" Ice americano untuku dan Latte manis untuk partnerku yang termanis." Jisung datang dengan dua cangkir minuman dan sekantung makanan.
" Terimakasih. Letakan saja di sana aku belum haus." Ucap Seungmin acuh. Jemari lentiknya masih sibuk dengan jarum dan beberapa manik-manik cantik di hadapannya.
" Ayolah Seungmin, kau bisa mengerjakannya besok lagi. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Ini, minumlah!" Jisung merangkul bahu Seungmin sembari menyodorkan minuman untuknya.
" Baiklah, terimakasih." Seungmin menengguk minuman tersebut tanpa ragu, dia tak menyadari jika setiap gerakan dari tenggorokannya itu sangat candu bagi pria di belakangnya. Tanpa sadar wajah Jisung terus melaju mendekati leher putih itu.
" Lakukan saja kalau kau sudah bosan hidup!" Seungmin mengangkat gunting yang ada di hadapannya.
" Woo.. woo.. woo.. sayang, jangan bermain-main dengan benda tajam, itu sangat berbahaya." Perlahan Jisung menuntun tangan Seungmin untuk kembali meletakan guntong tersebut di tempatnya.
" Apa kau sudah mengunci pintu butik?"
" Tentu saja! Kau bisa percaya padaku kali ini."
" Baiklah ...." Keduannya kembali hening untuk beberapa saat.
" Seungmin___"
" Ya..."
" Apa kau pernah mencintai seseorang dalam hidupmu?" Tanya Jisung tiba-tiba.
" Tentu saja."
" Siapa?" Mata Jisung membulat mendengar pernyataan Seungmin yang tak terduga.
" Jeongin. Aku mencintainya."
" Akh! Bukan cinta yang seperti itu --- maksudku ---- pernahkan kau memikirkan seorang alpa untuk menemani hidupmu sampai kau tua nanti? Adakah seseorang yang membuatmu rela mati hanya untuk dirinya?"
" Jisung --- kita sudah sering membahas ini sebelumnya. Jadi___"
" Justru karena itu Seungmin. Aku berharap kau bisa menemukan arti cinta dalam hubungan kita. Tidakkah perasaan itu akhirnya tumbuh setelah sekian lama?" Sejak bertemu dan akhirnya membangun bisnis bersama, Jisung memang sudah memendam perasaan suka pada Seungmin. Namun kenyataanya sikap sang empu tak pernah berubah padanya bahkan setelah Jisung menyatakan perasaannya dengan lugas beberapa kali.
" Maafkan aku. Aku benar-benar tidak tertarik dengan perasaan cinta seperti itu. Terlebih lagi, Jeongin selalu marah jika aku dekat denganmu ataupun orang lain."
" Ayolah Seungmin! Terlalu jahat jika kau terus menolakku dengan alasan Jeongin." Rengek Jisung.
" Lihatlah sikapmu itu! Aku rasa kau lebih butuh seorang baby siter dari pada seorang pendamping." Ledek Seungmin. Bukannya memperbaiki sikap kekanakannya, Jisung malah semakin jadi dan terus menggoda Seungmin dengan pipi chubynya.
BRAK! BRUGH!
Terdengar suara ricuh dari arah butik. Jisung dan Seungmin segera berlari untuk mengecek apa yang sebenarnya terjadi.
" ASTAGA!!! Badai apa yang masuk kemari hingga membuat barang-barang berhamburan seperti ini?" Jisung menarik surainya, dia di buat stres dengan apa yang terjadi.
" Jangan salahkan badai jika dia tiba-tiba masuk, kau sendiri lah yang tidak mengunci pintunya! Lihat ini!" Seungmin bersandar di pintu butik yang terbuka.
" Hehehee... Apa iya iya? Rasa-rasanya aku sudah menguncinya tadi." Jisung menggaruk kepalanya yang tak gatal.
" Jejak apa ini?" Mata Seungmin terusik dengan jejak kaki kotor di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ BL ] BLUE EMERALD
Fanfiction[ 2MIN AREA ] 23+ BIJAK SEBELUM MEMBACA!! Book ini mengandung konten dewasa 23+, BXB, Mpreg, dan lain-lain. Bagi yang berbeda pandangan / Belum cukup umur harap SKIP saja. Sekian dan terimagaji. Salam Manis, @Kyuji_25