"Hati-hati di jalan guys, sukses buat kalian. Jangan lupain gue ya!!" Ilham melambaikan tangannya saat melihat Alaska dan yang lainnya sudah akan memasuki pesawat.
Hari ini Alaska dan yang lain berangkat ke Australia, sedangkan Ilham dan Biru akan berangkat minggu depan.
Tidak terasa, semuanya cepat berlalu. Hari ini mereka melepaskan sahabatnya untuk memperbanyak pengalamannya sampai mereka benar-benar siap untuk terjun langsung ke lapangan.
"Gak kerasa yah, sekarang cuman kita berdua yang masih di Indonesia. Semua inti galaxies udah pada berangkat ke negara tempat mereka mencari ilmu. Kita disini cuman bareng anak-anak galaxies yang masih SMA" kata Ilham saat mereka keluar dari bandara.
Setelah memasuki mobilnya, Biru berucap "gak lama lagi juga kita bakal ninggalin Indonesia, dan bakal menetap di Inggris entah sampai kapan" Biru melajukan mobilnya. "Kuliah kedokteran gak cukup waktu empat tahun, apalagi lo mau ngambil spesialis. Pasti ada tambahan tahun buat lulus"
Ilham mendengus pelan, "benar. Lagian kenapa gue ngambil jurusan kedokteran kemarin. Kenapa gak ikut aja sama Alaska ke Australia buat ambil jurusan bisnis"
Biru berdecak, "kalau kemampuan lo lebih menonjol di bidang kesehatan, lo bakal sulit buat buat adaptasi sama bisnis. Lagian kuliah kok ngikut temen, kaya gak punya kehidupan sendiri aja"
"Adaptasi mah gampang kali, yang susah itu kalau dipaksa buat ngerti padahal gak ada kemampuan. Yang ada gak akan kesampaian. Tapi tetap aja, pasti gue kangen sama mereka. Apalagi Samudera, gue kangen dia marahin kita karena gak bisa diatur, buat dia kesel setiap waktu. Sekarang gue udah gak bisa buat dia marah-marah lagi" Ilham tertawa membayangkan bagaimana dirinya dulu membuat Samudera kesal hingga berakhir laki-laki itu meninggalkannya sendirian.
"Itu lo tahu. Lagian kita masih bisa kumpul buat ketemu sama mereka, lo jangan sok miskin sampai gak bisa pulang pergi Australia-Inggris"
Ilham memutar bola matanya malas, "di kira Jakarta-Bandung apa?! Duitnya juga gak sedikit yang dikeluarin. Lagain juga kalau gue emang benar-benar pengen ke Australia, gue tinggal call Alaska atau Hades. Jadi gak perlu ngeluarin duit"
Biru menoleh pada Ilham, kemudian dia fokus menyetir. Takut-takut nanti mereka tidak jadi pergi ke Inggris, nanti malah jadinya mereka pergi ke rumah sakit. "Ngeluarin duit gak sampai satu triliun juga, pelit banget lo"
"Nanti kalau salah satu dari mereka bertemu hari jadi, gue keluarin duit sendiri buat bulak balik Australia-Inggris"
Biru menaikan sebelah alisnya, menoleh sekilas pada Ilham dan tatapannya kembali ke depan. "Kapan? Tahun ini, yang kuliah di Vicotria udah ulang tahun semua. Tahun depan maksud lo?"
Ilham tidak mengangguk dan tidak juga menggeleng, "kalau dompet gue udah gak macet"
Biru memutar bola matanya malas, "emang kapan dompet lo gak macet, perasaan setiap saat juga dompet lo macet terus" Biru memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya. Ilham memang akan menginap di rumahnya kali ini, maklum saja, Samudera sudah berangkat. Jadi tidak ada yang bisa Ilham recoki selain Biru.
Setelah keluar dari mobil, mereka berdua beriringan masuk ke dalam rumah. "Gue jadi ngebayangin kalau suatu saat nanti, kita semua pakai pakaian kebanggaan kita. Lo sama gue pakai snelli terus mereka semua pake jas. Keren juga ya gue bayangin diri gue pake snelli"
°°°°
Setelah empat belas jam duduk di bangku pesawat, mereka semua sudah sampai di Australia, lebih tepatnya di Victoria.
Kyra berjalan keluar terlebih dahulu, dan disusul oleh Alaska dan yang lainnya. "I'm coming Victoria" gumam Kyra sambil melihat sekitar.
Alaska berdiri di sampingnya dan merangkul Kyra, "kita disini cuman sebentar. Jadi harus bisa curi-curi waktu buat nikmati Victoria"
Kyra mengangguk, "pokoknya nanti kita semua harus sering-sering cari udara segar. Tapi harus lengkap, gak mau tahu!"
____
KAMU SEDANG MEMBACA
KYRA [END]
Teen FictionTransmigrasi series ~ 1 •••••• Kyra tidak menyangka jika tunangannya mengkhianati dirinya. Padahal Kyra tidak pernah berbuat hal yang merugikan tunangannya. Akhirnya Kyra melampiaskan semuanya dengan balapan liar. Tapi naas, rem motor yang dia gunak...