"Ini apa? Berani banget kamu bawa masuk perempuan ke kamar kamu, mana tidurnya pelukan lagi!"
"Bun, ini kan Kyra gimana sih. Masa calon menantu sendiri gak tahu!" kata Alaska ngegas, dia masih mengusap-usap telinganya yang merah.
Cristal cengengesan, posisi Kyra memang membelakangi pintu. Jadi wajar jika Cristal menyangka kalau itu bukan Kyra. Kyra memang menginap, tapi semalam, Kyra tidur di ruang tamu. Jadi wajar kan kalau Cristal curiga Alaska membawa perempuan lain.
"Ya mana bunda tahu, semalam kan Kyra tidurnya di ruang tamu. Makanya bunda pikir kamu ada main sama orang lain" kata Cristal.
Alaska mendengus, andai yang berada di depannya ini bukan bundanya, sudah dia habisi dari tadi. Mana dia masih mengantuk gara-gara semalam dia bangun jam satu dan gak bisa tidur lagi. Alaska bisa tidur setelah shalat subuh.
"Ya mungkin aja Kyra pindah karena gak nyaman di kamar tamu, udah deh bun. Abang masih ngantik jadi mau tidur lagi" kata Alaska sambil merebahkan kembali tubuhnya dan menarik Kyra menghadap dia.
Setelah Kyra menghadap padanya, Alaska langsung memeluk Kyra dan menenggelamkan kepalanya pada curek leher Kyra.
"Emang kamu gak sekolah? Ini hari senin kalau kamu lupa" kata Cristal mengingatkan.
"Abang juga tahu bun kalau ini hari senin, tapi abang lagi males sekolah. Bunda izinin aja abang sama Kyra hari ini" kata Alaska tanpa repot-repot membuka matanya.
Cristal mendengus, andai Alaska bukan anak satu-satunya, udah Cristal buang karena nyebelin.
°°°°
"Enghh..."
Kyra menggeliat, dia mengerjap-ngerjapkan matanya. Hal pertama yang tertangkap matanya yaitu wajah tampan tunangannya.
Kyra mulai menelusuri wajah Alaska, mulai dari dahi, mata, hidung, dan bibir. "Kadang aku insecure sama kamu Rey, udah wajah ganteng, mulus, gak ada jerawat. Badan kekar, tinggi gak perlu di raguin lagi. Di tambah poin plusnya, kamu berduit. Siapa sih orang yang gak mau sama kamu. Cuma orang bodoh yang benar-benar gak terpesona sama kamu"
Tangan Kyra terus menelusuri wajah Alaska, sampai Kyra tidak sadar jika Alaska sudah membuka matanya, mungkin karena terganggu oleh tangan Kyra.
"Kenapa yang, hm?" tanya Alaska dengan nada serak sehabis bangun tidur, Alaska memegang tangan Kyra yang terhenti di pipinya karena mungkin terkejut kelakuannya ketahuan dirinya.
"Emh... Enggak, hehe" kata Kyra tidak jelas.
"Terpesona sama ketampanan aku?" goda Alaska.
Alaska tidak menduga jika Kyra akan mengangguk, biasanya Kyra akan berbelit-belit jika bicara tentang ketampanan Alaska.
"Bangun gih, bersih-bersih. Kita berdua belum sarapan, bahkan mungkin udah lewat jam sarapan" kata Alaska lembut.
Kyra mengangguk, kemudian dia turun dari kasur Alaska dan menuju kamar mandi. Bicara tentang pakaian, sama seperti Alaska yang mempunyai baju didalam lemari Kyra, maka Kyra pun memilki baju didalam lemari Alaska.
Alaska juga beranjak dari kasur nya, dia keluar kamar untuk mandi di kamar sebelah. Biarlah dia mengalah untuk Kyra, meski memang dia sering mengalah.
Beberapa menit kemudian, Kyra keluar dari kamar mandi. Dia celingukan mencari Alaska, tumben Alaska pergi gitu aja selama ada Kyra di kamarnya.
Kyra mengangkat bahunya acuh, mungkin Alaska mandi di kamar lain.
Ceklek...
Kyra menoleh saat mendengar suara pintu di buka, Alaska kembali ke kamarnya hanya menggunakan handuk yang menutupi bagian bawah nya.
"Kenapa gak pake baju disana aja?" tanya Kyra sambil berjalan kearah lemari Alaska, dia mengambil kaos putih polos dan celana selulut.
Alaska hanya duduk dipinggiran kasur, ternyata begini rasanya jadi suami, apa-apa di siapin sama istri. Jadi gak sabar buat halalin Kyra, batin Alaska mulai ngawur.
"Heh, kenapa malah ngelamun. Nih pake" kata Kyra menyodorkan baju yang tadi dia pilih.
Alaska tanpa banyak kata langsung mengambilnya dan berjalan kearah kamar mandi. Ya kali kan dia ganti di depan Kyra, dia sih oke-oke aja, tapi kalau Kyra kan Alaska gak tahu, nanti di seleding lagi.
"Rey, aku ke bawah duluan ya" teriak Kyra, takut-takut Alaska tidak mendengar ucapannya.
"Iya"
____
KAMU SEDANG MEMBACA
KYRA [END]
Teen FictionTransmigrasi series ~ 1 •••••• Kyra tidak menyangka jika tunangannya mengkhianati dirinya. Padahal Kyra tidak pernah berbuat hal yang merugikan tunangannya. Akhirnya Kyra melampiaskan semuanya dengan balapan liar. Tapi naas, rem motor yang dia gunak...