Sesampainya di sebuah restoran.
"Maaf, kami terlambat"
"Pak jen, kami sudah menunggu. Silakan duduk"
"Terimakasih"
Jaemin memperhatikan sekitar, ia melihat cukup banyak orang-orang berjas. Ia sangat gugup, karena ia baru pertamakali ke pertemuan orang-orang penting setelah saat itu.
"Loh, pak minhyung? Saya kira anda tak datang" Jeno berkata demikian.
"Saya diundang, agak tak sopan bila saya menolak undangan dari pak nakamoto"
"Pak minhyung bisa saja" Sahut direktur tersebut.
"Oh iya perkenalkan, ini calon istri saya. Jaemin"
Jaemin terkejut, kenapa jeno memperkenalkan dirinya dengan sebutan calon istri? Itu membuat jaemin malu. Namun, ia harus bersikap layaknya seseorang yang memiliki kewibawaan.
"Semuanya, saya jaemin"
"Jaemin? Ah, jaemin yang itu ya.. Aku denger-denger, orang tuanya bangkrut yaa"
Sahut salah satu wanita disana. Iya, wanita itu giselle, dia keponakan dari pak nakamoto, masa lalunya jeno.
"Kok mau sama orang kayak dia?"
"Saya mencintai jaemin"
"Cinta itu gak cukup. Jen, seharusnya kamu belum bisa move on dari aku"
"Oh, jadi dia mantannya jeno yaa" Jaemin bergumam dalam hatinya.
"Kamu punya apa, berani deket sama jeno? Bukannya perusahaan orang tua kamu bangkrut yaa"
Seketika suasana menjadi hening, sepertinya jaemin tahu harus melakukan apa. Ya, memojokkan wanita itu.
"Saya emang gak punya harta, tapi seenggaknya saya punya cinta. Cinta yang tulus buat jeno, gak seperti kamu"
Giselle yang merasa kalau dirinya sedang disindir, kini memanas
"Maksud kamu apa? Kamu hanya pelarian, kamu hanya pelampiasan, kamu hanya dijadikan bayang-bayang masa lalu oleh jeno. Kamu masih merasa bangga?"
"Giselle, cukup. Saya mencintai jaemin."
"Kenapa? Dia hanya seorang pelayan. Semuanya denger! Jaemin itu cuma seorang pelayan di restoran pak seo"
"Kenapa kamu bisa tau? Oh.. Jadi bener, selama ini kamu punya hubungan dengan pak seo? Sudah gak kaget sih"
"Diam! Tuan Lee belum tau kan soal ini? Bagaimana jika pak Lee tau kalau anaknya jatuh cinta dengan seorang pelayan"
"Memangnya kenapa kalau saya pelayan? Yang penting saya tidak mencuri harta orang. Memanfaatkan orang yang sedang patah hati, membuatnya jatuh cinta, lalu setelah mendapatkan apa yang dia mau, dia pergi meninggalkan seseorang itu. Apa bedanya orang itu dengan pencuri?"
"Apa kamu yakin jeno mencintai kamu? Kalau di liat-liat, jeno masih mencintai masa lalunya. Ya, itu aku"
"Lalu, darimana kamu yakin kalau jeno masih mencintaimu?"
"Sudah jelas bukan? Jeno sangat mencintai aku, aku kenal jeno. Dia orang yang tak mudah jatuh hati, tapi sekalinya dia jatuh hati, dia tak akan bisa berhenti mencintai orang itu. Benar kan jen? Kamu sendiri yang berkata begitu"
"Tapi sayang, kenyataan tak berpihak pada kamu. Saya yang ada dihati jeno sekarang, bukan kamu"
"Oke, kalau kalian memang sudah tunangan, dimana cincin kalian?"
Jaemin terdiam, tak bisa mendapatkan kata-kata lagi. Tiba-tiba jeno mengeluarkan sebuah kotak perhiasan. Isinya sepasang cincin berlian disana.
"Ini, ini cincin pertunangan kita. Kamu bisa cek sendiri"
Giselle terkejut, ia masih tak bisa percaya. Jeno kembali menaruh sepasang cincin itu kedalam sakunya.
"Nggak! Ini pasti bohong! Kamu..!" Giselle menunjuk kearah jaemin.
"Kamu seharusnya sadar diri. Kamu siapa, seorang pelayan seperti kamu ingin bersanding dengan laki-laki kelas atas seperti jeno? Memang tak punya malu"
"Kamu yang seharusnya sadar diri. Kamu yang hanya masa lalu jeno punya hak apa tentang hubungan kami?"
Giselle mencoba untuk menyiram jaemin dengan segelas air yang ada di meja tersebut. Tapi hal itu dihadang oleh jeno dan alhasil giselle sendiri yang terkena siraman minuman itu.
"Ahh.. Basah kan. Jen, kamu apa-apan sih"
Jeno memukul keras meja itu, hampir semua pengunjung restoran disana terkejut. Seketika suasana menjadi hening, tak ada suara apapun yang terdengar. Jeno mulai berdiri dari tempat dudukanya sambil menahan amarahnya. Sepertinya jeno memang benar-benar marah kali ini. Kemudian ia mengatakan...
"Pak, saya hadir disini bersama yang lain itu karena saya menghormati bapak. Tapi sepertinya keponakan bapak yang satu ini sama sekali tak menghormati saya dan calon istri saya!. Bukan, sejujurnya saya tak peduli dengan orang yang merendahkan saya dan tak menghormati saya. Tapi, dia merendahkan calon istri saya!!. Saya dan calon istri saya akan pergi, saya juga akan membatalkan kelanjutan proyek besar kita, karena sejujurnya saya tak peduli dengan itu semua. Saya hanya peduli dengan harga diri calon istri saya. Dan maaf karena telah membuat keributan"
"Eh? Jeno sampai segitunya ngebela gue. Tapi entah kenapa, gue seperti dilindungi. Calon istri, Kata-kata itupun membuat hati gue serasa berdebar" Batin jaemin berkata demikian.
"Tunggu pak Lee, saya minta maaf yang sebesar-besarnya atas apa yang telah dilakukan keponakan saya pada calon istri bapak. Saya akan memarahinya nanti"
"Loh? Om kok kayak gitu! Om seharusnya belain aku dong"
"Giselle, kamu pergi. Kehadiran kamu disini hanya membuat keributan"
"Tapi kan om.."
"PERGI SEKARANG!"
"Issshh.. Awas kalian"
KAMU SEDANG MEMBACA
End Of Us [NOMIN]
FanfictionSejak saat itu, aku mencintainya. Aku mencintai seorang pelayan yang menumpahkan kopinya ke jas bajuku. NOTE: Cerita ini pernah di unpublish, tapi tak ada yang berubah dalam alur. -Bahasa baku/non baku -Previous title: From Na To be Lee -New title:...