Jeongin dan teman-temannya sedang asik bermain dengan pesawat kertas mereka. Angin yang berhembus cukup kencang mengarahkan pesawat tak berpilot itu jatuh tepat di hadapan seorang anak manis berambut pirang.
" Hey! Tolong ambilkan pesawatku!" Minta Jeongin namun anak pirang itu tetap diam, hanya sesekali jari lentiknya membalik halaman buku di hadapannya.
" HEY! APA KAU TULI?! Tolong ambilkan pesawatku!!" Jeongin meninggikan nada bicaranya.
" IN! Kau sedang apa?" Tanya Mingyu sahabat Jeongin.
" Pesawatku jatuh di kakinya. Aku memintanya untuk mengambilkannya tapi dia diam saja." Jeongin menunjuk tajam kearah bocah pirang tersebut.
Mata Mingyu tiba-tiba membulat, dia segera menarik Jeongin menjauh dari sana.
" Mingyu! Lepas! Kenapa kau menarikku pergi? Aku ingin mengambil pesawatku!" Jeongin meronta.
" Husst! Jangan berisik! Ini ambil saja punyaku!" Mingyu menyodorkan pesawat kertas miliknya, namun di tolak mentah-mentah oleh Joengin.
" Tidak mau!" Dengan pipi yang menggembung, Jeongin kembali menghampiri anak pirang tersebut.
Saat dia kembali ke sana, pesawat cantik miliknya tengah dalam genggaman bocah pirang tersebut dan pesawat itu pun sudah kembali kebentuk seharusnya, selembar kertas.
" YA!! Kenapa kau merusaknya!!" Jeongin emosi. Dia merebut paksa kertas tersebut hingga robek menjadi dua bagian.
" Hah?! Pesawat ku ------ huwweehh!! Jahat! Jahat!! Kenapa kau merobek pesawatku!!" Jeongin menangis kencang sambil memukul-mukul tubuh bocah pirang tersebut.
" IN! Jangan pukul lagi!" Mingyu berusaha menarik tubuh Jeongin menjauh namun si kecil itu terus memberontak dan memukul tak tentu arah.
Dengan emosi, Jeongin menarik buku yang sejak tadi di baca oleh anak tersebut dan merobek secara acak halaman di dalamnya.
" Rasakan!! Ini pembalasan karena kau sudah merobek pesawatku!" Jeongin membuang robekan itu kelantai dan menginjaknya.
Anak pirang itu tertegun sesaat. Dia terus menatap robekan kecil yang Jeongin injak di lantai kelas.
" Mama ...." Ucapnya lirih, air mata mulai membasahi pipi berbintik yang menggemaskan itu.
" Mama! Mama!!"
BUGH!! BURGH!
Bocah pirang itu mendorong tubuh Jeongin yang jauh lebih kecil darinya hingga tubuh itu terhempas dan terbentur meja kelas. Jeongin pun menangis kencang.
Melihat temannya di perlakukan kasar, Mingyu pun mulai naik darah. Dia menarik kerah kemeja bocah pirang tersebut dan berniat melayangkan satu atau dua pukulan untuk membela sahabatnya, namun hal itu urung dia lakukan.
Pupil mata bocah pirang tersebut tiba-tiba berubah menjadi warna merah semerah darah dan menyala membuat teman-teman sekelas yang melihatnya menjadi histeris.
" Tolong!! Monster!! Ada monster!!" Semua anak berhamburan keluar hingga membuat kelas riyuh.
Bocah pirang tersebut terlihat ketakutan dan bingung, dia pun segera berlari keluar kelas untuk menghindari perundungan yang lebih sakit lagi dari teman-temannya.
________________________________________
Anak itu terus berlari dan berlari tanpa memperhatikan sekitar, hingga akhirnya langkah kecilnya terhenti saat tubuh kecilnya tak sengaja mengantam kaki dewasa di hadapannya.
" Apa kau tidak apa-apa adik manis?" Tanya seorang pria cantik di hadapannya.
Bocah itu mendongak untuk menatap wajah sang pemilik kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ BL ] BLUE EMERALD
Fanfiction[ 2MIN AREA ] 23+ BIJAK SEBELUM MEMBACA!! Book ini mengandung konten dewasa 23+, BXB, Mpreg, dan lain-lain. Bagi yang berbeda pandangan / Belum cukup umur harap SKIP saja. Sekian dan terimagaji. Salam Manis, @Kyuji_25