13

11.9K 737 4
                                    

Melihat Kyra yang menunduk Alaska menghela napasnya pelan, bagaimana pun dia tidak bisa memarahi Kyra sebegitunya. Kemudian Alaska menarik Kyra ke dalam pelukannya.

"Gak usah nangis"

"Lagian kamu gak percaya banget sama aku Rey" kata Kyra memukul dada Alaska.

Alaska menghela napasnya, "bukan gak percaya Ra, tapi sikap kamu gak kaya biasanya"

"Biasanya kan kalau kamu lagi datang bulan itu, manjanya gak ketulungan sama aku. Tapi sekarang tiba-tiba jadi ngejauh, wajarkan kalau aku curiga sama perbedaan kamu sekarang. Kalau aku ada salah ngomong aja Ra, aku lebih suka kamu yang blak blakkan" lanjut Alaska.

Kyra tidak menjawab, dia masih asik sesegukan di dalam pelukan Alaska. "Kalau misalkan suatu saat nanti kamu di beri pilihan antara aku atau orang baru, kamu bakalan pilih siapa?"

"Kenapa yang kaya gini aja kamu harus tanya aku sih Ra, jelas-jelas aku pasti bakalan pilih kamu" Alaska suka heran dengan pertanyaan Kyra yang sering random. Padahal itu bukan hal yang sulit untuk di jawab oleh Kyra sendiri.

"Kalau ternyata orang baru itu punya tempat di hati kamu, gimana?" kata Kyra mendongak menatap Alaska.

Alaska menunduk, melihat wajah Kyra yang sedang mendongak dengan lucu. Bagaimana tidak lucu? Saat ini Kyra sedang menangis, pipi dengan hidung yang memerah, mata berkaca-kaca, ditambah lagi dengan bibirnya yang mengerucut membuat Alaska harus menahan diri untuk tidak meremukan orang yang ada di pelukannya ini.

"Ya berarti aku bakal pilih dia, simpel kan?" kata Alaska bercanda. Tetapi Kyra menganggapnya serius karena raut wajah Alaska yang tidak berubah.

Kyra kembali menunduk, "kalau saat itu udah tiba, jangan lupa ngomong sama aku ya. Aku gak akan marah atau ngelakuin hal yang aneh, tapi aku bakal coba buat hapus perasaan aku sama kamu" kata Kyra pelan.

Tapi memang pada dasarnya jarak mereka berdua tidak ada, Alaska mendengar ucapan Kyra. "Kamu anggap ucapan aku barusan serius?" tanya Alaska.

Kyra mengangguk, "ya ampun sayang, padahal aku cuman bercanda. Lagian ngapain aku nyari yang baru kalau kamu udah sempurna di mata aku" kata Alaska.

"Siapa tahu kan kamu kepincut sama cewek yang lebih cantik dari aku" kata Kyra cemberut.

Alaska terkekeh kecil, "denger nih, aku cuman bakal ngomong sekali. Cewek yang lebih cantik dari kamu udah sering aku temuin, sebelum atau bahkan sesudah kita pacaran. Tapi tetep aja kan kalau pada akhirnya aku sama kamu, itu tandanya cinta aku sama kamu gak mandang fisik" kata Alaska.

"Bisa aja kan?" kata Kyra seperti tidak puas dengan jawaban Alaska.

"Yang serius deh, di hati aku cuman ada dua wanita. Pertama ibu aku, yang kedua kamu. Jadi nanti kalau kamu lihat atau denger aku sama yang lain, tanya dulu sama aku bener atau enggak nya" ucap Alaska.

"Bisa aja kamu bohong sama aku, bilangnya gak kenal tapi ternyata selingkuhan!"

Alaska terkekeh kecil, Kyra seperti menyudutkan dirinya saja. Tapi Alaska akui, Kyra cukup cerdik untuk ukuran yang udah lama menjalin hubungan.

"Bukannya kamu udah bisa membedakan raut wajah aku ketika bohong atau jujur. Kalau kamu gak bisa bedain, keterlaluan banget" kata Alaska geleng-geleng.

"Kenapa keterlaluan? Salah kamu sendiri dong kalau gak bisa yakinin aku sama penjelasan kamu" kata Kyra tidak mau di salahkan.

"Iya lah yang, kita udah menjalin hubungan gak sebulan, dua bulan, tapi tiga tahun. Selama itu kamu belum bisa membedakan ekspresi wajah aku ketika bohong atau yang lainnya, jahat gak? Aku aja udah bisa bedain semua tingkah laku kamu saat hubungan kita baru satu tahun"

"Jangan mau benernya aja yang, sekali kali ngalah kalau debat sama aku. Ngaku salah atau kalah gak akan bikin kamu malu, tapi kamu berhasil ngalahin ego kamu. Gak ada tuh yang bilang kalau kodrat cewek selalu benar. Kamunya aja yang gak mau ngalah sama aku"

____

KYRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang