END

1.4K 32 3
                                    

{Hari ke-2 setelahnya}

Jeno dan jaemin baru saja selesai mandi, mereka masih mengenakan bathrob.

"Jen, biar ku bantu mengeringkan rambutmu"

"Terima kasih"

Sesaat jaemin mengeringkan surai hitam jeno, ia berjalan menuju balkon, melihat pemandangan kota dengan wajah yang sedikit murung, sambil menkmati sebatang cigarettenya.. Sedangkan jeno hanya menatap dari bilik jendela, ia tau prianya sedang memikirkan sesuatu. Karena khawatir, jeno menndekati jaemin dan menanyakan apa yang sedang mengganggu pikirannya

"Ada apa? Kamu terlihat murung?"

"J-jen.. Aku baik-baik saja"

"Katakan, ada apa? Apa yang mengganggu pikiranmu?"

Jeno tau betul jika jaemin berbohong. Sedangkan jaemin memang tak bisa menyembunyikan kebohongannya

"Aku hanya sedang berpikir, jika kamu menikah denganku nanti, kamu tak akan memiliki keturunan"

Jeno menatap lekat jaemin

"Kenapa kamu sampai memikirkan hal itu?, aku bahkan sama sekali tak memikirkannya"

Jaemin menoleh, ia membalas tatapan dalam pria itu

"Oh ayolah jen, jika kamu memilihku, kamu harus menanggung setiap konsekuensinya. Satu di antaranya adalah hal itu"

Jeno mengelus halus surai jaemin dan meyakinkan ia atas pilihannya

"Jaem.. Kamu tau.. Saat setelah aku memilihmu, itu berarti aku telah menerima segala konsekuensinya, bahkan jika aku harus merelakan semua yang ku punya. Aku memilihmu, untuk diriku. Jadi jangan pikirkan apapun"

"Lalu bagaimana keturunan keluarga lee terus berlanjut? Kamu tak ingin mengakhirinya kan?"

"Nanti, aku hanya akan menunjuk keluarga bawah untuk menggantikan posisiku kan?"

"Bagaimana dengan ayahmu? Ayahmu pasti sangat menginginkan seorang cucu, sedangkan aku tak akan bisa memberikannya"

"Hubungan kita adalah karma untuk papa, sedangkan bagiku hal ini adalah anugrah. Jadi, jangan memikirkan apapun di luar kuasamu"

"Bagaimana jika suatu saat kamu mulai bosan denganku? Kamu melihat banyak manusia di luar sana yang menggendong seorang bayi dan meninggalkanku demi seseorang yang bisa memberikanmu seorang buah hati?"

"Kamu berpikir terlalu jauh sayang"

"Setidaknya beri aku keyakinan"

"Kamu membuatku jatuh cinta sedalam ini lagi naa, mungkin aku belum pernah mengatakan ini padamu, tapi jika aku jatuh cinta aku takkan berpaling, karena cintaku benar-benar tulus padamu"

"Jika cintamu sudah habis?"

"Maka hidupku pun berakhir"

"Semoga ini bukan hanya omongan manismu saja jen"

"Lalu bagaimana denganmu? Apa yang membuatmu yakin untuk menikah denganku?"

End Of Us [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang