21 : Gempa laut jawa

456 61 11
                                    

20-08-1805

Kepulauan seribu, provinsi Banten.

Dipagi yang cukup mendung, para nelayan tengah menangkap ikan seperti biasa di laut jawa.

Sebagian dari mereka menggunakan pelampung yang diberikan secara gratis oleh pemerintah kesultanan jika terjadi badai yang membuat kapal mereka karam.

Meski para nelayan yang ada dinusantara bisa berenang dengan baika namun tidak akan mungkin melawan alam yang sudah diatur oleh allah.

Seorang nelayan dengan perawakan sunda tengah beristirahat usai menangkap ikan dengan jaring.

Ia sedang membaca koran mingguan yang ia beli pagi tadi.

"Wahh kesultanan resmi punya armada baru! Dan lagi semuanya kapal logam"

"ukurannya juga sebesar benteng, mungkin lebih cocok dianggap benteng lautan dari pada kapal?"

Anaknya yang sedang duduk menikmati angin lautan pun mendekatinya karena penasaran.

"Bapak ada apa dikoran?"

"Hanya berita kemajuan kesultanan, ada berita baginda sultan berkunjung ke desa terpencil juga"

"Begitu ya, pak ada berita tentang tentang militer kesultanan tidak?"

"Ada, ini penerimaan tentara kesultanan di akademi militer udah dibuka"

"Mana pak, rudi mau baca!"

Mendengar antusias anaknya, sang ayah hanya tersenyum dan memberikan korannya.

Saat sedang memandangi sekitar laut yang tenang, tiba-tiba muncul ombak yang cukup tinggi kearah mereka.

Sang ayah melihat ombak tidak wajar itu segera menyalakan mesin uap perahunya mengayuh menjauh.

Ombak yang semakin dekat pun membuat kapal bergoyang namun tidak sampai membahayakan pelayaran.

Ombak itu pun melewati perahu mereka dan terus melaju kearah pesisir.

Nelayan yang menyadari kejadian selanjutnya jika ombak mencapai daratan pun berdoa demi keselamatan orang-orang di pelabuhan jakarta.

Pelabuhan tanjung priok, jakarta utara.

Para pedagang dan pendatang memenuhi pelabuhan terbesar dan terpadat ke-2 di kesultanan sunda, pelabuhan terpadat di kesultanan sunda berada di Kota kudus, provinsi mataram.

Didunia nyata kota kudus bukanlah kota pelabuhan, namun didunia ini kota kudus adalah tempat persinggahan antara kapal yang berasal dari eropa, cina, india, arab, dan ottoman sebelum ke maluku atau sulawesi dimana perdagangan rempah terpusat.

Kota kudus berada di teluk muria, jika didunia nyata teluk muria tidak lagi ada akibat sendimentasi dari sungai di sekitarnya yang mengakibatkan meluasnya pulau jawa.

"Ayo-ayo dibeli-dibeli, harga terjangkau! Harga terjangkau!"

"Bapak, ibu silahkam dilihat-lihat dulu. Banyak baju motif batiknya bu, warnanya juga bagus"

"Ikan-ikan! Ikan segar baru ditangkap shubuh tadi! Ikan-ikan!"

Perdagangan di area luar pelabuhan selalu ramai dan juga banyak terjadi tawar-menawar antara pedagang dan pembeli, namun itu hanya berlaku untuk pembeli lokal.

Pembeli dari luar negri biasanya bingung bagaimana harus menawar dan akhirnya hanya busa setuju dengan harga yang ditetapkan penjual.

"Pak berapa kain batiknya?"

"Yang mana pak? Yang merah atau yang kuning?"

"Yang merah pak"

"Yang merah satu meter harganya 16 koin perak pak"

Be A Sultane In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang