Kontradiksi

661 27 0
                                    

Taeyong membantu ayahnya untuk menidurkan nya di kasur

"Taeyong tak akan menggangu papa, jadi istirahatlah"

"Tunggu!.. Duduk saja dulu"

"Ada apa? Papa butuh sesuatu?"

"Duduklah" Taeyong menuruti keinginan pria tua itu

"Taeyong.. Jangan bersikap keras padanya, dia itu adikmu.. Papa sudah tua, penyakit papa sering kambuh. Jadi, jika suatu saat papa tiba-tiba pergi, jangan bersikap seperti bocah lagi, kalian sudah dewasa"

"Pa.."

"Papa terlalu keras padanya, papa gagal menjadi ayah yang baik untuknya, jadi sudah jangan bertengkar lagi"

"Tapi anak itu yang memulainya lebih dulu, bahkan dia hampir membunuh taeyong"

"Jeno itu anak papa, kamu pun anak papa. Papa tau jeno, papa tau kamu.. Jeno itu anak yang memiliki alasan untuk marah, jeno sangat mirip dengan ibumu, dia lembut tapi dia bisa tegas. Jadilah kakak yang baik untuknya.. Meskipun selama ini papa seperti tak memperdulikan kalian, tapi sebenarnya papa memperhatikan pertumbuhan kalian. Semakin dewasa kalian semakin di kuasai oleh ego kalian masing-masing, papa takut hal itu bisa menghancurkan keluarga kita. Jadi taeyong, sudah.. Hentikan semuanya".

"Jadi? Papa mau memaafkan apa yang sudah pak na perbuat?"

"Kejadian itu sudah lama, pak na pun mendapatkan balasan yang setimpal. Jadi, biarkan anak itu hidup, papa sudah memberikan beban berat pada anak itu"

Taeyong terdiam..

"Maaf pa, papa mungkin sudah bisa menerima semuanya, tapi taeyong masih membutuhkan waktu. Papa istirahat saja, panggil taeyong atau yang lain saat papa butuh sesuatu" Setelah berbicara demikian, taeyong keluar dari kamar pak Lee.

"Lukamu.. Obati lukamu!" Teriak pak Lee pada taeyong yang sedang menutup pintu kamarnya.

Taeyong melihat mark keluar dari kamar jeno membawa sebuah koper, mungkin itu barang-barang milik jeno. Mark terhenti ketika melihat taeyong, mereka hanya saling memandang dari kejauhan.. Lalu tiba-tiba taeyong berjalan mendekati mark

"Aku tadi tak sengaja memukul anak itu dengan keras hingga darahnya keluar dari mulutnya. Bawa dia ke dokter dan periksa lukanya, aku takut ada luka dalam di tubuhnya" Setelah memberitahu mark, taeyong pun berjalan menjauh menuju kamarnya.

"Mereka saling peduli, tapi mereka sangat sulit untuk menunjukkan itu, hingga mereka melakukan suatu hal yang tak ingin mereka lakukan"

"Pak minhyung!"

"Karina..??"

"Dimana pak jeno? Beliau baik-baik saja?"

"I-iya, dia baik-baik saja"

"Dimana pak jeno sekarang?"

"Dia di mobilku, aku akan membiarkannya menginap di apartemenku untuk beberapa hari"

"Pak.. Sebenarnya ada apa? Apa yang terjadi pada pak jeno? Saya baru melihat pak jeno semarah ini"

"Jaemin kabur dari rumah sakit, dan ini semua ada hubungannya dengan taeyong. Jadi mungkin itu yang membuat jeno sangat marah pada taeyong"

"Jaemin kabur...??"

"Benar"

"Pantas saja.. Lalu apa pak jeno tau dimana jaemin sekarang?"

"Itu dia, kita tak tahu dimana jaemin sekarang. Jeno sudah mengecek rumahnya, tapi sepertinya jaemin tak ada disana"

"Hubungan mereka kenapa semakin merenggang.."

"Hubungan siapa yang kamu maksud?"

"Hubungan pak jeno dengan jaemin, juga.. Hubungan pak jeno dengan tuan taeyong"

"Entahlah.. Tapi ku rasa, kalau begini terus keluarga mereka bisa saja hancur. Sejak kapan semuanya berubah..??"

"Maksud bapak?"

"Saya, taeyong dan jeno dulu dekat, kita sangat akrab.. Tapi setelah kepergian nyonya Lee, semuanya berubah. Taeyong mulai menjauh, sejak saat itu saya tak melihatnya lagi. Jeno pun pergi ke los angeles untuk menyembuhkan lukanya. Saya tak mendengar kabar taeyong dan jeno setelah waktu itu.. Tapi kami bertiga bertemu lagi di saat menginjak SMA, saya hanya berhasil dekat dengan jeno lagi, tapi kita berdua kehilangan taeyong.. Taeyong benar-benar menjadi orang yang tertutup setelah kepergian ibunya. Kami masih bisa bertemu, tapi taeyong tak seperti dulu lagi, dia berubah.."

"Berarti memang nyonya Lee yang memiliki peran paling penting di kehidupan mereka ya pak.."

"Ya.. Karena hanya nyonya Lee yang bisa mengendalikan situasi di rumah ini, hanya beliau yang bisa membuat taeyong, jeno bahkan pak Lee sekalipun bisa tunduk. Mungkin kepergiannya menyisakan banyak luka bagi mereka, itu sebabnya mereka menjadi egois.. Taeyong dulu tak seperti sekarang, dia baik, berhati lembut, bahkan dia sangat menyanyangi jeno.. Tapi saya sadar, sekarang taeyong bukan taeyong yang saya kenal dulu.. Ah, maaf sudah berbicara terlalu banyak"

"Tak apa pak minhyung, saya mengerti.. Pencarian jaemin dilakukan besok kan pak? Saya akan ikut membantu"

"Tapi karina, jeno meminta saya untuk anda tak ikut dalam hal ini"

"Kenapa?"

"Dia takut kalau kamu kelelahan, jadi dia meminta kamu jangan lakukan tugas yang bukan bagianmu"

"Tak apa pak, saya akan tetap ikut mencari jaemin.. Saya juga merasa bersalah atas hal ini, jadi saya akan membantu"

"Jeno akan marah jika kamu tak ingin menurutinya"

"Sampaikan pada pak jeno, saya akan membantunya sebagai seorang perempuan yang mengenal baik kalian, bukan sebagai sekretaris pak jeno. Jadi dengan begitu, pak jeno tak bisa melarang saya" Mark tertawa pelan mendengar perkataan gadis itu

"Kalau begitu berarti kamu hanya orang asing yang ikut membantu" Ledek mark

"Wah jahat.. Kalau begitu.." Karina memberi jabatan tangan pada mark

"Perkenalkan, aku yoo jimin.."

Mark sedikit tertawa "Jangan bercanda"

"Siapa namamu?"

"Baik, saya minhyung.. Tapi jeno lebih memanggilku mark" Mark menerima jabatan tangan gadis itu

"Baik, minhyung ya..?? Oh, atau mark saja?.. Lalu.. Siapa itu jeno..?"

"Kamu bebas memanggilku.. Jeno, siapa ya dia..? Oh, dia temanku.. Tidak, dia sepupuku.. Bukan! Dia adikku"

"Jadi? Siapa sebenarnya jeno?"

"Dia adikku"

Mereka berdua tertawa...

"Bagaimana pak? Bapak sudah mengenal yoo jimin? Besok, saya akan menyuruh yoo jimin untuk membantu mencari jaemin"

"Tapi jimin tak mengenal jaemin"

"Akan saya perkenalkan nanti"

Mereka kembali tertawa

"Baiklah, baiklah"

"Tapi maaf pak, hanya untuk besok saya akan memanggil bapak dengan nama pak minhyung saja"

"Siapa? Kamu atau yoo jimin?"

"Oh iya, yoo jimin ya.."

"Sudah cukup, kamu cukup menghibur.. Saya hampir lupa, saya menyuruh jeno menunggu di mobil, saya pasti kena semprot"

"Baiklah.. Berhati-hatilah pak"

Mark membawa barang-barang jeno menuju mobilnya

End Of Us [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang