Selang beberapa menit, jaemin melepaskan pelukannya..
"Ayo, duduk dulu" Titah pria itu dan jaemin menurutinya
"Mau gue buatin lo teh? Atau sesuatu?"
"Gak perlu.."
"Oke kalo gitu, ini minum dulu" Renjun memberikan segelas air, dan jaemin menerimanya
"Apa yang bakal lo lakuin setelah ini? Pasti mark dan haechan bakal bilang hal ini sama jeno"
"Apa yang harus gue lakuin.. Njun..??"
"Ya itu sih hak lo, kalo lo emang serius mau keluar dari hidupnya jeno, lo bilang ke jeno baik-baik.. Mark bener, lo gak bisa mutusin hubungan sepihak, itu bakal buat salah satu diantara kalian ngerasa janggal. Lo omongin ini baik-baik sama jeno, mau gimanapun endingnya, masalah ini harus lo selesain"
"Tapi njun.."
"Lo mencintai jeno? Kan udah gue bilang, semuanya ada di lo, mau gimanapun endingnya ada di tangan lo.. Gue rasa, lo harus omongin ini dari hati ke hati, lo tanya gimana perasaan jeno yang sebenernya ke lo. Kalo emang semuanya seperti apa yang lo pikirin, jeno gak cinta sama lo, dia cuma kasihan, lo bisa jelasin perasaan lo yang sebenernya ke dia. Tapi kalo sebaliknya, balik lagi ke awal, semuanya ada di tangan lo.. Jaem, kabur dari masalah gak bakal ngeberesin masalah ini. Jadi, masalah ini harus lo omongin baik-baik"
"Menurut lo, gue harus gimana? Njun, gue bener-bener bingung"
"Saran gue, lo ikutin apa kata hati lo.. Lo gak mau ngebiarin jeno pergi? Ya lo kasih tau perasaan lo.. Lo bisa to the point sama jeno nanti"
"Tapi gimana kalo semuanya seperti apa yang gue pikirin?"
"Jangan mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi jaem.. Itu cuma buat lo kepikiran dan makin tersiksa.. Walaupun semuanya emang seperti apa yang lo pikirin, lo percaya aja sama pilihan hati lo.. Tenang jaem, kalo misalkan jeno emang bener-bener ngebuang lo setelah ini, masih ada gue disini.. Karena sebenernya.. Gue juga mencintai lo.."
"Hah? Ngomong apa barusan?"
"Ah? Apa?"
"Lo ngomong apa barusan?"
"Gak ada, gue gak ngomong apapun"
"Tadi gue denger lo ngomong sesuatu"
"Gak ada, ngomong apa coba?"
"Lo.. Mencintai gue?"
"O-oh.. Gue mencintai lo sebagai adik gue"
"Ohh.. Gue kira apaan, gue juga mencintai lo kok"
"Serius..??"
"Iya, sebagai hyung"
"A-ah.. I-iyaaa" Jaemin mengelus rambut renjun
"Apaan sih, jauhin tangan lo"
"Ko apaan sih, barusan kita ngelakuin kasih sayang sebagai kakak adik kan?"
"I-iyaudah, lo laper gak?"
"Eumm"
"Gue udah beli makanan, ayo makan"
"Boleh.. Eh, jisung gak dateng lagi ya ke kost lo?"
"Biarin lah, dia cuma ngabisin stok makanan gue doang"
"Ya kan biar rame, biar seru juga"
"Oh gue gak seru gitu?"
"Enggak, gak gitu"
"Sini lo jangan kabur!" Renjun mengejar jaemin yang kabur menuju dapur
"Udah, stop! Gue udah laper"
"Panggil gue hyung"
"Harus yaa??"
"Mau makan gak?"
"Eumm.. Hyung, jaem laper.."
Renjun sedikit salah tingkah, tapi ia berhasil menutupinya
"Ambil piring sama sendoknya"
"Baik boss" Jaemin memberikan dua buah piring dan sepasang sendok pada renjun
"Ayo makan, na"
"Na..??"
"Na jaemin.. Kenapa?"
"O-oh.. Nggak.. Gue keinget seseorang"
"Udah udah, ayo lanjut aja makannya"
"Emm"
...
