Kyra termenung di kamarnya, apa yang harus dia lakukan? Melepaskan Alaska dari sekarang atau memperjuangkannya untuk tetap bertahan?
Andai jika dia tidak kembali ke masa lalu, mungkin dia tidak harus dibuat pusing dengan langkah yang harus dia ambil untuk kelangsungan hubungannya.
"Alaska, memiliki kamu seperti mencari air di padang pasir. Kamu laki-laki sempurna yang pernah aku temui, apa mungkin aku harus melepaskan kamu hanya karena perempuan jalang itu?"
"Apa aku harus lepasin kamu dari sekarang? Atau aku harus buat kamu tidak bisa berpaling dari aku? Kenapa semuanya jadi rumit Rey? Andai kamu bicara jika sudah tidak mencintaiku lagi, mungkin hal ini gak bikin posisi aku sulit"
"Gampang Kyra, posisi lo gak sulit. Karena pilihan nya cuman dua, cari tahu kelakuan Alaska supaya lo bisa ambil langkah selanjutnya atau lakuin hal yang sama. Simpel kan?" ucap laki-laki yang tiba-tiba sudah berada di kamar Kyra.
Kyra menoleh, ternyata dia. " gak semudah itu, ada banyak hal yang harus gue perjuangkan. Coba lo bayangin, disaat gue udah gak bisa berpaling dan ternyata Alaska ada main di belakang gue, butuh waktu yang lama buat hapus perasaan gue"
"Gak akan lama kalau lo emang benar-benar niat buat lupain Alaska. Udah gue bilang pilihannya cuma dua, mempertahankan untuk sekarang sampai semuanya benar-benar jelas, atau balas dengan hal yang sama. Cuma itu yang bisa lo lakuin sekarang"
"Bukannya lo tahu kalau gue udah benar-benar gak bisa berpaling dari Alaska, kenapa lo malah nyuruh gue buat balas apa yang Alaska lakuin?" ucap Kyra heran dengan saran dari dia.
Lelaki itu tersenyum kecil, "Kyra, cuman dengan cara itu kita bisa tahu apa yang Alaska lakuin di luar sana. Mungkin bisa aja gue bantu lo buat cari tahu semuanya. Bukan hal sulit untuk gue cari tahu, tapi gue gak mau ikut campur sama hubungan lo. Jadi lo harus pikirin baik-baik saran dari gue"
"Kalau lo udah tahu ternyata Alaska main belakang. Pilihan dari gue bakal tetap dua, bikin Alaska benci dengan perempuan itu gimana pun caranya, atau lo bikin hilang perempuan itu dari sisi Alaska gimana pun caranya, meski harus hilangin dia dari muka bumi ini"
°°°°
Seorang perempuan sedang menyusuri jalan di pinggir hutan, saat dia sudah melihat pohon yang paling besar diantara yang lainnya. Dia masuk ke dalam.
"Tumben ke sini bos, biasanya kalau ada perang juga paling ngasih strategi doang" kata laki-laki yang menjaga gerbang.
Perempuan itu tersenyum, "udah saatnya gue ikut beroperasi kembali"
"Ya udah, masuk sana"
Perempuan itu memasuki markasnya dengan santai. Ternyata meski gue gak pernah main kesini selama dua tahun, keadaannya masih tetap sama dengan terakhir kali gue ke sini, batin perempuan itu.
"Siapa lo?! Berani banget cewek kaya lo masuk markas Rajawali! Nyari mati!!" ucap salah satu anak Rajawali.
Perempuan itu mendengus, pasti anak baru batinnya.
"Kalau gue bilang gue mau bikin nih markas hancur gimana?!" tanya perempuan itu sambil bersmirk.
"Lumayan, itung-itung gue mengolahragakan otot gue yang udah kebas karena gak pernah di pake buat nonjok" batin perempuan itu.
"Berarti lo emang pengen mati!!" kata lelaki itu sambil menyerang perempuan bertopeng itu.
Perempuan itu tidak melawan, dia hanya menghindar. "Ternyata kemampuan lo belum ada apa-apa nya" kata perempuan itu memprovokasi.
Laki-laki itu terpancing, dia menyerang perempuan itu membabi buta meski tidak ada satu pun serangan dia yang mengenainya.
Bugh...
Perempuan itu mengakhiri sedang memukul pipi lawannya, "Laki kok sekali pukul langsung K'O"
Saat laki-laki itu akan membalas kembali, tetapi ada yang menghentikannya.
"Berhenti!! Apa-apaan ini, lo siapa?! Berani banget masuk markas Rajawali!" ucap salah salah inti Rajawali.
"Lo gak kenal sama gue Altair?" kata perempuan itu sambil membuka topengnya.
"B-bos! Lo balik lagi" kata laki-laki yang di panggil Altair oleh perempuan itu. Dia menerjang perempuan itu dengan pelukannya. Sungguh, mereka kangen dengan kebersamaan mereka sebelum ketuanya ini vakum dari Rajawali.
"Apa kabar Al?"
"Baik, lo gimana? Masih sama yang lalu?" tanya balik Altair setelah mereka melepaskan pelukannya.
Perempuan itu mengangguk, "gue gak akan biarin dia pergi dari gue. Karena semua yang udah dalam genggaman gue, gak akan gue lepas semudah itu" kata perempuan itu menyeringai.
Altair mendengus, suka-suka ketuanya saja lah.
"Dia siapa Al? Lo kaya akrab banget sama dia" tanya laki-laki yang tadi berantem dengan perempuan itu.
"Ketua Rajawali!" kata Altair tegas.
Laki-laki itu gelagapan, "maaf bos, saya gak tahu kalau bos ketua Rajawali" kata laki-laki itu gemetar.
"Santai aja, justru gue seneng dengan cara kalian urus markas ini"
"Ayo bos kita masuk, pasti yang lain bakal seneng denger lo mau balik beroperasi lagi di Rajawali"
Perempuan itu mengangguk, mereka berdua berjalan menuju tempat berkumpulnya anak Rajawali. "Lihat, siapa yang gue bawa!"
Mereka semua menoleh keasal suara, mata mereka membola. Benarkah itu ketua mereka? Apa sekarang ketua mereka akan kembali turun ke jalanan?
"Ini beneran lo bos?" tanya mereka serempak.
Perempuan itu terkekeh kecil kemudian dia mengangguk. "Ini gue, thanks udah urus markas dengan baik"
"Atas dasar apa lo balik lagi ke markas?" tanya laki-laki yang duduk di sofa single. Dia menatap datar pada perempuan itu. Yah, hanya dia yang berani menatap datar ketuanya.
Perempuan itu menyeringai, sama seperti dulu, dia tidak takut dengan dirinya. "Ada suatu hal yang harus gue urus, dan ini menyangkut masa depan gue"
Perempuan itu melempar sebuah foto, "Ahmad cari tahu sampai hal terkecil tentang orang ini!"
____
KAMU SEDANG MEMBACA
KYRA [END]
Teen FictionTransmigrasi series ~ 1 •••••• Kyra tidak menyangka jika tunangannya mengkhianati dirinya. Padahal Kyra tidak pernah berbuat hal yang merugikan tunangannya. Akhirnya Kyra melampiaskan semuanya dengan balapan liar. Tapi naas, rem motor yang dia gunak...