Kini Jihan dan Arkana baru saja sampai dari rumah sakit namun saat Jihan keluar dari dalam mobil dirinya merasa kepalanya pusing.
"Aduh"keluh Jihan sambil memegang kepalanya
Arkana yang melihat Jihan memegangi kepalanya segera menghampiri Jihan.
"Yeobo kamu kenapa apa yang sakit?"tanya Arkana
"Kepala aku tadi agak pusing sekarang sudah enggak apa-apa kok"jawab Jihan
"Yakin masih pusing enggak?"tanya Arkana
"Enggak apa-apa kok aku sudah baik-baik saja"jawab Jihan
"Apa pusing yang kamu rasakan efek dari anemia kamu"ucap Arkana
"Mungkin, kata orang-orangan yang kena anemia juga suka ngeluh pusing"jawab Jihan
"Yasudah mulai sekarang kamu harus banyak istirahat enggak boleh kecapean"ucap Arkana
"Masa aku istirahat terus enggak boleh melakukan apapun "ucap Jihan
"Enggak boleh lagian kamu mau melakukan apa ,di rumah sudah ada bik ana yang ngurus jadi kamu enggak perlu mengerjakan pekerjaan rumah tangga"ucap Arkana
"Kan pekerjaan rumah tangga itu kewajiban aku sebagai seorang istri, seperti masakin kamu menyiapkan keperluan kamu masa semua yang ngerjain bik ana"ucap Jihan
"Aku hanya enggak mau kamu kecapean apalagi sampai kamu sakit lebih baik kamu nurut sama aku ngerti"ucap Arkana
"Tapikan..."
Belum sempat Jihan melanjutkan ucapannya Arkana sudah mendaratkan bibirnya di bibir Jihan hal itu membuat Jihan terkejut.
"Bisa enggak kamu enggak bantah ucapan suami"ucap Arkana
Jihan menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengerti Arkana langsung menggenggam tangan Jihan dan masuk ke dalam rumah.
Sedangkan kini di sebuah rumah sederhana seorang wanita paruh baya yang sedang menunggu dagangannya.
"Indah kopi ku mana"ucap Wiguna
"Kopinya abis"jawab indah
"Kamu beli dong kalo kopinya habis"ucap Wiguna
"Aku enggak ada uang mas"jawab indah
"Halah kamu kan jualan pasti punya uang lah"ucap Wiguna
"Uang dagangan itu buat beli bahan dagangan besok mas, harusnya kamu itu sadar mas kamu itu kepala rumah tangga harusnya kamu cari kerja buat kebutuhan kita bukannya malah enak-enak kan di rumah"ucap indah
"Halah kamu itu cuman bisa ngoceh saja,gini saja kamu minta sama Jihan buat kasih uang"ucap Wiguna
"Jangan gila kamu mas apa enggak cukup kamu buat Jihan menderita dengan semua perbuatan kamu,dan sekarang kamu dengan enaknya suruh Jihan kasih uang buat kita enggak aku enggak mau"ucap indah
"Heh indah kita susah payah besarin Jihan masa sekarang Jihan hidup enak tapi kita enggak bisa ikut ngerasain juga enggak adil dong"ucap Wiguna
"Kamu itu benar-benar sudah enggak waras ya mas"ucap indah
Indah meninggalkan Wiguna dan masuk ke dalam rumahnya.
"Gue harus ketemu sama jihan gue harus bisa manfaatin Jihan dia kan anaknya polos lugu pasti mudah banget buat gue setir"batin Wiguna
🦋🦋
Kini Arkana sedang memainkan laptopnya sambil sesekali mengecek dokumen sedangkan Jihan dia masih asik dengan handphone nya.