Jeno hanya mengaduk makan malamnya, ia hanya melamun sambil berulang kali mengecek ponselnya, ia benar-benar menunggu bawahannya berhasil menemukan jaemin
Setelah itu jeno meredamkan tubuhnya di bathub dan merelax kan tubuhnya dengan lilin aromaterapi yang sudah di sediakan disana sambil menikmati segelas wine
Beberapa menit ia berendam, ia bangkit dari tempatnya, memakai bathrobe lalu menatap keluar jendela apartemen
Jeno terlihat seperti tak memiliki gairah hidup, bahkan kamar apartemennya pun sekarang berantakan, bekas makanan yang belum ia bereskan, bahkan ada bekas beberapa botol soju disana..
Kini, pandangan jeno tertuju pada ponsel jaemin di atas meja di sudut ruangan, tadinya ia hanya membiarkan ponsel itu disana dan tak akan menyentuhnya, sebab jeno tipe orang yang tak akan menyentuh barang milik orang lain. Tapi semakin ia pandangi, ia semakin penasaran dengan isi ponsel jaemin
Jeno mendekati meja itu, lalu ia meraih ponsel jaemin yang tergeletak disana. Melihat lockscreen ponsel milik jaemin, jaemin orang yang tak memperdulikan ponselnya, bahkan lockscreennya pun menggunakan default system. Jeno membuka layar lockscreennya, benar saja, jaemin bahkan tak mengunci ponselnya. Apa yang sebenarnya ia lakukan pada ponselnya, ia gunakan untuk apa? Sebab aplikasi di ponselnya sangat sedikit, jeno melihat isi pesan di ponsel itu, banyak panggilan tak terjawab dari kontak bernama min jeong.. Tunggu, bukankah min jeong itu masalalu jaemin? Tapi kenapa ia masih menghubungi jaemin?
Lalu jeno tak sengaja mengklik galeri di ponsel jaemin, tak ada yang aneh disana. Tapi ia terkejut, saat ia melihat fotonya disana, sepertinya jaemin memotret jeno saat ia sedang lengah. Jeno tersenyum, tapi seketika tatapannya tertuju pada satu foto, yaitu foto jaemin dan min jeong.. Ia langsung kesal, mematikan ponselnya dan meletakkannya kembali di meja itu...
Tiba-tiba mark membuka pintu kamar jeno
"Jen!!!"
"Mark.. Kamu buat aku kaget.. Kenapa?"
Mark terengah-engah, ia mencoba mengatur nafasnya
"Dimana haechan? Bukannya tadi kamu bareng dia?"
"Dia sudah ku antar pulang.. Jen!! Dengarkan aku!!"
"Aku dari tadi mendengarkanmu"
"Aku menemukan jaemin!!" Jeno langsung terkejut, ia mmemegang bahu mark dengan semangat
"Dimana? Dimana dia?"
"Dia di rumah renjun"
"Selama ini..??"
Mark mengangguk..
"Tapi kenapa renjun bilang dia tak tahu.. Ah, sudahlah.. Aku akan bersiap-siap sekarang"
"Tunggu! Kamu temui jaemin besok saja.. Aku tadi menemuinya, sepertinya perasaannya sedang sensitif jadi dia akan menolak keras ajakanmu untuk kembali"
"Tapi aku tak bisa menunggu mark.. Aku sangat merindukannya"
"Aku paham, tapi tolong dengarkan aku! Temui jaemin besok.. Dan sekarang bereskan dulu kamarmu!"
"Aku akan membereskannya nanti"
"Nanti kapan! Aku minta bereskan sekarang!!"
"Baik, baik.."
"Jika malas untuk membersihkan, setidaknya jangan merusak kamarku"
"Aku akan menyuruh dohyun untuk membereskannya"
"Apa kamu tak merasa kasihan padanya? Dia terus bekerja untukmu, sudah bereskan saja sendiri"
"Huh, baik hyung.."
"Lucu"
KAMU SEDANG MEMBACA
End Of Us [NOMIN]
FanfictionSejak saat itu, aku mencintainya. Aku mencintai seorang pelayan yang menumpahkan kopinya ke jas bajuku. NOTE: Cerita ini pernah di unpublish, tapi tak ada yang berubah dalam alur. -Bahasa baku/non baku -Previous title: From Na To be Lee -New title:...