"Dimana kak taeyong?" Tanya jeno pada pengawal pribadi taeyong
"Tuan taeyong sedang keluar pak"
"Bilang padanya nanti kalau saya mencarinya"
"Baik pak jeno"
//
"Jaem, kamu baik-baik saja?" Tanya haechan
"Gue baik-baik aja" Jaemin memberikan senyum khasnya pada laki-laki itu
"Pasti sakit ya"
Jaemin dan haechan asyik mengobrol, sedangkan mark menunggu mereka diluar.
"Mark?"
"Jen.."
"Kenapa disini?"
"Jangan ke dalam, di dalam ada haechan sedang mengobrol dengan jaemin. Saat ada aku jaemin sama sekali tak mengeluarkan suara, tapi saat aku menunggu di luar, ia mulai berbicara dengan haechan, bahkan tersenyum. Apa aku ada salah dengan jaemin, jen?"
"Tak hanya denganmu, jaemin juga seperti itu padaku"
"Memangnya ada apa dengan jaemin?"
Jeno menggeleng..
"Aku tak tahu, kak taeyong pun tak pulang, tadinya aku ingin berbicara dengannya. Apa yang sudah dia katakan hingga jaemin menjadi seperti itu"
"Taeyong tak pulang? Kemana dia?"
"Aku tak tahu"
"Ngomong-ngomong, apa kamu berhasil menghubungi jaehyun?"
"Ya, aku akan menemuinya dua hari lagi"
"Aneh, biasanya dia sangat sulit untuk di ajak bertemu"
"Sudah, yang penting aku bisa menemuinya dan berbicara tentang perasaannya pada kak taeyong"
"Taeyong selalu seperti itu, ia akan merugikan orang lain bila keinginannya tak terpenuhi. Aku bahkan masih sangat ingat tentang kejadian lima tahun lalu.. Kamu ingat?"
"Saat kak taeyong di tolak oleh cinta pertamanya?"
"Benar! Kamu ingat?"
"Bagaimana aku bisa melupakan kejadian yang sangat menggemparkan satu keluarga hanya karena seseorang tertolak cintanya?"
Mark tertawa "Betul, kejadian itu akan jadi sejarah bagi keluarga Lee"
Jeno pun ikut tertawa.. "Sudah, sudah.. Kak taeyong akan marah bila mendengarnya"
"Keluarga Lee akan bodoh jika jatuh cinta, itu sudah takdir keluarga kita"
Mereka berdua tertawa.
Jeno dan mark memasuki ruangan, mereka melihat haechan dan jaemin memang sedang bercanda.
"Permisi, kita boleh ikutan?" Ucap mark
"Gak boleh! Semua laki-laki emang sama aja" Sahut haechan
"Loh babe, kamu juga laki-laki"
"Diem, aku lagi kesel"
"Loh hae kenapa kamu ikut jaemin?"
"Gapapa, pingin aja temenin jaemin buat ikutan marah sama kamu"
Mark memegang kepalanya, sedangkan jeno hanya menunjukkan senyum khasnya.
"Capek ya mark?"
"Gapapa, serius aku gapapa"
"Oh iya jaem, saya bawain kamu makanan dan buah-buahan. Kamu sudah makan?"
"Jaemin sudah makan, hae yang suapi"
"Ah, terimkasih haechan"
"Kenapa jeno berterimakasih? Jaemin itu adik kecil hae, jadi sudah menjadi tugas hae untuk menjaga jaemin"
"Sejak kapan?" Sela mark
"Sejak waktu itu.. Mark, aku ingin berbicara denganmu, ikuti aku"
"Sebentar jen"
Mark mengikuti langkah pria itu menuju koridor kosong rumah sakit
"Ada apa babe?"
"Ku rasa ada yang salah dengan jaemin"
"Maksudmu?"
"Dia seperti terpaksa untuk tersenyum, ada apa?"
"Akupun tak tahu, donghyuck"
"Wah, kamu sangat cepat menyadarinya"
"Tentu babe, aku sudah lama mengenalmu"
Ya, haechan memiliki kepribadian ganda. Bukan, lebih tepatnya haechan memiliki inner child yang sulit untuk ia kendalikan, jadi ia akan menjadi donghyuck saat sedang serius dan menjadi haechan saat di kerumunan. Ku ingatkan, ia hanya akan menjadi donghyuck ketika sedang serius..
"Tapi, apa kamu tahu sesuatu mark?"
Mark menggeleng
"Apa jeno menyadari hal ini?"
"Tentu saja, kan?"
Haechan mengangguk tanda mengerti
"Apa kamu tak bertanya pada jaemin?"
"Aku sudah bertanya tapi ia tak mau menjawab"
"Kita balik lagi kesana?"
Haechan mengangguk, lalu mendahulukan jalan ke ruangan jaemin.
Mark mendekat kearah jeno lalu membisik di telinga jeno
"Bagaimana? Apa jaemin sudah ingin berbicara denganmu?" Lalu jeno menggeleng.
"Na.." Jeno memegang tangan jaemin.
"Kamu kenapa? Kamu marah sama saya? Kalau kamu marah kasih tau saya dimana letak kesalahan saya, supaya saya bisa tau. Saya gak tau kamu kenapa, tiba-tiba kamu gini. Kamu gak seneng saya balik? Ceritain semuanya sama saya apa yang terjadi sama kamu?"
Jaemin tak menghiraukan perkataan jeno, ia hanya memandangi jendela dengan tatapan kosong.
"Sudah jen.. Beri waktu untuk jaemin, mungkin jaemin belum siap menceritakan semuanya pada kamu"
"Tapi aku lelah mark, aku lelah di pandang sebelah mata olehnya. Jaemin seperti tak ingin melihat kearahku, ia juga menyangkal kehadiranku. Tadi ia bisa berbicara dan tersenyum pada haechan, tapi kenapa ia mendadak bisu saat aku berada disini. Kamu tak menyukai kehadiran saya na?"
"Lo.. Apa lo tau sesuatu?" Jaemin mulai berbicara, dan jeno pun sedikit terkejut, akhirnya
"Tau apa?"
Jaemin menarik nafasnya dalam lalu mengeluarkannya..
"Bukan apa-apa, lupain"
"Apa yang kamu maksud?"
"Gue gak akan cerita sampai lo yang ceritain ke gue semuanya"
"C-cerita soal apa?"
Jaemin merebahkan tubuhnya, lalu menyamping ke arah yang berlawanan dari jeno, kemudian membungkus tubuhnya dengan selimut.
"Apa yang dia maksud mark?"
Mark menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
End Of Us [NOMIN]
Fiksi PenggemarSejak saat itu, aku mencintainya. Aku mencintai seorang pelayan yang menumpahkan kopinya ke jas bajuku. NOTE: Cerita ini pernah di unpublish, tapi tak ada yang berubah dalam alur. -Bahasa baku/non baku -Previous title: From Na To be Lee -New title:...