4

1K 113 4
                                    

Dikarenakan Jeongin tidak masuk sekolah hari ini, Minho pun memutuskan untuk datang langsung kekediaman seniman Hwang yang terletak di pusat planet.

Tak berapa lama kemudian Minho dan Felix sampai di sebuah rumah dengan cat putih susu yang mendominasi bangunan megah tersebut.

Kedatangan mereka di sambut hangat oleh assisten rumah tangga rumah, namun tidak dengan tuan rumah yang terlihat kaku dan masam. Hyunjin duduk sendirian menghadapi tuan dan tuan muda Emerald tersebut.

" Silahkan dinikmati tuan! Teh tersebut aku bawa langsung dari planet sepuluh. Kesegaran dan kualitas teh di sana adalah yang terbaik di seluruh planet." Ucap Hyunjin dengan nada sedikit menyombong.

" Terimakasih, tapi aku tidak ingin buang-buang waktu. Maksud kedatanganku kemari untuk meminta maaf secara langsung pada tuan Hwang dan tuan muda Hwang atas kejadian yang kurang menyenangkan tempo hari. Tapi aku bisa meyakinkan pada anda jika kejadian tersebut adalah murni kecelakaan."

" Bagaimana anda bisa bicara seperti itu tuan Emerald? Apa anda sudah menanyakan langsung pada tuan muda yang manis itu?!" Mata Hyunjin melirik tajam ke arah Felix. Mendapatkan tatapan mematikan, Felix segera bersembunyi di balik lengan kekar sang ayah.

" Itu hanyalah pertengkaran biasa. Kita tidak seharusnya memperbesar masalah ini. Aku mohon, agar anda bersedia menghapus laporan anda di forum sekolah. Untuk pengobatan dan kebutuhan lainnya, anda bisa menyerahkan seluruhnya pada Emerald grup. Aku akan menanggung semua biayanya."

" Tuan Lee .... Apa kau pikir aku membutuhkan uang mu itu? Apa rumah ku ini tidak cukup membuktikan status sosialku di planet ini?"

" Bukan seperti itu. Ini semua hanya sebagai tanda pertanggung jawaban dariku untuk kekacauan yang telah putraku perbuat."

" Bagaimana dengan permintaan maafnya? Bukankah seharusnya anakku pantas menerimanya --- tuan muda Lee?!" Hyunjin lagi-lagi mempoint tajam pada bocah pirang dengan tatapan lugu tersebut.

" Tentu saja! Itulah tujuan utama kami datang kemari. Benarkan Felix?" Minho menatap mata putranya yang masih ketakutan. Felix pun mengangguk pelan.

" Pengasuh Jang! Tolong panggilkan tuan muda kemari!" Perintah Hyunjin.

" Maaf tuan, tuan muda sedang pergi ke taman bersama tuan kim."

" Ke taman? Bagaimana dengan demamnya? Bukankah harusnya dia beristirahat?"

" Setelah bangun tidur, tuan muda terus merengek minta di ajak berjalan-jalan. Karena hal tersebut, akhirnya tuan Kim memutuskan untuk mengajak tuan muda berkeliling taman belakang."

" Cepat panggil mereka kemari! Aku ingin bicara!" Perintah Hyunjin.

" Baik tuan." Belum sempat pengasuh Jang beranjak, langkah kecil yang girang itu terdengar menghiasi rumah besar tersebut.

" MAMA!!" Teriak Felix histeris. Dia  melompat dari sofa dan berlari menuju satu sosok yang berjalan beriringan dengan Jeongin.

" Mama!! Mama!! Mama!!" Felix memeluk erat kaki Seungmin dan mendusal manja.

" Kau? Bagaimana kau bisa ada di sini?" Seungmin terkejut mendapati bocah pirang yang tiba-tiba bergelayut manja padanya.

Di sisi lain, jantung Minho seperti berhenti berdetak sesaat ketika melihat sosok Seungmin yang berdiri tepat di hadapannya.

" Xiao --- Xiao Nian ...." Mata Minho membulat. Tanpa sadar langkah kakinya terus mendekat kearah Seungmin.

Perlahan tangan besar itu menyentuh pipi kapas di hadapannya. Dinginnya pipi Seungmin membuat mata Minho tiba-tiba memerah. Aliran kesedihan mewarnai pertemuan haru keduanya.

[ BL ] BLUE EMERALDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang