23. CINTA SATU MALAM

56K 3K 2.2K
                                    

Follow terlebih dahulu akun di bawah ini;
Instagram: wattpad.ayay
Tiktok: wattpad.ai & wattpad.ay

Diwajibkan untuk vote dan komen sebelum membaca cerita ini!

Jangan lupa komen di setiap paragraf!

Ramaikan cerita ini ke teman-teman kalian dan sosmed kalian dengan memakai hastag #obsesiasmarawattpad #bianastara #aloraaleandra

Hari semakin larut, langit semakin gelap gulita, tapi itu tidak menyurutkan kegiatan kedua manusia itu untuk melakukan hal yang mereka inginkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari semakin larut, langit semakin gelap gulita, tapi itu tidak menyurutkan kegiatan kedua manusia itu untuk melakukan hal yang mereka inginkan. 

Keadaan kedua sama-sama terbuai oleh nafsu dan sudah kehilangan akal sadarnya. Mungkin saja besok mereka akan menyesali perbuatan mereka malam ini?

Dua manusia yang sama-sama menginginkan kenikmatan sesaat yang nantinya berakhir dengan penyesalan? 

Ergi menciumi leher gadis itu, dan semakin membuatnya ingin merasakan sentuhan lebih. 

"Please…gue udah gak kuat…," ucap Citra dengan suara serak. Matanya sayu menatap Ergi di sampingnya. Obat itu benar-benar membuat Citra hilang kendali sampai seperti ini.

Melihat keadaan Citra yang sudah begitu parah, Ergi mulai membuka gaun gadis itu hingga tandas. Tubuh Citra kini tidak terbalut apapun, pakaian yang sebelumnya dikenakan, sudah tergeletak di lantai. 

Ergi kembali mencium leher Citra hingga turun ke dada gadis itu. Dia menciptakan begitu banyak tanda kemerahan di sana. Tangan Citra tidak tinggal diam dengan memainkan rambut Ergi, matanya terpejam seolah menikmati sentuhan cowok itu. 

Ergi kembali melihat Citra yang terengah-engah. Nafsu itu semakin menyelimutinya. Matanya seolah tertutup dan tidak bisa menyadari bahwa apa yang mereka lakukan ini salah. 

Cowok itu membuka kemeja yang dipakainya, hingga memperlihatkan tubuhnya, juga celananya yang ia lemparkan begitu saja ke lantai.

Kini mereka berdua sama-sama telanjang bulat. Sama-sama memperlihatkan bentuk tubuh keduanya.

Ergi mulai memberi sentuhan-sentuhan kecil agar Citra semakin menginginkannya. Agar dia lebih tenang dan tidak terburu-buru nantinya.

Dengan mata terbuka tertutup, Citra menatap Ergi. "Pelan-pelan, Gi, gue takut," katanya serak.

"Rileks. Sakitnya cuma di awal," ucap Ergi kemudian membuka kedua kaki Citra lebar-lebar.

Malam ini, kamar hotel dengan lampu remang-remang menjadi saksi penyatuan kedua insan berbeda jenis kelamin yang sama-sama tidak sadarkan diri itu. Mereka berdua sama-sama menikmati malam panjang ini dengan diiringi suara desahan yang keluar dari mulut keduanya. 

Suara decapan beradu ketika lidah mereka sama-sama bertemu, menciptakan suara-suara yang mengalun, mengiringi permainan keduanya. 

Citra yang begitu menjaga kehormatannya, kini justru dengan sendirinya menyerahkan kepada lelaki yang tidak memiliki status apapun dengannya. 

Obsesi AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang