16

728 70 10
                                    

Hyunjin mendobrak masuk kekamar bercat abu terang itu. Mata tajamnya menatap sadis sosok kecil yang terisak sambil terduduk manis di lantai kamar.

" Pengasuh Jang! Cepat kemasi barang-barang kalian! Kita pergi malam ini juga!" Perintah Hyunjin dengan nada tinggi.

" Papa... Kita akan pergi kemana? Mama belum pulang. Nanti bila mama datang dan mencari In bagaimana?" Tanya Jeongin polos membuat sang pengasuh tak tega dan bimbang.

" Apa yang kau tunggu! CEPAT!!"

" Baik tuan!" Pemgasuh Jang pun pergi.

" Papa, apa kita akan pergi tamasya bersama mama?" Jeongin menggenggam jemari Hyunjin dan tersenyum manis.

Hyunjin menarik tangannya kasar, kerah baju kecil itu dia cengkram kuat hingga tubuh kecil Jeongin ikut terangkat.

" Jangan berpura-pura manis di hadapanku! Kau pikir aku tidak tahu, jika kau memanggil tuan Lee dengan sebutan ayah?! Apa kau pikir wajah polosmu itu bisa mempengaruhi akal sehatku?! Kau salah Jeongin! Aku masih membencimu! Dari dulu hingga saat ini. Satu-satunya hal yang membuatku mengakuimu di rumah ini hanya karena Seungmin. Kau hanya alat bagiku, agar Seungmin terikat denganku selamanya. Tapi apa yang kau lakukan? Kau berkhianat! Kau mendukungnya menjalin hubungan dengan pria lain, untuk itu kau harus menanggung hukumannya!"

Hyunjin melemparkan tubuh kecil Jeongin kencang keatas kasur yang empuk, namun itu sudah membuat si kecil itu menjadi trauma dan histeris.

" DIAM!! JANGAN MENANGIS!! Aku tidak akan membunuhmu! Aku hanya ingin kau merasakan bagaimana sakitnya dan hancurnya hidupku karena ulah ibumu!! Kau bukan anakku tapi aku terpaksa menghidupimu selama ini! Apa kau tidak bisa menjadi lebih berguna sedikit?! Dasar bocah tengik!!" Hyunjin kembali mengangkat dan membanting tubuh Jeongin kekasur.

" ASTAGA!! TUAN!! Hentikan tuan!!" Pengasuh Jang segera menyelamatkan tubuh kecil yang sudah pucat pasih tersebut.

" MAMA!! MAMA!! JANNIE --- MAMA!! IN MAU MAMA!!" Jeongin menangis histeris.

" Suruh bocah itu diam!!"

" Tuan muda tolong tenanglah, atau tuan akan bertambah marah. Tuan muda anak yang baik kan? Tidak boleh menangis, tidak boleh nakal."

" Jannie, In mau mama! In mau mama!"

" Kau pikir hanya kau yang menginginkan Seungmin untuk tetap di sini?! Dari pada Seungmin yang pergi, lebih baik kau yang selamanya pergi dari rumah ini! Dan aku berdoa, segala hal apapun buruk yang akan menimpa Seungmin, semoga semua teralihkan padamu! Lebih baik kau yang terluka dari pada Seungmin bahkan LEBIH BAIK KAU YANG MATI DARI PADA SEUNGMIN YANG MATI, APA KAU DENGAR!!"

Seketika tangisan Jeongin terhenti saat mendengar perkataan Hyunjin tersebut. Mata anak itu berubah menjadi tenang namun kosong. Jeongin tak lagi merengek meminta diantarkan pada Seungmin.

" Baguslah kalau kau mengerti! Dengar Jeongin kau bukanlah anakku! Jadi segeralah pergi jauh dari hidupku! Apa kau mengerti?!"

Di luar dugaan, Jeongin mengangguk patuh. Pengasuh Jang yang melihat perubahan sikap yang signifikan dari sang tuan muda merasa resah namun dia tidak bisa berbuat banyak.

Sementara itu dalam perjalanan menuju rumah utama Emerald, Seungmin merasa resah bukan main. Rasa takut, panik, dan rasa bersalah bercampur aduk dalam pikiran dan hatinya. Dia terus merunduk sepanjang jalan, hanya kepalan tangannya yang bergerak resah.

Minho mencuri pandang kepada pria manis di sampingnya. Dengan sekuat tenaga Minho mencoba menarik nafas panjang untuk menjaga akal sehatnya agar tak termakan emosi sesaat.

" Tidak perlu dipaksakan. Jika kau ingin kembali, maka aku akan mengantarkanmu kembali." Minho mengalah.

" Apa --- apa --- tidak apa-apa?" Seungmin ragu.

[ BL ] BLUE EMERALDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang