15-09-1805
Surabaya, Galangan kapal militer.
Terlihat dua kapal baja dengan dek datar tengah melakukan pengecetan di lambung kapalnya.
Kapal itu merupakan proyek nasional yang harusnya sudah berlayar namun ditunda karena badai yang berlangsung selama seminggu dan karena pihak logistik salah mengirim cat yang berasal dari pabrik di jogjakarta ke kota Dumai di provinsi siak.
Hal ini tentu membuat srisultan hamengkubuwana II malu dan marah pada petinggi pabrik cat tersebut, alasannya karena saham pabrik cat tersebut sebagian besar dipegang oleh keraton jogjakarta yang menerima pesanan dari kepatihan kesultanan dan laksamana angkatan laut.
Hal ini tentu juga membuat paku alam I selaku adipati kadipaten paku alam merasa malu lantaran sebagian besar pekerja di pabrik itu berasal dari wilayahnya.
Kantor gubernur jendral, keraton jogjakarta.
Seorang pria tengah frustasi dan marah serta malu duduk di dalam ruangan, meski sudah dilengkapi dengan kipas angin namun tetap saja ruangan ini terasa begitu panas.
Orang itu tak lain adalah sri sultan hamengkubuwana II, gubernur jendral provinsi jogjakarta. Perasaan campur aduk membuatnya tidak bisa fokus akan pekerjaannya.
Ia selama ini melakukan tugas dengan baik untuk memajukan kesultanan sunda dan provinsinya lewat ide-ide dan inovasi.
Namun peristiwa yang belum lama ini sampai ketelinganya membuat ia benar-benar tak percaya dan heran.
Ia meresa bersalah karena cat khusus untuk melapisi kapal terbaru yang digadang-gadang jadi pangkalan udara terapung kesultanan justru harus menunggu lebih lama untuk diluncurkan akibat cat, akibat cat!
Ia juga tahu kalau paku alam pertama, adik tiri bungsunya merasa malu karena sebagian besar pekerja disana adalah rakyat yang berasal dari wilayahnya.
"Hahh, kenapa bisa jadi begini? Ini benar-benar tidak masuk akal. Kapal raksasa yang menambah kekuatan armada kesultanan batal diluncurkan karena cat yang tak kunjung datang dan ternyata salah alamat kirim"
"Ada apa dengan pabrik cat itu? Bisa-bisanya mereka salah kirim barang. Padahal pesanan cat sebanyak itu sudah diminta 1 tahun lalu dan perkiraan diantar ke galangan kapal militer disurabaya adalah 7 bulan setelah pemesanan tapi sampai kapal selesai dibangun pun belum"
"Hahh aku harus pergi ke pabrik, aku harus hubungi dimas paku alam untuk ikut"
[Author: kata "dimas" Adalah kata untuk adik dalam bahasa jawa, kata dimas digunakan dalam percakapan ningrat jawa sama seperti kata "romo" Yang berarti bapak/ayah]
Sri sultan hamengkubuwana II pun menghubungi adik tiri bungsunya dengan telpon kabel. Mereka berbincang sebentar dan beberapa kali paku alam I meminta maaf kepada sri sultan hamengkubuwana II karena memepermalukannya.
Sri sultan sendiri merasa kalau itu bukan salah adiknya sepenuhnya namun juga salahnya, secara lokasi. Pabrik itu berada di wilayah sri sultan yakni kota jogjakarta yang tentunya merupakan pusat pemerintahan provinsi jogjakarta.
Setelah ditelpon oleh paku alam I, Sri sultan juga ditelpon oleh sri susuhunan surakarta yang menegurnya karena mempermalukan wangsa mataram.
Ini benar-benar memalukan, pikir sri sultan. Pun langsung beranjak dari meja kerjanya dan pergi ke pabrik.
Ia benar-benar ingin mendapat penjelasan yang setidaknya bisa menenangkannya.
Setelah keluar dari kantornya, sri sultan langsung menuju ke pabrik cat tersebut yang berada dipinggiran kota joghakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be A Sultane In Another World
Historical FictionMengisahkan seorang remaja SMA yang secara tidak sengaja menemukan sebuah pintu rahasia dikamarnya sendiri, ketika dia membuka pintu tersebut dia berada disebuah kamar mewah dengan banyak pernak pernik emas. Beberapa saat setelah masuk kedalam pintu...