"Mas Arkana"panggil Jihan
"Hemm"
"Kira-kira mas Arkana kapan ajak aku ketemu sama keluarga mas Arkana,aku pengen kenal sama keluarga mas Arkana terutama kedua orangtua mas Arkana"ucap Jihan
"Besok"jawab Arkana
"Besok"ulang Jihan
"Iya besok keluarga aku bakal datang dari luar negeri,jadi besok aku mau jemput mereka ke bandara kamu ikut ya"ucap Arkana
"Kenapa mas Arkana baru bilang sekarang"ucap Jihan
"Kamu saja baru nanya"ucap Arkana
Jihan merasa kesal dengan jawaban Arkana barusan entah dari mana pikiran itu bisa terlintas di pikiran Jihan, perlahan Jihan mengambil pengeras suara dan menyambungkannya pada handphonenya.
"Salah siapa jawabnya cuek rasain pembalasan aku"batin Jihan
Jihan menaruh pengeras suara itu di lantai dekat sofa tepat dimana Arkana duduk sekarang, perlahan Jihan berjalan ke arah kamar mandi dan mengunci pintu kamar mandi.
"Rasain pasti mas Arkana kupingnya langsung pengang"ucap Jihan
Jihan mulai membuka aplikasi musik dan menyalakan nya dengan volume keras,Arkana terkejut mendengar suara musik yang kencang Arkana menutup telinganya dan mencari asal suara.
"Siapa sih pasang alat pengeras suara di sini"ucap Arkana
Arkana mematikan alat pengeras suara itu Arkana mencari keberadaan Jihan namun tidak ada di dalam kamar.
"Pasti ini ulah Jihan jahil banget sih yeobo"ucap Arkana
Sedangkan Jihan di dalam kamar mandi berusaha menahan suara ketawanya perlahan Jihan keluar dari kamar mandi dengan wajah santai seakan-akan tidak terjadi sesuatu.
"Mas Arkana kenapa?"tanya Jihan
"Kamu tanya aku kenapa,kamu jahil banget sih kamu mau telinga aku sakit karena pengeras suara ini"ucap Arkana
"Memangnya kenapa sama pengeras suara nya apakah rusak?"tanya Jihan
"Kamu pintar banget ya drama nya pura-pura tidak tahu oke kamu harus mendapatkan hukuman kamu"ucap Arkana
Arkana mulai mendekati Jihan namun Jihan segera menghindar kini terjadilah mereka saling kejar satu sama lain,karena kurang hati-hati Jihan tersandung karpet untung saja Arkana cepat menahan tubuh Jihan.
"Lain kali hati-hati"ucap Arkana
"Kan mas Arkana dulu yang mulai duluan jawabnya cuek banget mangkanya aku kerjain mas Arkana pakai pengeras suara"jawab Jihan
"Kamu kan bisa negur aku,maaf ya kalo aku tadi cuek sama kamu"ucap Arkana
"Aku juga minta maaf aku juga salah sakit enggak telinganya"ucap Jihan
"Enggak apa-apa telinga aku baik-baik saja"jawab Arkana
"Maaf ya kalo aku suka buat kamu kesal karena sikap aku,aku juga minta maaf belum bisa jadi istri yang baik buat kamu"ucap Jihan
"Kamu enggak perlu merasa bersalah kaya gitu kita sama-sama belajar buat jadi pasangan yang baik"ucap Arkana
"Besok beneran ketemu sama keluarga mas Arkana?"tanya Jihan
"Iya besok kita ketemu sama keluarga aku oiya mama juga bilang dia sudah enggak sabar buat ketemu sama menantunya"jawab Arkana
"Aku jadi takut kalo nanti keluarga mas Arkana enggak suka sama aku gimana"ucap Jihan
"Keluarga aku pasti suka sama kamu lagian keluarga aku itu bukan tipe orang yang lihat setatus sosial seseorang "ucap Arkana
"Semoga saja mereka bisa menerima aku"ucap Jihan
Arkana membawa tubuh Jihan ke dalam pelukannya Jihan sangat bahagia karena bisa memiliki suami yang bisa mengerti akan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From Mr.Ceo|SELESAI|
RomansaBagaimana perasaanmu jika dirimu di paksa menikah dengan orang yang tidak kamu kenal hanya untuk melunasi hutang pamanmu sendiri,dan hal itu dirasakan oleh Jihan Syahila seperti apakah pernikahan Jihan kedepannya?