23 : Hari Spesial

288 27 2
                                    

12-10-1805

Bandung, istana kesultanan.

disebuah kamar megah, seorang pemuda tengah tertidur dikasur bersama 2 istrinya.

ia adalah ahmad yang saat ini berumur 27 tahun, setelah ia memimpin kesultanan sunda banyak perbuhanan terjadi dimana-mana, kemiskinan ditekan serendah-rendahnya dan jarak antara si kaya dan si miskin hampir tidak terlihat berkat program sekolah nasional.

sekolah nasional adalah program yang telah dibuat oleh kesultanan sunda sejak 1897 atau 2 tahun setelah ahmad memimpin.

sekolah ini memfokuskan diri pada praktik lapangan yang menarik dan menggunakan teori-teori kimia, fisika, dan biologi dalam kehidupan sehari-hari yang unik.

membuka matanya perlahan, ahmad menatap 2 wajah cantik nan anggun tengah memandangnya.

keduanya adalah istrinya, fatin al-masr dan xiao rouning weizi. namun nama mereka kini berubah menjadi fatin muhammad iskandar dan rouning Muhammad iskandar.

mereka menggunakan nama asli iskandar atau bisa dibilang nama dewasa dari ahmad.

""selamat pagi rajaku""

"selamat pagi para ratuku" ucap ahmad tersenyum.

ahmad lalu duduk diatas kasur dan mengecup kening kedua istrinya.

setelah itu mereka segera pergi mandi, tentunya mereka mandi secara terpisah karena ahmad perlu menyelesaikan pekerjaannya sebagai sultan dipagi hari, sedangkan para istrinya mengenakan pakaian resmi kesultanan sunda.

pakaian kedua istrinya bisa dibilang sedikit mirip dengan pakaian yang dikenakan ahmad meski memberikan kesan feminim dan tidak ketat.

mereka juga mengenakan mahkota yang dihiasi oleh batu giok dari dinasti qing, berlian dari kesultanan ottoman, serta intan dari provinsi banjar.

kantor ahmad.

setelah 3 jam mengurusi dokumen yang menumpuk diatas mejanya ahmad memutuskan untuk beristirahat sejenak, ia bangkit dari kursinya dan berjalan kearah jendela.

dari jendral ia melihat keadaan kota bandung yang benar-benar berubah dalam 10 tahun terakhir.

mulai dari kawasan industri militer di selatan kota bandung, kawasan ekonomi eksklusif di barat kota bandung, industri perikanan dan garam diutara serta kawasan industri sipil di timur. semuanya tertata rapih mulai dari pedestrian yang luas, kereta api antar kota hingga pangkalan udara yang masih bisa terlihat meski hanya menara pengawasnya saja.

"inikah hasil kerja kerasku? lebih dari apa yang kuduga...tak kusangka negri yang dulu ketinggalan dalam banyak hal, tinggi korupsi, banyaknya kriminalitas berubah menjadi negri termakmur dan termaju dalam teknologi dan pendidikan"

"perang napoleon juga sudah dimulai, untung aku sudah meminta napoleon agar tak menyerang kerajaan prusia...kerajaan prusia jadi mitra penting kesultanan karena banyak proyek besar disana sekaligus proyek islamisasi lewat pendidikan"

"sekarang apa yang harus kulakukan ya, aku sudah melepas belanda karena ada pemberontakan belgia jadi seharusnya napoleon bisa dengan mudah mengambil kedua kerajaan itu"

"britania juga lagi sibuk dengan kerajaan portugis, republik persatuan amerika utara, sama meksiko di perang caribia. entah kenapa mereka sangat mementingkan kawasan bajak laut terpadat didunia itu namun itu menjadikan kesultanan ottoman punya waktu menyiapkan pasukan di perbatasan Sudan"

ahmad lalu berbalik dan duduk kembali dikursinya, ia lalu melihat ke jari manis di tangan kanannya.

sebuah cincin terdapat tulisan namanya yang terbuat dari emas, ahmad lalu mengingat kembali hari dimana ia melangsungkan upacara sakral sekali seumur hidup itu.

Be A Sultane In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang