20-12-1794.
Malaka, benteng siliwangi bekas benteng king arthur.
Empat hari setelah penemuan gudang rahasia, jendral cakrajiwa saat ini tengah mengecek persiapan pasukannya untuk menguasai seluruh wilayah semenanjung malaya baik dari inggris maupun spanyol.
Tak lama datang 2 perwira masuk dan memberi hormat pada cakrajiwa dan dibalas olehnya.
"letnan kolonel yadi dan mayor joko terima kasih sudah datang"
"tidak jendral! Ini kewajiban kami sebagai bawahan dan kami menghormati dan menghargai kewenangan jendral!"
"terima kasih, baik mari ke pembahasan kenapa aku memanggil kalian berdua"
"letnan kolonel bagaimana keadaan pasukan kita"
"siap jendral, pasukan ranpur badak bisa langsung dikerahkan namun pasukan ranpur harimau masih memerlukan waktu lebih lama untuk mengisi amunisi yang baru tiba dari kota tanggerang"
"kalau begitu perintahkan pasukan ranpur badak untuk maju lebih dulu dan bebaskan desa-desa selama perjalanan"
"siap jendral!"
"dan mayor, bagaimana dengan kiriman baginda pada kita?"
"lapor jendral! Saya sudah membawa peta kiriman baginda dari bandung. Beliau bilang peta ini akan memermudah kita dalam menaklukan seluruh semenanjung malaya"
"berikan padaku"
"siap...ini jendral!"
"baiklah terima kasih, kalian boleh pergi"
""siap jendral!""
Kedua perwira itu pun pergi dan kembali ketugas masing-masing.
Cakrajiwa pun membuka peta tersebut diatas meja dan mulai memikirkan strategi terbaik untuk menekan korban jiwa dari pasukannya sebanyak mungkin sebab dimiliter kesultanan sunda pangkat tidak akan mempengaruhi rasa persaudaraan antar tentara sebab sang sultan pernah menyatakan bahwa bawahan dan atasan hanya sebatas formalitas dan didalamnya terdapat hubungan kakak-adik, senior dan junior yang wajib saling memahami tanpa menuruti ego diri sendiri.
"hmm, 15000 pasukan infantri, 250 meriam B-1 dan 40 ranpur badak sepertinya sudah cukup"
"cuma yang menjadi masalah adalah bagian sini"ucapnya sambil menunjuk sebuah benteng yang berada diantara lereng dan bukit.
Dilihat dipeta benteng itu cukup besar meskipun persenjataan disana sudah pasti sangat sedikit.
Ditambah dengan akses jalan yang hanya seluas 3 meter yang bersebelahan dengan jurang semakin membuatnya pusing.
"yah intinya benteng ini harus jatuh ketangan pasukanku"
Cakrajiwa pun menggulung peta tersebut dan menyembunyikannya ditempat yang tak pernah terpikirkan.
25-12-1794.
Lima hari setelahnya, kini belasan ribu pasukan berangkat dari malaka menuju benteng loebinant, sebuah benteng bersenjata puluham meriam 24 pound dan ribuan musketir dan line infantri.
Pemimpin dari benteng ini adalah count jess kertert, seorang bangsawan dari daerah kota belfast yang bertugas memimpin benteng milik britania yang membuatnya diberi gelar dan juga jabatan sebagai ksatria raja.
"count jess, kita mendapat surat dari kota malaka"
"dari malaka? Berikan padaku"
"ini...kalau begitu saya pamit undur diri"
Jess hanya menangguk dan membuka surat kiriman dari malaka, setelah membaca surat tersebut seketika wajahnya menunjukan amarah dan membanting kursi yang ia duduki sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be A Sultane In Another World
Historical FictionMengisahkan seorang remaja SMA yang secara tidak sengaja menemukan sebuah pintu rahasia dikamarnya sendiri, ketika dia membuka pintu tersebut dia berada disebuah kamar mewah dengan banyak pernak pernik emas. Beberapa saat setelah masuk kedalam pintu...