Setelah setahun berlalu, kontrak itu tak lagi mengikat Seungmin namun kini justru kasih sayangnya pada Jeongin lah yang mengikat hatinya, untuk tetap bersama tuan muda itu. Hyunjin pun tak keberatan dengan hal tersebut, karena memang dia merasa Jeongin lebih aman jika bersama Seungmin meski kini Jeongin sudah memiliki pengasuh lain.
Rumah besar itu sudah berganti nama pemilik, saat ini rumah besar itu sudah sah menjadi milik tuan muda. Hyunjin hanya datang sesekali kegaleri untuk mengambil atau membuat hasil karya saja, setelah itu dia akan kembali pergi selama berbulan-bulan lamanya.
" Apa kau lupa, kontrak itu hanya berlaku untuk satu tahun itu saja. Jadi saat ini, lembaran hukum itu tak lagi mengikat." Hyunjin menggigit kecil bahu putih Seungmin.
" Ngh! Hentikan!" Seungmin berusaha menjauhkan kepala Hyunjin dari lehernya.
" Aku mencintaimu Seungmin. Perasaan itu kian kuat setiap harinya. Tapi kau bahkan tak pernah berpaling hanya untuk menatapku. Kau hanya menatapku sebagai seorang pasien yang membutuhkan psikiater untuk tetap bisa hidup normal. Tapi nyatanya aku membutuhkanmu lebih dari itu. Aku ---- ingin kau menjadi ---- ibu dari anakku." Hyunjin menjilati leher Seungmin seperti seekor anjing yang manis. Hal itu membuat daun telinga Seungmin memerah menahan malu dan geli.
" Jangan begini --- aku tidak bisa!"
" Jeongin pasti akan senang bila dia mendapatkan adik kecil sebagai hadiah musim semi nanti? Apa kau tidak ingin memberikan hadiah spesial bagi anakmu?" Hyunjin membuka celananya. Batang tegak itu membuat Seungmin ngilu seketika. Dia tak menyangka jika Hyunjin yang selama ini terkenal acuh, kini sangat menginginkannya untuk di masuki.
" Jangan Hyunjin! Aku tidak bisa!"
" Kau bisa Seungmin. Kita hanya perlu melakukannya perlahan. Aku janji ini tidak akan sakit. Kau hanya perlu memberiku jalan untuk mengisi perutmu yang dingin dan menanamkan benihku di sana. Bersamaan dengan itu aku akan mempersiapkan pernikahan yang megah untuk kita. Dan kita akan hidup bersama selayaknya keluarga seutuhnya." Hyunjin menarik celana pendek Seungmin. Melihat lubang kecil Seungmin yang mengkerut, daging berurat Hyunjin malah menjadi semakin besar dan mengeras.
" Aku tidak bisa menahannya lebih lama Seungmin!"
" Tidak Hyunjin! Ah.."
Hyunjin mengesekan ujung besarnya peda luang kecil Seungmin. Tak lupa dia pun membuat kissmark yang begitu indah di setiap tempat yang dia jumpai.
" Ah.. Hyunjin... Ahh... Jangan..."
" Aku tidak bisa berhenti Seungmin... Nghhmm... Jadilah milikku!"
PRANG!! BRUGH!! PRANG!!
" Tuan muda! Berhenti!!" Teriakan pengasuh Jang membuyarkan moment panas keduanya.
Kelengahan Hyunjin dimanfaatkan oleh Seungmin untuk mengambil kembali sisa harga dirinya yang hampir terenggut oleh nafsu binatang sang tuan rumah. Seungmin segera berlari menuju sumber suara. Sementara Hyunjin hanya bisa menelan pahit kenyataan tentang birahinya.
" Ada apa ini? Astaga! Jeongin! Felix! Hentikan!" Teriakan Seungmin menghentikan pertikaian panas diantara dua tuan muda di meja makan.
Mendengar komando tegas dari Seungmin kedua tuan muda itu pun segera merunduk terdiam dengan sopan.
Meja makan yang indah kini sudah berubah menjadi lautan puding yang licin dan lengket. Pecahan piring pun menghiasi lantai marmer mahal itu.
" Tuan muda Hwang, Tuan muda Lee --- diantara kalian berdua siapa yang bisa menjelaskan padaku apa yang sudah terjadi?!" Seungmin bertulak pinggang membuat kedua anak itu semakin merunduk ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ BL ] BLUE EMERALD
Fanfiction[ 2MIN AREA ] 23+ BIJAK SEBELUM MEMBACA!! Book ini mengandung konten dewasa 23+, BXB, Mpreg, dan lain-lain. Bagi yang berbeda pandangan / Belum cukup umur harap SKIP saja. Sekian dan terimagaji. Salam Manis, @Kyuji_25