Haechan

3.1K 147 1
                                    

"Tunggu pak.."

Jeno memalingkan badan, melihat pelayan itu berjalan menuju arahnya.

"Sebelumnya gue sangat-sangat berterimakasih. Jadi, apa yang bapak mau? Gue gak mau punya hutang budi"

"Permintaan? Apa ya?"

"Pak, gue serius. Gue akan ganti jas lo nanti, jadi tenang aja"

"Kamu yakin mau ganti jas saya? Karina, tolong beri tahu harga jas saya pada pelayan ini"

"Baik pak, harga dari jas pak jeno 5 juta won. Lalu harga kemeja dari pak jeno 2 juta won. Dipilih dari bahan terbaik, dari toko yang terbaik pula. Kalau dasi dari pak jeno sehar-"

"Cukup, kamu hanya perlu menjelaskan harga jas saya"

"Baik pak"

"Bagimana? Masih mau mengganti jas saya?"

"G-gue bisa ganti"

"Baik, saya akan kemari lagi untuk menagih hutang kamu"

Jeno dan sekretaris pribadinya pergi dengan mobil mewah yang terparkir disana.

"Bodoh! Lo bodoh jaem! Gimana lo bisa ganti? Sedangkan hutang mendiang orang tua lo aja belum bisa lo lunasin.. Arghhhh, sudahlah, palingan orang itu lupa. Lagipula dia kan kaya. Jas seperti itu belum ada apa-apa nya bagi dia!"

"Pak jen.. Bapak yakin untuk menagih hutang pelayan tadi? Saya rasa dia bukan orang yang maaf.. Bukan orang yang mampu"

"Tidak.. Saya tidak benar-benar serius, tapi kita lihat saja bagaimana cara dia menghadapi saya"

"Apa bapak tertarik dengan pelayan itu?.. Maaf kalau saya lancang. Tapi sepertinya bapak memiliki ketertarikan terhadap pelayan tadi. Karena sebelumnya hal ini pernah terjadi, tapi kemudian bapak hanya memaafkannya. Membuang jas itu lalu pergi. Tapi sepertinya jas dengan noda kopi itu masih bapak bawa sampai kedalam mobil, bukankah itu akan mengotori mobil pak jen?"

"Saya tak membuangnya? Kenapa ya? Ntahlah, saya rasa saya akan menyimpan jas ini"

"Menyimpan jas dengan noda kopi? Jika di cuci, itu akan semakin merusak jas itu. Bapak yakin akan menyimpan jas itu?"

"Saya tak akan memakai kembali jas ini, saya juga tak akan mencuci jas ini. Saya hanya akan menyimpannya. Ntah kenapa saya bisa berpikiran begitu"

"Baik pak, saya mengerti"

Malam itu jeno duduk termenung di bangku dekat kolam renang, mengingat kembali kejadian yang baru ia alami hari ini.

"Kamu melamun sambil senyum-senyum sendiri, kenapa? Kesambet?"

"Mark?.. Sejak kapan?"

"Baru saja.. Semenjak kita sibuk mengurus perusahaan papa kita masing-masing, kita jadi jarang ngobrol bareng, kita jadi jarang kumpul bareng. Jadi, aku mutusin buat kerumah kamu. Gimana kabar ayah kamu?"

Jeno dan mark memang bersahabat sejak lama, sejujurnya mereka masih bersaudara, ayahnya mark adalah adik dari ayahnya jeno.

"Beliau baik, hanya perlu beristirahat yang cukup"

"Ayang umm.. Masa aku di cuekin?"
Seseorang berbicara dari belakang.

"Hae, kemari.."

"Kamu jeno ya?"

"I-iya.. Siapa ini? Mark?"

"Ini haechan, pacarku, yang selalu aku ceritakan padamu"

"Dia lebih lucu dari yang aku kira"

"Terimakasih, aku memang lucu. Oh iya, aku melihat ada beberapa kucing disana, boleh aku bermain bersama mereka?"

"Silakan.. Rumahku, rumah mark juga. Lakukan sesukamu"

"Mark.."

"Pergilah.."

"Terimakasih, aku menyayangimu"

Mereka asik mengobrol berdua, sedangkan haechan asik bermain dengan kucing milik jeno.

"Gimana untuk meeting besok? Apa kita akan meeting di cafe itu lagi?"

"Ku rasa tidak, kita adakan rapat nanti di kantor papaku"

"Kenapa? Kamu trauma untuk ke cafe itu lagi?"

"Tidak, hanya saja rapat ini penting menurutku. Aku tak ingin ada gangguan apapun lagi"

"Hmm, kamu betul.. Bicara soal cafe itu, pelayan kemarin cantik menurutku"

"Mark.. Aku dengar" Haechan berteriak dari ruang sebelah. Jeno hanya tertawa.

"Aku akan berbicara pelan. Aku tak bohong, pelayan itu cantik. Bagaimana? Kamu merasa cocok dengannya?"

"Ku akui pelayan itu memang tampan sekaligus cantik. Tapi aku rasa sangat sulit untuk menaklukkan hatinya"

"Ayolah, kau bisa membuat orang lain jatuh cinta padamu. Kau juga mungkin bisa saja mengambil hati pelayan itu"

"Aku memang bisa menaklukkan hati perempuan. Tapi, orang ini laki-laki, apa aku bisa?"

"Tentu kamu bisa, pesonamu sebagai CEO muda sangat terlihat jelas. Siapapun bisa jatuh cinta padamu bukan?"

"Mark.. Aku sudah mengantuk, ayo pulang" Haechan memotong pembicaraan mereka.

"Sebentar babe.. Kamu atur saja rencanamu, aku mendukung yang terbaik untukmu. Pacarku sepertinya kelihatan kelelahan, kami akan pulang"

"Baiklah, hati-hati"

"Yaa" Mereka pergi.

"Siapa nama pelayan itu.. Ja.. Jae.. Ahh, jaemin.. Jaemin ya.. Akan ku ingat baik-baik.."

"Do hyun.. Do hyun!!" Jeno memanggil salah satu bawahannya.

"Iya pak, ada yang bisa saya bantu?"

"Sekarang saya punya tugas buat kamu, kamu sama teman-teman kamu cari tahu orang yang bernama jaemin, salah satu pelayan di cafe milik pak seo"

"Baik Pak"

"Jika sudah, kabari saya"

"Baik.. Kalau begitu saya permisi"

End Of Us [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang