8 : pengenalan koran

604 74 3
                                    

01-02-1794.

Bandung, istana kesultanan.

Perlahan demi perlahan ahmad mengurusi kesultanannya dan mulai nampak perubahan dari segi infrastruktur dan modal bagi pedagang sunda.

Disisi lain riset senjata api terus dilakulan oleh ahmad dan kepatihan pertahanan bersama cendekiawan.

"patih jafar, apakah hanya ada 40 orang cendekiawan dinegri kita?"

"benar yang mulia, mereka adalah cendikiawan terbaik yang kita miliki dan ilmu mereka terjamin dan juga kesetiaan mereka adalah yang paling tinggi"

"kalau begitu perintahkan mereka untuk mempercepat penelitian senjata kita, juga kita harus membuat pengumuman mengenai pembukaan lowongan kerja secara masal untuk memproduksi senjata baru kita nanti"

"baik baginda"

"hei apa kau lupa pidatoku kemarin? Sebagai pertinggi militer kesultanan kita adalah saudara bersama para junior kita"

"siap baginda!"

"bagus, biasakanlah seperti itu karena kau orang paling berpengaruh ke-dua dimiliter setelahku dan sebelum panlima perang"

"ohh ya bagaimana dengan perkembangan kertas produksi masal kualitas terbaik kita?"

"sangat laku yang mulia, para pedagang gujarat dan dinasti qing adalah pembeli terbanyak untuk kertas ukuran A(buku tulis biasa di real life) dan ukuran B(buku gambar A3).

Ohh lumayan, lalu bagaimana dengan ukuran C(1X2 meter)?"

"karena kertas ukuran C sangat besar dan harganya juga tinggi, pembelinya hanya berasal dari keluarga pedagang besar maupun bangsawan tingkat tinggi"

"ohh bagus, lalu bagaimana dengan orang eropa?"

"untuk saat ini mereka banyak membeli kertas ukuran A saja baginda"

"hmm, baiklah kau boleh pergi. Ahh sekalian panggilkan patih kasepta untuk menemuiku"

"siap baginda"

Ahmad pun kembali ke kamarnya dan mengambil buku pembuatan kertas dan membaca bagian kertas koran.

Setelah selesai membaca ahmad pun menuliskan poin-poin penting cara produksi masal dengan harga yang jauh lebih rendah.

Tak lama setelah menulis datang sang patih, kasepta jayatra. Seorang patih ekonomi dan keuangan yang mengatur perputaran uang di kesultanan sunda, meski begitu ia adalah patih yang paling diawasi oleh kepatihan keamanan dan badan pemburu korupsi atau BPK.

"hamba datang menghadap baginda"

"duduklah dikursi itu"ia pun duduk dikursi yang ditunjuk yang berada disebelah kiri meja kerja ahmad.

Ahmad pun beranjak dari kursinya dan duduk berhadapan dengannya.

"aku memanggilmu kesini karena ada 1 hal yang haru kamu lakukan"

"akan saya laksanakan secepat mungkin baginda"

Ahmad hanya mengangguk.

"ini adalah metode pembuatan kertas murah yang akan dijadikan sebagai media penyampai informasi umum"

"ini...maksud baginda, kertas jenis ini akan digunakan oleh umum sebagai pemberi informasi"

"ya, maka dari itu aku ingin kau merekrut lagi orang-orang kesultanan untuk memproduksi kertas ini"

"siap laksanakan baginda"

"oh ya juga ini, ini adalah tinta khusus yang biaya produksinya murah dengan kuakitas baik. Kita juga akan menggunakannya untuk kertas itu"

Be A Sultane In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang