Jeno sampai tepat di depan pintu rumah jaemin, ia sesekali memanggil nama jaemin sambil mengetuk pintunya. Beberapa menit jeno tetap mengetuk pintu itu namun tak ada jawaban, ia tahu kalau jaemin tak ada di rumahnya karena sudah terlihat jelas kalau rumahnya jaemin sangat gelap dan pintunya pun terkunci, tapi ia tetap memanggil nama jaemin dan berharap ada seseorang yang membukakan pintu untuknya
Hujan turun dengan deras, tapi jeno tetap stuck disana. Akhirnya selang beberapa lama jeno meneriaki nama jaemin, akhirnya ia menyerah. Jeno duduk pada anak tangga di teras rumah jaemin dan ia membiarkan hujan mengguyur dirinya
"Na.. Kamu dimana? Omongan kak taeyong tentang perasaan saya, itu gak bener. Oh iya, gara-gara brengsek itu" Jeno langsung berlari menuju mobilnya dan langsung menancapkan gas dengan kecepatan tinggi.
{Pov Jaemin}
Jaemin berjalan sambil menahan sakitnya menuju rumah sahabatnya renjun. Hingga sesampainya ia di depan teras rumah renjun, ia mengetuk pintu sambil merintih memanggil nama renjun.
"Renjun.. Njun.."
Hingga beberapa menit renjun masih belum membukakan pintu untuk jaemin.
"Njun, lo denger gak? Kayaknya ada yang ngerintih"
"Ah masa, perasaan lo doang kali"
"Coba matiin dulu tvnya!"
Renjun mengambil remote lalu mematikan tvnya. Terdengar suara samar-samar orang yang merintih kesakitan
"Renjun..."
"Iya ji kaya ada orang"
"Suaranya dari luar, dia ngerintih manggil nama lo. Jangan-jangan.."
"Ji jangan ngomong yang aneh-aneh"
"Gue serius, tapi suaranya laki-laki"
Renjun dan jisung kembali memperhatikan suara yang mereka dengar
"Bentar ji, kayaknya gue kenal sama suaranya.."
"Siapa?"
"Jaemin!"
Renjun menyadari suara itu dan langsung segera berlari membukakan pintu untuk memastikan apakah itu jaemin atau bukan.
Renjun membukakan pintu, ia mendapati jaemin yang sudah terkapar karena menahan sakitnya
"Jaemin..??!!"
"Ji! Jisung!" Teriak renjun yang membuat jisung berlari menghampirinya
"Ji tolong bantu gue"
"Loh ini jaemin kenapa?"
"Gue gak tau, ayo bantuin" Mereka memapah jaemin dan membawanya ke kamar renjun.
Selang beberapa lama jaemin tersadar, ia melihat renjun dan jisung disana
"Ren.."
"Lo mau duduk? Biar gue bantu"
"Kalo gitu biar gue bikinin teh anget buat jaemin" Jisung berkata demikian lalu menuju dapur
"Lo kenapa bisa kaya gini? Jeno yang nyakitin lo? Iya?"
"Nggak, bukan jeno"
"Terus? Siapa? Bilang aja sama gue"
"G-gue.."
"Ini tehnya"
"Ayo lo minum dulu.. Pelan-pelan masih panas" Jaemin meminumnya
"Jadi? Lo kenapa?"
"Gue gapapa ren"
"Ren, jangan tanya-tanya jaemin dulu buat sekarang mungkin dia belum mau cerita" Selang jisung
KAMU SEDANG MEMBACA
End Of Us [NOMIN]
FanfictionSejak saat itu, aku mencintainya. Aku mencintai seorang pelayan yang menumpahkan kopinya ke jas bajuku. NOTE: Cerita ini pernah di unpublish, tapi tak ada yang berubah dalam alur. -Bahasa baku/non baku -Previous title: From Na To be Lee -New title:...