannya terhenti saat memandang laki-laki yang bernama lengkap Lee Jeno itu.
"Serius? Ini beneran nih? Dia Lee Jeno kan? Orang yang gue jadikan motivasi selama ini untuk bekerja keras. Kini dia hadir di depan mata gue. Apa gue sedang bermimpi sekarang?"
Ia menaruh kopi, tapi tanpa sadar ia menumpahkan kopinya ke jas milik jeno karena terlalu gemetaran.
"Ahh" Jeno merintih karena panasnya kopi.
"Ah, pak, saya minta maaf" Pelayan itu mengambil sebuah sapu tangan yang berada di sakunya, lalu membersihkan noda kopi yang ia tumpahkan di pergelangan jas jeno.
"Cukup.." Jeno melihat kearah pelayan itu. Ia memandang kagum wajah pelayan itu.
"Apa ini mimpi? Tunggu.. Dia sangat cantik.. Siapa orang ini? Baru kali ini aku melihat laki-laki cantik seperti dia"
Jeno masih memandang kagum pelayan yang masih berdiri di depan mejanya sembari merasa bersalah."Jaem..!!" Pelayan lain yang melihat kejadian itu langsung menghampiri jaemin. Ya, pelayan cantik itu bernama jaemin.
"Renjun..."
"Apa yang lo lakuin? Lo mau kena marah pak john lagi? Udah berapa kali gue peringatin kalo berhati-hati. Apalagi pelanggan penting seperti pak Lee Jeno dan pak Lee Min-hyung. Gue harus laporin ini ke pak john"
"Renjun.. Gue mohon jangan laporin ini ke pak johnny. Gue bisa di pecat kalau lo aduin ini ke pak john"
"Tapi pak john harus tahu ini, lo udah lebih dari tiga kali ngelakuin kesalahan yang sama. Kalo hal ini gak gue laporin, gimana kalo emang lo ga becus kerja? Lo niat kerja kan? Lo sadar gak banyak pelanggan kecewa karena pelayanan di cafe ini kurang memuaskan? Itu bisa mengurangi standar kualitas cafe ini jaem.."
"Gue tau gue salah, gue gak akan ulangi hal seperti ini lagi.."
"Cukup.. Kalian cukup.. Saya gak akan memperpanjang masalah ini. Saya baik-baik aja, jadi jangan aduin orang ini ke pemilik cafe"
"Tapi pak jen.."
"Saya bilang cukup! Anggap saja kali ini tak terjadi apa-apa"
"Baik.. Kalau begitu saya permisi"
"Pak minhyung, maaf untuk soal ini. Sepertinya meeting kali ini kita cancel saja"
"Baik pak jen, saya mengerti"
"Kalau begitu saya duluan, permisi.. Ini uang kopinya, kembaliannya ambil saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
End Of Us [NOMIN]
FanfictionSejak saat itu, aku mencintainya. Aku mencintai seorang pelayan yang menumpahkan kopinya ke jas bajuku. NOTE: Cerita ini pernah di unpublish, tapi tak ada yang berubah dalam alur. -Bahasa baku/non baku -Previous title: From Na To be Lee -New title:...