"Kamu dari mana aja Ra? Aku udah dari tadi kesini. Handphone kamu juga kenapa gak aktif?" tanya Alaska beruntun.
"Apaan sih Sa, udah deh gue capek. Minggir!" kata Kyra ketus.
"Kamu kenapa Ra? Kenapa tiba-tiba jadi ketus gini, aku ada salah sama kamu? Padahal tadi di sekolah kita baru aja baikan, masa sekarang mau marahan lagi" kata Alaska.
"Sa, ngertiin deh. Aku lagi capek, nanti kita ngomong lagi. Bisa?" kata Kyra memandang Alaska lelah.
Sedari tadi Kyra masih memikirkan jalan apa yang akan dia ambil. Melepaskan atau mempertahankan.
Alaska menghela napasnya pelan, "ya udah. Nanti kalau kamu udah gak capek, ngomong sama aku ya" kata Alaska lembut.
Kyra mengangguk, kemudian dia meninggalkan Alaska yang menatapnya dengan sendu.
"Sekarang apa lagi Ra? Apa yang ganggu pikiran kamu, kenapa hubungan kita gak pernah berjalan dengan baik" ucap Alaska menatap tubuh Kyra yang sekarang sudah tertelan tembok.
°°°
"Maafin aku Rey, bukan maksud aku buat ngejauhin kamu. Tapi aku rasa, aku butuh waktu dengan semua ini" kata Kyra sambil bersandar di pintu kamarnya.
Kyra menangis di kamarnya, bukan ini yang dia inginkan. Kyra hanya ingin hubungan dia dan Alaska baik-baik saja. Meskipun ada masalah, seenggak nya itu masalah kecil, bukan seperti ini. Mereka seperti tidak di beri kebebasan dalam hubungan ini.
"Gue udah punya pilihan, bener atau enggaknya, itu urusan belakangan. Tapi yang pasti gue harus lakuin ini dulu" ucap Kyra mantap.
"Tunggu Rey, aku bakal bikin hubungan kita kuat dan gak akan goyah hanya karena sebuah angin"
°°°
"Pagii...." sapa Kyra saat melihat Alaska turun dari lantai dua. Kyra memang pagi-pagi buta sudah nangkring di rumah Alaska setelah memutuskan jika Kyra akan tetap mempertahankan hubungan mereka.
Alaska menaikan sebelah alisnya, merasa heran dengan kelakuan Kyra. Bukannya tadi malam Kyra marah dengan dirinya? Kenapa sekarang malah sangat ceria. Tapi tak urung Alaska membalas sapaan Kyra. "Pagi, tumben udah disini aja. Biasanya harus aku jemput dulu baru main kesini" kata Alaska setelah duduk disamping Kyra, dia mengacak rambut Kyra pelan.
Kyra cemberut, "ih, rusak kan sekarang rambut aku. Gak cantik lagi nanti kamu berpaling lagi dari aku" kata Kyra sambil merapihkan kembali tatanan rambutnya.
Sudut bibir Alaska berkedut, sejak kapan Kyra jadi begini. Mana bilang dirinya cantik lagi, meski Alaska akui Kyra memang cantik. Tapi biasanya Kyra tidak pernah memuji dirinya sendiri.
"Emang sejak kapan kamu cantik?" goda Alaska.
Bibir Kyra semakin maju, "aku udah cantik dari lahir. Emangnya kamu, jelek dari lahir, wleekk" kata Kyra sambil menjulurkan lidahnya pada Alaska.
Orangtua Alaska hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan mereka berdua, sudah biasa.
"Oh iya bun, hari ini abang ada acara sama temen. Jadi mungkin bakal pulang malem" kata Alaska pada bundanya, Cristal Cristina Aldebaran.
Meskipun Alaska anak tunggal, dia tetap menyebut dirinya abang.
"Iya, tapi tetap aja. Jangan pulang lewat jam dua belas malam, oke" kata Cristal lembut.
Alaska mengangguk, "niatnya juga sampai jam sepuluhan sih bun, tapi gak tahu kalau nanti. Tapi abang usahain pulang sebelum jam dua belas"
"Butuh dana gak?" tanya ayah Alaska, Devandra Aldebaran.
Alaska menggeleng, "enggak yah, soalnya udah pada iuran anak-anak yang lainnya"
Devan mengangguk, "kalau ada apa-apa atau kamu sama geng kamu butuh sesuatu, jangan sungkan bilang sama ayah, oke?!"
"Iya yah, emang kapan abang sungkan kalau minta sama ayah?!" kata Alaska sambil cengengesan.
"Ini anak bunda satu lagi kenapa cemberut terus sih, ada apa sayang?" tanya Cristal saat matanya tidak sengaja melihat kearah Kyra.
"Habisnya Kyra di cuekin sih, gak like!" kata Kyra memalingkan wajahnya.
Mereka semua terkekeh kecil, geli sekali melihat tunangan anak mereka yang seperti itu, biasanya dia tidak peduli dengan pembicaraan mereka.
Apalagi Alaska, dia malah semakin ngakak melihat raut wajah Kyra yang sedang cemberut itu. Gemas banget gitu lihatnya, jadi pengen remukin badannya.
Alaska meraup wajah Kyra, "Udah ah gak cocok kamu kaya gitu!"
"Yuk ke kamar aku aja, ada yang pengen aku bahas" sambung Alaska.
"Loh, bukannya kamu ada acara ya sama temen kamu?" tanya Kyra, dia seakan lupa jika sebelumnya dia sedang merajuk.
"Nanti Ra gak sekarang, habis maghrib" kata Alaska.
Kyra hanya membulatkan mulutnya, setelah itu dia beranjak dari kursi dan mengikuti Alaska yang akan kembali ke kamarnya.
"Awas jangan ngelakuin hal yang aneh" kata Cristal memicingkan matanya.
"Yaelah bun, kaya baru pertama kali aja" balas Devan.
"Tapikan tetep aja bunda takut mereka kelewat batas" ucap Cristal pelan.
"Udah percaya aja, Alaska gak sebrengsek itu"
___
KAMU SEDANG MEMBACA
KYRA [END]
Teen FictionTransmigrasi series ~ 1 •••••• Kyra tidak menyangka jika tunangannya mengkhianati dirinya. Padahal Kyra tidak pernah berbuat hal yang merugikan tunangannya. Akhirnya Kyra melampiaskan semuanya dengan balapan liar. Tapi naas, rem motor yang dia gunak...