"Apa mungkin itu perempuan yang sama dengan yang waktu itu? Sepertinya iya. Apa mungkin sebenarnya Alaska sama perempuan itu udah lama menjalin hubungan? Sial, pemikiran gue benar-benar menolak untuk berpikir positif!" keluh Kyra.
Kyra langsung membalikan badannya dan pergi meninggalkan taman belakang begitu saja saat melihat Alaska yang mulai menyadari jika dirinya sedang di perhatikan. Terbukti dengan lelaki itu celingukan kesana kesini.
"Sial!! Gue jadi gak tahu apa yang bakal mereka lakuin! Kenapa juga tuh tunangan gue peka banget sama sekitar?!" keluh Kyra saaat dia tidak bisa mencari tahu lebih lanjut lagi karena takut ketahuan.
Kyra berjalan ke kelasnya dengan lesu saat sedikit lagi dia akan tahu Alaska bajingan atau bukan. Tapi ternyata tuhan sedang berbaik hati pada Alaska, sehingga tuhan masih menyembunyikannya dari Kyra.
Flashback on:
"Sa, kita gak bisa kaya gini terus. Kapan gue bakal diakui? Gue capek kalau ketemu sama lo harus main kucing-kucingan gini!" kata perempuan itu.
Alaska mengelus pelan rambut gadis di depannya, "sabar Nad, sebentar lagi. Tolong kasih gue waktu buat semuanya, gue gak mungkin bicara gitu aja"
"Sampai kapan? Sampai kapan lo mau sembuny----"
Yah, hanya segitu yang Kyra dengar. Salahkan saja Alaska yang memotong pembicaraan perempuan itu.
Huh, kalau sudah begini, Kyra bisa mati penasaran. Lagian Alaska jadi orang kok peka banget sama sekitar, gak bisa gitu jadi orang yang bodoh aja sekalian.
"Eh, enggak-enggak. Enak aja tunangan gue bodoh. Kalau gitu ganti, kenapa gak gue aja yang lebih cerdik dari Alaska? Nah ini baru benar" pemikiran Kyra yang mulai tidak bisa diajak serius.
"Oke, mungkin hari ini kalian masih bisa lolos dari gue. Tapi lain kali jangan harap!!! Gue ikutin sampai lubang semut sekalipun!!" kata Kyra menggebu-gebu.
°°°
Alaska terlihat celingukan di depan pintu kelas Kyra, setelah menemukan posisi Kyra, dia langsung saja menghampirinya. "Hai, sorry lama. Tapi pas aku balik dari ruang guru, ketemu sama Nadia. Jadi kita ngobrol dulu" kaya Alaska sambil mengelus rambut Kyra lembut.
Wait wait, perasaan dulu Alaska gak ada ngomong kaya gini ke gue. Dulu dia terkesan bodo amat. Hemm, gue mencium aroma-aroma menyembunyikan rahasia yang besar. Batin Kyra.
" gak papa, santai aja. Lagian juga kalau kamu mau ketemu sama cewek mana pun juga boleh-boleh aja, asal ada bahasa lah sama aku. Gak langsung ketemu gitu aja, kesannya kamu lagi kaya selingkuh kalau kaya gitu" ucap Kyra santai, dia tidak menyadari jika badan Alaska menegang, tetapi dengan cepat Alaska langsung mengubahnya seperti semula.
"Gak mungkin lah aku selingkuh, satu cewek kaya kamu aja udah cukup bikin aku pusing" kata Alaska sambil tertawa kecil.
"Justru itu, karena cewek kaya aku bikin kamu pusing, bisa aja kan kalau kamu nyari cewek yang bisa manjain kamu" kata Kyra.
"Ngomong apa lagi sih Ra? Bahas cewek lagi. Kamu kaya mau banget kalau kita itu terus-terusan berantem. Kan dari dulu-dulu aku udah sering bilang, kamu udah sempurna. Emang iya, kamu bikin aku pusing. Tapi dalam artian beda Kyra. Lagian juga ngapain aku cari cewek yang bisa manjain aku, kalau kamu aja lebih bisa manjain aku dari yang lainnya. Udah ya, aku lagi gak mau berantem sama kamu" kata Alaska mengelus rambut Kyra pelan.
Untung saja kelas Kyra hanya ada mereka berdua, jadi perseteruan mereka tidak akan menjadi bahan perbincangan satu sekolah. Meskipun mereka memang sudah jadi bahan perbincangan karena keduanya menjalin hubungan.
Kyra menepis tangan Alaska pelan, "Ihh, maksud aku itu yang bisa manjain kamu dalam tanda kutip. Masa gitu aja kamu gak ngerti" kata Kyra sambil cemberut.
Alaska tertawa mendengar ucapan Kyra, jadi maksudnya disini Alaska yang tidak bisa memahami jalan pikiran Kyra. Kalau orang lain akan marah saat pasangannya 'dimanja' oleh orang lain, justru Kyra berbeda, dia malah menyuruh Alaska untuk melakukan hal yang iya iya.
Alaska menarik kursi Kyra dan memepetkan kursi keduanya, kemudian dia mendekatkan bibirnya pada telinga Kyra. "Ngapin aku cari yang bisa 'manjain' aku kalau kamu juga bisa lebih 'manjain' aku" bisik Alaska sambil menggigit kecil telinga Kyra.
Kyra bergidik merasakan napas Alaska menerpa telinganya, belum lagi setelah Alaska selesai berbicara dia menggigit telinganya, semakin membuat bulu kuduk Kyra meremang.
"Apa lagi dengan status kita yang udah tunangan, kalau pun nanti ada hasil setelah kamu 'manjain' aku, kita tinggal nikah aja. Gampang kan?" lanjut Alaska tanpa merubah posisinya.
Kyra sontak langsung mendorong Alaska menjauh darinya, demi apapun saat Alaska bicara seperti itu, Kyra merasa ada yang salah dengan dirinya. Dia bukannya marah, malah tersipu.
"Apaan sih Rey, jorok banget pembahasan kamu" kata Kyra tanpa menatap Alaska.
Alaska tersenyum geli, dia yakin jika Kyra pasti sedang malu. Lagian siapa suruh cari topik yang seperti itu duluan, Alaska tidak akan menolak untuk membahasnya, apalagi sampai mempraktekannya. Alaska langsung memukul pelan kepalanya, aiss, otaknya sudah benar-benar gila.
"Kan kamu duluan yang bahas itu Ra, kenapa jadi nyalahin aku?" kata Alaska tanpa mengalihkan tatapannya pada Kyra yang justru sedang melihat kearah lain, seolah tidak mau bertatap langsung dengan mata Alaska, mungkin Kyra sudah kepalang malu.
"Ya tapikan gak usah kamu perjelas juga Rey, kamu yang ngomong tapi kenapa jadi aku yang malu?!" kata Kyra yang sudah berani menatap mata Alaska.
Alaska terkekeh kecil, dia langsung menarik Kyra untuk masuk kedalam pelukannya. "Kalau kamu malu untuk membahas hal kaya gitu, gimana kalau kita praktek langsung?"
____
KAMU SEDANG MEMBACA
KYRA [END]
Teen FictionTransmigrasi series ~ 1 •••••• Kyra tidak menyangka jika tunangannya mengkhianati dirinya. Padahal Kyra tidak pernah berbuat hal yang merugikan tunangannya. Akhirnya Kyra melampiaskan semuanya dengan balapan liar. Tapi naas, rem motor yang dia gunak...