20-09-1805Paris, prancis.
Suasana kota prancis kini ramai dengan berbagai kegiatan mulai dari pelajar yang berjalan dan para pekerja yang pergi ke tempat mereka bekerja.
Kedai pinggiran.
Nampak seorang pria dengan wajah khas scotlandia sedang mengobrol dengan seorang pria dengan penampilan khas orang spanyol.
"Jadi bagaimana denganmu? Kau sudah membawanya?"
"Tidak, hampir semua anak buahku tidak kembali setelah dikirim ke misi untuk mengintai di lokasi "Itu" Dan aku tak mau lebih banyak anak buahku terbunuh"
"Begitu ya, kita tidak bisa lebih jauh lagi masuk ke sana"
"Jika aku bilang mustahil? Apa yang akan dilakukan pihak britania raya?"
"Jelas, kami akan memulai perang...koloni kami terancam oleh kekuatan mereka yang semakin kuat. Belum lagi negri zamrud khatulistiwa! Mereka dengan mudahnya melawan agen kami di wilayah kami sendiri"
"Hahaha, sepertinya kita punya masalah yang sama"
"Iyap, lalu bagaimana dengan madrid? Kudengar sudah ada pergerakan partai dari orang-orang keturunan maroko"
"Partai itu terus mengumpulkan kekuatan dan semakin hari semakin kuat, dukungan mereka juga bukan negara biasa, ada kesultanan ottoman, republik prancis, republik persatuan amerika utara, kerajaan hejaz, kekaisaran persia, kekaisaran mughal dan kesultanan sunda"
"Dan dari semua itu kesultanan sunda adalah musuh tersulit"
Keduanya lalu mengela nafas dan keluar dari kedai, belum jauh dari kedai mereka telah diseret beberapa orang berpakaian serba hitam ke sebuah gang.
25-09-1805
London, Istana saint James.
siang hari di istana kebanggaan inggris raya, suasana masih kondusif dan para pekerja dan penjaga melaksanakan tugasnya masing masing.
beberapa orang bahkan tersenyum untuk menunjukan rasa senang diwajah mereka karena bekerja di istana.
namun dari semua senyuman para pekerja itu, aula tahta menjadi tempat yang panas dengan ketegangan tinggi.
banyak bangsawan baik baronet hingga duke dan arc duke dipanggil untuk hadir dalam pertemuan.
Aula Tahta, Istana Saint James.
para bangsawan berbaris di kedua sisi aula dan menghadap sang raja, tatapan semua orang nampak berkeringat dan beberapa menunjukan kemarahan.
salah satu bangsawan yang terlihat paling marah adalah Marquis Eduard, sebelum dipanggil ke istana saint james, ia menerima berita kematian adik bungsunya disuatu bar pinggir kota.
kemarahannya memuncak saat mengetahui kematian adik bungsunya karena 2 agen mata-mata kerajaan prusia.
sebagai seorang yang sangat anti terhadap orang-orang prusia jelas sekali ia akan melakukan apapun untuk membalas kematian adiknya.
"Yang mulia raja memasuki aula!" teriak seorang penjaga, semua bangsawan langsung berlutut saat melihat sang raja masuk dari pintu barat, pintu khusus untuk keluarga kerajaan.
raja George III bersama putra mahkota, pangeran George augustus frederick memasuki aula tahta dengan wajah nampak lelah.
setelah raja George III dan pangeran mahkota duduk di singgasana para bangsawan kembali berdiri.
"jadi apa yang sebenarnya terjadi baru-baru ini" tanya raja George III kepada semua bangsawan yang hadir.
seorang pria dengan pakaian mewah dan tubuh tegap maju ketengah, ia adalah duke of scotland, ericberg arnold.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be A Sultane In Another World
Historical FictionMengisahkan seorang remaja SMA yang secara tidak sengaja menemukan sebuah pintu rahasia dikamarnya sendiri, ketika dia membuka pintu tersebut dia berada disebuah kamar mewah dengan banyak pernak pernik emas. Beberapa saat setelah masuk kedalam pintu...