Jangan lupa meninggalkan jejak please!
Enjoy and happy reading
.
.
."Buset dah rame banget," ucap Aira menatap orang-orang yang berlalu lalang dari lantai tiga. Siswa siswi yang berasal dari lima sekolah itu tampak berjalan melihat-lihat keadaan SMA Nusa. Ada juga yang sedang menonton pertandingan.
Ya, tiga puluh menit yang lalu upacara pembukaan baru diselenggarakan dan sekarang SMA Nusa tengah ramai.
"Ya iyalah rame. Yang sepi itu kuburan," ucap Anna ikut menatap orang-orang di bawah sana.
"Kuburan rame tuh kalo abis lebaran," celetuk Linda yang fokus dengan ponselnya.
"Serah Lo, Lin. Serah!"
"Yuklah kita ke bawah. Bentar lagi sekolah kita tanding lawan SMA Bangsa," ucap Dian.
"Tanding apa?" tanya Aira.
"Takraw."
Mereka berempat berjalan menuju lapangan takraw SMA Nusa. Selama perjalanan, mulut keempat gadis itu tak hentinya berceloteh ria. Mengomentari penampilan orang-orang yang menurutnya anehlah, alaylah, menorlah, dan lain-lain. Dasar mulut-mulut pendosa.
Suara notifikasi dari ponsel Anna, membuat keempatnya berhenti secara otomatis. Sang empu langsung merogoh kantong celana olahraga yang ia kenakan guna mengambil ponsel yang berbunyi.
"Yaahh," ucap Anna begitu ia selesai membaca pesan dari ponselnya.
"Kenapa An?" tanya Linda mewakili Aira dan Dian.
"Gue disuruh ngumpul ke stand makanan klub tata boga," jawabnya.
"Kasian. Ya udah sana," ucap Aira tanpa beban.
"Si anjir! Gue pergi dulu ya, kabarin Ra kalo udah mau tanding volly," kata Anna yang diangguki oleh Aira. Anna pun pergi dari sana menyisakan Aira, Linda, dan Dian.
"Lanjut?"
"Kalian duluan aja deh, gue mau jajan dulu. Laper," ucap Linda mengusap perutnya yang gepeng seperti husbumu.
"Gue ikut, mau nitip gak, Ra?" tanya Dian.
Berpikir sejenak, lalu mengangguk. "Pop ice aja. Rasa taro ya," katanya sembari menyerahkan selembar uang lima ribu. "Gue cari tempat dulu yang agak neduh."
Aira berjalan ke arah lapangan takraw yang sudah ramai orang. Sorak-sorai pun ikut memeriahkan pertandingan.
Dari jarak kurang lebih sepuluh meter, Aira bisa melihat Aidan, Fadil, dan Riyan yang sedang fokus menonton pertandingan yang berlangsung. Aidan yang sedang berdiri, Fadil dan Riyan yang sedang jongkok di sampingnya.
Aira berjalan mendekat dengan langkah pelan berniat mengagetkan Aidan yang terus menatap ke arah lapangan, menyaksikan pertandingan yang begitu sengit.
Namun, celetukan-celetukan beberapa siswi terdengar di telinga Aira, membuat langkah gadis bertubuh mungil itu berhenti.
"Ih, yang berdiri tinggi banget. Punggungnya aja ganteng gitu."
"Iya, SMA Nusa emang gudangnya cogan. Andai jaraknya Deket dari rumah gue, udah pasti gue sekolah di sini."
"Gue yang lagi jongkok itu. Tadi dia senyum manis banget astaga!"
Cowok yang dimaksud gadis itu adalah Fadil.
"Tapi itu yang agak kalem keren juga."
"Mereka bertiga keren pokoknya!"
Aira sampai geleng-geleng kepala mendengar pujian dari kelima gadis yang berasal dari SMA Merah Putih itu. Bagaimana Aira bisa tahu kalau mereka berasal dari SMA Merah Putih? Tentu saja karena ia membaca tulisan di baju mereka. Pintar kan Aira?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Young Marriage
Teen FictionPernah kebayang menikah dengan tetangga sendiri? Terlebih jika kalian tidak pernah akur seperti Tom and Jarry. Itulah yang dirasakan oleh Aidan dan Aira. Kedua remaja itu terlibat perjodohan konyol dari nenek serta orangtua mereka yang mana mengharu...