Mereka memilih salah satu jas, entah apa yang membuat pilihan mereka sama.
"Kamu pilih ini?"
"Lo juga suka ini?"
"Saya rasa ini cocok buat kamu. Kamu mau ambil?"
"Ini aja"
"Okee, kita cari outfit yang lain"
Setelah beberapa lama mereka memilih pakaian. Kini akhirnya tiba dirumah jaemin. Rumahnya cukup besar, tapi terlihat seperti rumah yang tak berpenghuni.
"Pak.. Terimakasih"
"Sama-sama, anggap saja ini hadiah buat kamu"
"Gue ngerti, sekali lagi makasih"
"Oh iya, untuk nanti malam penampilan kamu jangan terlalu berlebihan, saya gak mau orang lain suka juga sama kamu. Kamu hanya boleh berlebihan hanya di depan saya"
"O-okee" Jaemin tak tahu maksud dari jeno apa, tapi ia tak memperdulikan itu.
"Kalau begitu, saya pamit pulang"
"Hm.. Hati-hati"
Malam menunjukkan pukul 19.40, jeno tengah bersiap-siap untuk menjemput jaemin. Tapi..
"Permisi tuan, saya do hyun"
"Silakan masuk" Laki-laki itu mulai memasuki ruangan.
"Jadi? Apa yang kamu tahu tentang laki-laki itu?"
"Iya tuan, saya membawa beberapa informasi tentang laki-laki itu"
"Silakan"
"Laki-laki itu bernama Jaemin, bermarga Na. Lahir di jeonju, 13 Agustus. Umurnya sekarang menginjak 22 tahun, memiliki tinggi badan 177 cm. Ia juga bekerja di salah satu restoran milik pak seo, sebagai seorang barista. Dengar-dengar, kopi buatannya diracik dengan resep yang ia buat sendiri"
"Saya tahu itu, yang lain"
"Ia anak dari pak na yeonseok (nama samaran), nama istrinya tak diketahui. Konon, orang tuanya meninggal karena dibunuh oleh beberapa rentenir saat mereka menagih hutang, tepat di depan pria itu. Mereka dibunuh dengan cara ditembak. Keluarganya juga pernah berhutang pada Presdir Lee, ayah dari pak Jeno. Hobinya melukis, memotret, kadang sesekali ia ikut melakukan balap mobil. Ia dikenal orang yang nakal, bahkan tetangganya bilang sendiri kalau pria itu pernah merusuh di rumahnya"
"Siapa rentenir yang membunuh orang tua jaemin? Jangan bilang bawahannya papa?"
"Saya kurang tahu pak, maaf"
"Kalau begitu jelaskan lebih detail mengenai pria itu"
"Baik.."
Laki-laki itu menjelaskan lebih detail tentang jaemin. Dari makanan kesukaan hingga hal-hal yang jaemin sukai.
"Itu sekilas info tentang pria itu pak"
"Bagus, kamu sangat bisa diandalkan. Sekarang tugas kamu mencari tahu dalang dibalik pembunuhan orang tua jaemin. Kalau itu memang salah satu bawahan papa, itu akan jadi penghalang hubungan saya dengan pria itu. Kamu mengerti maksud saya kan?"
"Saya sangat mengerti. Kalau begitu saya permisi"
Jeno berangkat menuju rumah jaemin dengan penampilan sempurnanya. Sesampainya dirumah jaemin..
Ia mengetuk pintu, tapi sepertinya pria itu meminta jeno untuk menunggu. Jadi, jeno menunggu diluar. Saat pria itu keluar..
Jeno terpaku melihat sosok indah yang berdiri di depannya, ia memandang kagum wajah pria itu.
"Pak..? Pak..? Pak lijen!"
"I-iya?"
"Kenapa? Gue aneh ya?"
"N-nggak! K-kamu cantik.."
"Gue laki-laki!"
"Saya gak bohong.. Antara tampan dan cantik.. Tapi sepertinya pria ini lebih dominan ke cantik. Jujur, saya baru menemukan laki-laki secantik kamu"
"Jen.. Jen! Ngelamun mulu lo, awas nanti kesambet"
"Kamu sempurna, sangat cocok"
"Jangan begitu, gue jadi malu"
"Haha.. Baiklah, ayo kita berangkat"
"Eemm"
"Jaem.. Nanti saya minta kamu jaga sedikit sikap kamu. Kamu sering melihat saya bicara dengan orang-orang kan? Tiru itu, asalkan kamu nurut. Semua akan baik-baik saja"
"Iya, gue paham"
"Nah kalau gitu, kita berangkat sekarang?"
"Iyaa"
KAMU SEDANG MEMBACA
End Of Us [NOMIN]
FanfictionSejak saat itu, aku mencintainya. Aku mencintai seorang pelayan yang menumpahkan kopinya ke jas bajuku. NOTE: Cerita ini pernah di unpublish, tapi tak ada yang berubah dalam alur. -Bahasa baku/non baku -Previous title: From Na To be Lee -New title:...