2 : Rapat Istana

850 81 22
                                    

01-01-1794

Ahmad kini sudah berada di ruangan rapat, terlihat ada 2 penjaga bersenjata musket sedang berdiri di pintu masuk, ahmad pun menyapa mereka.

"selamat siang pasukanku"

""selamat siang baginda""

"hari saya mau mengadakan rapat, tolong salah satu dari kalian panggilkan para patih, jendral dan cendekiawan ke ruang rapat"

"laksanakan baginda"ucap salah satu penjaga lalu pergi

Ahmad pun masuk dan duduk di kursi yang lebih tinnggi dari yang lain, secara singkat ia tahu bahwa kursi itu merupakan posisi bagi seorang pemimpin.

Beberapa saat menunggu akhirnya banyak tokoh-tokoh berwibawa masuk sambil menunduk sesaat kearah ahmad dan segera duduk ke kursi mereka.

10 berlalu akhirnya 3 orang terakhir datang, mereka adalah  ucok malik. Jendral pasukan darat kesultanan, aji kalla. Laksamana pasukan laut kesultanan, dan jafar maulana. Patih keamanan kesultanan.

Sama seperti yang lain mereka bertiga juga menunduk sesaat lalu duduk dikursi mereka masing-masing. Setelah mereka duduk ahmad pun berdiri dan memberikan kata sambutan dan permintaan maaf karena mengadakan rapat darurat ketika semua orang masih sibuk.

Mereka yang hadir hanya tersenyum, mereka tahu jika apa yang ingin sang sultan rapatkan bukan sekedar pertemuan sederhana saja namun menyangkut masalah kesultanan itu sendiri.

"semuanya, dalam rapat kali ini. Saya mau meberitahukan bahwa kesultanan kita ini akan memiliki senjata baru"

Beberapa saat kemudian terdengar percakapan lalu kembali tenang.

"baginda, kalau boleh tahu senjata apa itu? Bukankah kita sudah membeli dan bisa membuat senjata dari kekaisaran ottoman?"tanya patih keuangan

"memang kita bisa, namun jika tidak mengembangkan senjata sendiri, kita akan ketinggalan dengan bangsa barat yang kejam dan suka menjajah dari pada berdagang"

"begitu, saya paham baginda"

"baik, senjata baru kita sudah saya gambarkan...silahkan para cendikiawan untuk melihatnya"

Ahmad pun mengeluarkan sebuah kertas putih lalu merentangkannya diatas meja.

Ahmad pun mengeluarkan sebuah kertas putih lalu merentangkannya diatas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ilustrasinya, gambar bukan miliku).

Seketika para cendekiawan pun langsung melihat dengan seksama sambil menebak cara kerja senjata baru tersebut.

"salinannya akan kuberikan masing-masing pada kalian, besok aku ingin mendengar pendapat kalian tentang senjata baru ini"

""baik baginda!""ucap mereka bersemangat

"baik, kita lanjut. Selain untuk senjata pasukan darat. Kita juga akan menggunakan meriam baru"

"kalian semua lihat dan perhatikan ini"

Be A Sultane In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang