"Kak, jika kakak berada diposisi jeno, kakak akan melakukan hal yang sama, bukan?."
"Aku hanya menjalankan perintah papa, sebelum kamu yang kena, kamu minggir! Lagipula aku bukan kamu"
"Lalu bagaimana laki-laki yang bernama jaehyun itu?! Kakak mencintainya kan?" Gertak jeno.
"Itu urusanku, kamu tak perlu ikut campur!"
"Kak, kita hanya seseorang yang sedang jatuh cinta. Bukankah kakak pun ingin bersanding dengan laki-laki bermarga jung itu? Kakak menginginkan hal yang sama denganku kan? Kumohon, jangan sakiti jaemin. Aku juga akan sakit" Jeno menjatuhkan dirinya dan menunduk di hadapan taeyong. Ia berharap laki-laki itu benar-benar tak akan menyakiti jaemin.
"Apa yang lo lakuin, bodoh!"
Taeyong ikut menundukkan dirinya, dan menatap adiknya.
"Lihatlah, kamu sangat menyedihkan. Kamu rela menjatuhkan harga dirimu dihadapanku hanya untuk pengawalmu ini? Benar-benar menyedihkan... Baiklah, aku tak akan menyakiti jaemin. Sebagai gantinya, aku akan mengirimmu ke rumah rahasia, agar kamu menyadari semua yang kamu lakukan. Tanpa pengawal, tanpa internet, tanpa komunikasi dengan orang lain. Bagaimana?"
"Lalu bagaimana dengan jaemin?"
"Dia akan berada dibawah naunganku, untuk sementara waktu. Kenapa? Kamu terlihat khawatir? Tenang jen, bagaimanapun aku ini kakakmu, aku masih menyayangimu, aku tak akan pernah menyentuh apapun milikmu, termasuk jaemin"
"Apa kamu bisa dipercaya?"
Taeyong tertawa kecil.
"Adikku sekarang pandai berbicara. Menurutmu? Apa aku bisa dipercaya?"
"Jika kau menyakiti jaemin. Aku tak akan segan-segan. Maupun kau, papa, ataupun satu keluarga lee sekalipun, jika kalian menyakiti jaemin. Aku tak akan menahan diri lagi"
"Itu lucu.. Adikku ingin mengkhianati keluarga besar Lee demi seekor anjing kecil. Kalau begitu, kamu akan berurusan denganku" Mereka saling menatap. Namun jaemin masih terdiam, ia berusaha menangkap apa yang mereka bicarakan.
"Aku menyetujuinya" Ucap jeno.
"Aku akan mengantarmu. Bawahanku akan berjaga-jaga disana. Jaemin, kamu dibawah pengawasan saya sekarang"
"Berapa lama?"
"Sampai kamu jera dengan apa yang beru saja kamu lakukan. Ikuti saya"
...........
Mereka berjalan pada sebuah pulau tak berpenghuni, disana sepi, tak ada aktivitas apapun, baik nelayan ataupun para wisatawan yang bermain kepulau. Benar-benar tak berpenghuni.
"Dimana ini jen?" Tanya jaemin.
"Ini pulau milik kakek dari kakekku. Pulau ini dikhususkan untuk salah satu keluarga yang bermasalah, mereka akan di asingkan disini sampai mereka jera dan menyadari kesalahannya"
"Tapi lo kan gak bersalah? Kenapa lo harus tinggal disini?"
"Ini semua demi kamu na, saya tau betapa kerasnya kak taeyong. Jadi saya tak mau dia menyakiti kamu"
"Tapi lo bakal mati kesepian disini"
"Saya akan berada disini hanya untuk beberapa waktu. Itung-itung untuk penyembuhan saya karna dirumah saya selalu ketemu sama pekerjaan"
"Kalian ngobrol aja dulu. Ya, anggap aja kalimat perpisahan yang tak lama. Aku tunggu di dalam jen" Teriak taeyong.
"Jen, tapi gue khawatir sama lo"
"Seharusnya yang kamu khawatirkan itu diri kamu sendiri. Saya khawatir sama kamu na. Siapa yang bakal melindungi kamu saat saya gak ada disana? Orang rumah itu sedikit kejam, terlebih kak taeyong berada dirumah sekarang. Saya kasih tau satu hal sama kamu, jika kak taeyong bersikap semena-mena pada kamu, kamu lawan aja atau beri kak taeyong sedikit pelajaran. Tolong, jangan takut! Kamu itu dibawah perlindungan saya, bukan kak taeyong. Saya juga akan bilang sama mark untuk jagain kamu. Sejujurnya, keluarga bawah dan keluarga utama itu sama aja. Yang saya percayai sekarang hanya mark, jika kamu butuh bantuan, panggil mark"
"Gue ngerti jen. Gue akan baik-baik aja"
"Mungkin ini akan lama. Tapi saya akan kembali secepatnya. Tunggu saya ya.. Kamu jaga diri baik-baik. Oh iya, jika suatu saat kamu merindukan saya. Tolong panggil nama saya, saya akan selalu berada dihati kamu"
Perkataan jeno benar-benar membuat jaemin luluh. Ia memeluk jeno dan menangis.
"Jangan menangis na, kita hanya berpisah sementara" Jeno menahan tangisnya dan melepas pelukan jaemin. Dengan berat hati sambil memegang pundak jaemin ia berkata.
"Jaga diri kamu baik-baik. Saya mencintaimu" Ia segera berbalik badan dan berjalan menjauh dari jaemin. Saat jeno mulai jauh darinya, jaemin berteriak.
"GUE JUGA MENCINTAI LO JEN!!"
Jeno yang mendengar itu terkejut dan langkahnya terhenti. Ia ingin berbalik badan dan berlari memeluk jaemin. Tapi ia takut tak bisa menahan air matanya. Ia urungkan niatnya dan berlari menjauhi jaemin.
"Gue juga mencintai lo. Tapi kenapa lo tetep pergi?"
"Permisi.. Tuan taeyong menyuruh anda untuk pulang lebih dulu pak Na"
"Gue ngerti"
"Mari saya antar"
Dengan berat hati jaemin meninggalkan tempat itu. Ia akan menunggunya, sampai kapanpun ia akan terus menunggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
End Of Us [NOMIN]
FanfictionSejak saat itu, aku mencintainya. Aku mencintai seorang pelayan yang menumpahkan kopinya ke jas bajuku. NOTE: Cerita ini pernah di unpublish, tapi tak ada yang berubah dalam alur. -Bahasa baku/non baku -Previous title: From Na To be Lee -New title:...