18

10.2K 553 4
                                    

Setelah sarapan yang mendekati jam makan siang, mereka berdua memutuskan untuk nonton tv. Tadinya mereka akan ke markas, tetapi di lihat dari kondisi dan situasi, ternyata ini hari senin, secara tidak langsung mereka hanya akan menemukan kekosongan jika datang ke markas. Ya iyalah, mereka semua pasti lagi sekolah, mungkin.

Pada akhirnya mereka memutuskan untuk datang ke markas nanti siang, pas jam pulang sekolah. Takut di kira bolos jika datang lebih dahulu.

"Yang, kata bunda semalam kamu tidur di ruang tamu. Tapi kenapa pas aku balik kamu udah ada di kamar aku?" tanya Alaska pada Kyra yang sedang bersandar di dadanya dengan nyaman.

Kyra mendongak hanya sebentar, setelah itu dia kembali fokus pada tontonannya. "Nyusup, pas waktu bunda masuk kamar, aku keluar dari kamar tamu dan masuk kamar kamu. Kenapa? Gak suka?"

Alaska menggeleng, "enggak bukan gitu, tapi kenapa harus nyusup? Kenapa gak ngomong aja sama bunda kalau kamu mau tidur di kamar aku?"

Kyra mendelik, kemudian tangannya memukul paha Alaska. "Yang bener aja dong, nanti di kira aku cewek apaan sama bunda. Yang ada aku di blacklist sama bunda kamu dari daftar calon mantu!"

"Gak mungkin lah, orang bunda aja lebih sayang sama Kamu dari pada aku" kata Alaska, kenyataannya memang begitu. Bunda Alaska lebih mementingkan Kyra dari pada dirinya. Tapi Alaska tidak merasa marah atau benci pada Kyra, Alaska justru merasa senang jika bunda sudah menjatuhkan pilihannya pada Kyra. Itu artinya, dia sudah mendapat lampu hijau jika berniat meneruskan hubungannya ke jenjang yang lebih serius.

"Bahkan mungkin aja, justru aku yang disalahin bunda dan di blacklist jadi suami kamu" lanjut Alaska.

"Apaan kecil-kecil udah ngomong suami-suami, sekolah dulu yang bener, cari duit, baru ngomongin suami" kata Kyra sinis.

"Sinis banget yang, tibatan aku ngomong olahraga di ranjang mah lebih baik aku ngomongin suami-istri kan?" kata Alaska menaik turunkan alisnya.

Kyra bergidik, "pembahasan kamu makin ke sini makin ngaco ya, emang yakin banget kalau kita bakal sampai ke jenjang itu?" kata Kyra datar.

Alaska menatap Kyra heran, "kamu kaya gak mau banget kalau sampai ke jenjang serius sama aku? Kenapa? Ada yang lain?" tanya Alaska sinis.

"nggak" Kyra kembali fokus pada kegiatannya yaitu menonton tv.

Alaska menghela napasnya pelan, resiko jadi laki-laki ya begini. Kalau ngambek atau marah gak ada yang bujukin, beda kalau cewek yang ngambek atau marah, gak di bujuk malah makin menjadi.

Alaksa memeluk Kyra dari belakang, tanpa kata. Alaska hanya mengeratkan pelukannya dan fokus pada tontonannya.

Kyra juga tidak banyak berkomentar, dia hanya menikmati pelukan Alaska pada tubuhnya. Kyra tidak munafik jika pelukan Alaska sangat nyaman.

"Ngambek Rey?" kata Kyra saat beberapa menit mereka hanya diisi dengan keheningan.

Alaska berdehem, pertanda jika dia memang sedang ngambek. "Gak usah ngambek Rey, kamu jelek kalau ngambek kaya gitu" kata Kyra.

"Terus menurut kamu, kamu cantik gitu saat marah kaya gini. Gak kali!" kata Alaska sinis.

Ini lah mereka, jika keduanya sedang adu argumen dan tidak ada yang mau ngalah, pasti saling menghina satu sama lain. Tetapi setelah itu, mereka akan kembali seperti biasanya. Seolah pertengkaran mereka beberapa saat yang lalu bukan lah hal yang penting.

"Udah ah Rey, kamu mah malah ikutan ngambek. Males kalau gini mah, gak akan ada yang bujukin. Baikan ya?" kata Kyra mengerjap-ngerjapkan matanya sambil menyodorkan jari kelingkingnya.

Alaska memandang kyra datar, tapi setelah itu Alaska tersenyum. "Baikan" kata Alaska sambil mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Kyra.

Setelah melepaskan tautan kelingking keduanya, Alaska semakin menarik kyra untuk mepet pada tubuhnya. Posisi Kyra yang memang berada di depan Alaska, membuat Alaska lebih mudah melakukan apapun pada Kyra.

"Aduh nih anak dua, lagi pada ngapain?" suara Cristal tiba-tiba muncul dari arah tangga.

Mereka berdua menoleh ke tangga, setelah itu kembali pada kegiatannya tanpa memperdulikan Cristal.

Cristal sendiri hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan dua anak yang sedang kasmaran itu, sudah biasa dia mendapat perlakuan itu dari mereka berdua.

"Bunda kepo!" jawab Kyra.

_____

KYRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang