9🍃

1.9K 104 0
                                    

Malam dengan gemerlap bintang di langit menambah keindahan malam,Jihan menuju ke arah dapur menghampiri bik ana.

"Bik ana"panggil Jihan

"Iya nyonya ada yang bisa bibik bantu"ucap bik ana

"Bik ana lihat mas Arkana enggak?"tanya Jihan

"Mungkin tuan ada di pavilion nyonya"jawab bik ana

"Pavilion,memangnya rumah ini ada pavilion nya"ucap Jihan

"Ada nyonya biasanya tuan sering ke sana, pavilion nya ada di taman belakang rumah"jawab bik ana

"Yasudah makasih ya bik"ucap Jihan

"Sama-sama nyonya kalo begitu saya mau melanjutkan pekerjaan saya dulu"ucap bik ana

Bik ana meninggalkan Jihan sendiri Jihan langsung berjalan menuju pavilion di rumah Arkana.

Sedangkan Arkana dirinya duduk di sofa sambil memegang gelas berisikan wine.

"Hah segelas wine bisa membuat gue tenang sejenak"gumam Arkana

Jihan melihat pintu pavilion yang terbuka dia yakin kalo Arkana ada di dalam perlahan Jihan masuk ke dalam pavilion,saat di dalam pavilion Jihan di buat terkejut dengan apa yang dia lihat.

"Jihan kamu ngapain ke sini?"tanya Arkana

"Harusnya aku yang tanya ngapain kamu di sini,oh aku tahu kamu minum-minum disini biar aku enggak tahu iya kan"ucap Jihan

"Jihan hanya segelas wine tidak akan membuat aku mabuk bahkan satu botol pun aku masih bisa sadar"jawab Arkana

"Oke kalo begitu lanjutkan kamu minum minuman itu,malam ini aku mau tidur di kamar tamu"ucap Jihan

"Hey kenapa kamu harus tidur di kamar tamu"ucap Arkana

"Karena aku enggak mau satu ranjang sama orang yang mabuk"dingin Jihan

Jihan langsung pergi meninggalkan Arkana di pavilion,Arkana merasa jika Jihan sedang marah karena dirinya minum wine.

Kini Jihan masuk ke dalam kamar tamu dan menutup pintu kamar itu,Jihan menumpahkan air matanya di kamar.

"Hiks..kenapa dia sama seperti paman apakah aku akan merasakan seperti apa yang dirasakan bibi dulu hik.."tangis Jihan

Flashback On

Malam dengan angin dingin berhembus Jihan terbangun dari tidurnya saat mendengar suara orang bertengkar.

"Itu kaya suara bibi"ucap Jihan

Jihan segera keluar dari kamarnya dia melihat pamannya yang hampir memukul bibinya,Jihan segera berlari dan memeluk tubuh bibinya.

"Bibi"teriak Jihan

"Jihan kenapa kamu bangun nak"ucap indah

"Hiks... paman jangan pukul bibi kasihan bibi hiks..."ucap Jihan

"Halah anak kecil jangan ikut campur kamu minggir kamu"ucap Wiguna sambil menarik tangan Jihan

"Mas jangan kasar kamu sama Jihan kasihan Jihan masih kecil mas"ucap indah

"Halah ponakan sama bibi sama saja menyusahkan"ucap Wiguna

Wiguna langsung pergi keluar dari rumah,Jihan segera memeluk tubuh bibinya itu.

"Bibi kenapa paman jahat dengan kita hiks...kenapa paman tidak seperti dulu yang sayang dengan Jihan dan bibi hiks..."ucap Jihan

"Tidak sayang paman tidak jahat paman hanya habis minum jadi paman tidak sadar apa yang dia lakukan Jihan jangan takut ya di sini ada bibi"ucap indah

Jihan yang masih berumur sepuluh tahun itu terus memeluk erat tubuh bibinya dengan tubuh yang bergetar karena menangis.

Flashback off

Jihan memegangi kepalanya setiap Jihan teringat hal suram di masa lalunya dia selalu merasakan sakit di kepalanya.

"Hiks...apa dia akan memukul ku setelag dia minum sama seperti paman dulu hiks...di sini tidak ada bibi siapa yang akan menolong ku nanti darinya hiks..."ucap Jihan

Perlahan pintu kamar itu terbuka terlihat Arkana berdiri di depan kamar,Jihan langsung berjalan mundur menjauh dari Arkana.

"Ngapain kamu kesini"ucap Jihan

"Jihan kamu habis nangis apa kamu terluka"ucap Arkana

"Keluar aku mohon keluar"ucap Jihan

Arkana masih bingung saat melihat Jihan begitu ketakutan bahkan Jihan masih saja berjalan mundur menghindar dari Arkana.

"Jihan apa terjadi sesuatu sama kamu kenapa kamu seperti ketakutan seperti itu"ucap Arkana

"Keluar aku bilang keluar aku mohon pergi"teriak Jihan

Arkana masih bingung dengan sikap Jihan Arkana tidak memperdulikan ucapan Jihan dirinya terus mendekat ke arah Jihan,Arkana langsung memeluk tubuh Jihan yang terus memberontak.

"Lepaskan jangan peluk aku lepaskan"ucap Jihan yang terus memberontak

"Jihan tenanglah aku mohon tenang"ucap Arkana

"Lepasin aku lepas"ucap Jihan

Arkana seakan-akan menuli kan telinganya dia masih memeluk tubuh Jihan namun perlahan tubuh Jihan melemah.

"Jihan"panggil Arkana

Arkana melepas pelukan nya terlihat menutup matanya.

"Jihan hey bangun Jihan"ucap Arkana

Arkana langsung menggendong Jihan ala bridal style dan menidurkan nya di tempat tidur.

"Halo segera ke rumah saya"ucap Arkana

Arkana mengakhiri panggilan telpon nya Arkana mengusap wajah Jihan yang masih memejamkan matanya.

"Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu Jihan"ucap Arkana

🦋🦋

Kini seorang dokter sedang memeriksa Jihan Arkana nampak khawatir dengan kondisi Jihan.

"Dokter bagaimana kondisinya istri saya baik-baik saja kan?"tanya Arkana

"Dia baik-baik saja istri anda hanya kelelahan namun saya rasa psikis istri anda sedikit terguncang"jawab dokter Reyhan

"Maksud dokter?"tanya Arkana

"Saya merasa jika istri anda mengalami tekanan pada psikisnya sebaiknya anda membawa istri anda ke dokter psikiater  untuk pengobatan psikisnya"jawab dokter

"Maksud dokter mental istri saya terganggu?"tanya Arkana

"Itu hanya perkiraan dari saya anda bisa menghubungi dokter psikiater,ini kartu nama teman saya dia seorang dokter psikiater anda bisa menghubungi nya nanti"jawab dokter Reyhan

Arkana menerima kartu nama itu Arkana melihat ke arah Jihan yang masih memejamkan matanya.

"Kalo begitu saya permisi "ucap dokter Reyhan

Dokter Reyhan mulai berjalan ke luar dari kamar tersebut kini tersisa Arkana dan Jihan di kamar,Arkana mulai duduk di dekat Jihan terbaring.

"Apa yang sudah kamu alami selama ini Jihan sampai psikis kamu harus terguncang kaya gini"ucap Arkana

"Aku janji sama kamu aku akan menjadikan kamu ratu aku akan membuat kamu bisa sembuh dari rasa trauma kamu dan bisa seperti sediakala"ucap Arkana

Arkana mengusap kepala Jihan lalu mencium kening Jihan dengan lembut,Arkana sudah berjanji kepada dirinya akan membahagiakan Jihan dan meratukannya.

Love From Mr.Ceo|SELESAI|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang