"Ah, jaem.. Duduk" Titah renjun
"Jadi, apa yang mau kalian bicarain?"
"Syukurlah haechan bisa membawamu. Jaem, keadaan jeno memburuk"
"Lalu? Apa urusannya sama gue? Bukannya lo bilang gak akan bawa jeno kesini lagi?"
"Aku emosi saat itu"
"Kenapa dengannya?"
"Dia sakit, tak ingin makan dari kemarin, bahkan dia hanya menghabiskan waktunya di tempat tidurnya. Jaemin, pikirkan kembali tentang hal ini.. Jeno dulu laki-laki yang bermartabat dan terhormat, tapi ia bisa seperti ini karena kamu. Kamu datang di saat jeno terluka, kamu mengobatinya, tapi kenapa seakan kamu membuka paksa lukanya yang dulu? Haruskah jeno terluka lagi? Kamu bayangkan, jeno terluka karena cinta pertamanya dulu, lalu datang giselle, dia mengobati jeno, tapi apa yang giselle perbuat? Lalu datang kamu, dan kamu juga mengobatinya, tapi sekarang? Jaemin, melihat jeno yang seperti itu membuatku terluka"
"Jaemin, kalian sama-sama saling mencintai. Dari banyaknya pilihan kenapa kamu memilih jalan berpisah sedangkan jalan untuk bersama terbuka lebar untuk kalian? Kalian bicara berdua, temui jeno, deep talk padanya" Timbal haechan
"Sebelumnya gue gak mau ikut campur sama urusan lo jaem. Tapi kali ini gue bakal ikut bicara, mark haechan bener, mau sampe kapan lo ngebohongin perasaan lo sendiri? Gue tau lo kangen sama jeno, gue tau lo masih mencintai dia. Lo gak bisa kabur dari perasaan lo jaem, itu bakal nyakitin diri lo sendiri. Lo gak mau kayak gini terus kan? Apa salahnya temui jeno, tanyakan tentang perasaannya langsung. Jangan kabur jaem, perasaan lo harus di urus, lo butuh kepastian" Tambah renjun
"Kenapa kalian selalu dorong gue buat balik sama jeno? Gue gak mau nyakitin dia, itu sebabnya gue gak bisa sama dia"
"Terus, apa dengan begini kamu gak nyakitin jeno?"
Jaemin benar-benar bingung dengan perasaannya sendiri
"Renjun.."
"Temui jeno, lo bakal tau jawabannya"
"O-okee, gue bakal temuin dia. Mark, haechan, kalian bisa bawa gue ke tempat jeno sekarang?"
"Akhirnya jaem.. Aku dan haechan bisa mengantarmu"
Mereka berjalan menuju teras kost renjun
"Renjun, gapapa kan gue tinggal?"
"Gapapa pergi aja"
"Kalo butuh temen lo hubungin jisung"
"Iya gue tau"
Mark dan haechan sudah memasuki mobil lebih dulu, saat jaemin membuka pintu mobil..
"Jaem.." Teriak renjun, jaemin menghentikan tindakannya
"Kenapa gue rasa gak rela buat jaemin pergi..? Jaem, gak bisa kah lo nyadar tentang perasaan gue? Eh.. Apa yang lo lakuin jun! Lo mau nyegah jaemin buat ngejar kebahagiaannya? Sadar akan posisi lo jun, lo abangnya jaemin inget itu!"
"Renjun.. Kenapa??"
"Oh, gapapa, gajadi. Pergi aja sana"
"Gue pergi yaa"
"Hati-hati"
Mark mulai menyalakan mesin mobilnya, lalu menjauh dari pelataran kost renjun.
"Gue sebenernya tau tentang perasaan lo jun, sejak saat dimana lo bilang lo mencintai gue, itu bukan cinta antara adik dan kakak kan? Setiap cinta yang lo kasih ke gue, gue sangat-sangat berterimakasih. Tapi maaf jun, bagi gue lo cuma sekedar abang buat gue. Gue udah anggep lo abang gue sejak dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
End Of Us [NOMIN]
FanfictionSejak saat itu, aku mencintainya. Aku mencintai seorang pelayan yang menumpahkan kopinya ke jas bajuku. NOTE: Cerita ini pernah di unpublish, tapi tak ada yang berubah dalam alur. -Bahasa baku/non baku -Previous title: From Na To be Lee -New title:...