TYM -17-

736 23 5
                                    

Jangan lupa vote, komen dan share
Jangan menjadi pembaca gelap, oke?

Enjoy and happy reading (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

.
.
.



BYURR!

Kelopak mata Aira yang tadinya terpejam rapat, kini terbuka lebar. Gadis itu menatap langit-langit kamar dalam diam. Suara tadi seperti ada orang yang melompat ke kolam renang.

Aira menoleh ke samping kanan, namun tidak ada siapa-siapa. Tidak ada Aidan. Gadis itu mencari ponselnya di bawah selimut, lalu melihat jam. Ternyata sudah pukul 20.42.

"Aidaann!" teriak Aira sembari merubah posisinya menjadi duduk. Tidak ada yang merespon panggilannya. Hal itu membuat Aira berdecak kesal.

Ia sangat yakin, jika suara yang membangunkannya tadi itu adalah ulah Aidan. Dengan langkah cepat ia keluar dari kamar. Menuruni anak tangga, hingga sampai ke pintu belakang yang terbuka.

Aira melangkahkan kaki pendeknya yang hanya dilapisi oleh celana selutut itu keluar. Tubuhnya sedikit meremang begitu terkena angin malam yang cukup dingin.

Gadis dengan kaos kebesaran berwarna hitam itu berjalan menuju kolam renang yang terdapat Aidan di dalamnya. Cowok yang berstatus sebagai suaminya itu tampak fokus berenang dengan cepat sampai ia tak menyadari kehadirannya yang kini berdiri di tepi kolam.

Oh iya, pantes Aidan semangat gini, besok kan final renang, batin Aira.

"Loh, Bol?"

"Eh!" Aira refleks mundur satu langkah karena terkejut melihat Aidan yang tiba-tiba berada di dekat kakinya.

"Ngapain di sini, Bol. Dingin, sana Lo masuk," ujar Aidan. Kacamata renangnya kini beralih ke dahinya.

"Lo ngapain renang malem-malem? Nggak dingin?" tanya Aira bersedekap.

"Enggak tuh. Airnya anget malah," jawab Aidan membuat Aira menaikkan sebelah alisnya.

Karena penasaran, Aira kembali mendekat ke pinggir kolam. Gadis itu berjongkok tepat di hadapan Aidan. Tangannya kemudian terulur untuk menyentuh air kolam yang kata Aidan tidak dingin itu.

"Apanya yang hangat ini?" tanya Aira menarik kembali tangannya. Nyatanya setelah ia menyentuh air, ternyata dingin bukan hangat. Aidan membohonginya.

"Ck, kalo gitu emang dingin, tapi kalo Lo udah masuk ke kolam airnya bakal jadi anget."

"Helleh, Lo nipu gue kan?" tanya Aira memicingkan mata. Sebenarnya ia sangat ingin bergabung dengan Aidan. Penasaran bagaimana rasanya berenang di malam hari. Lagi pula sudah lama ia tidak berenang di kolam ini.

Terakhir kali ia berenang di sini saat kelas delapan SMP. Aira yang saat itu masih sangat pendek, dengan nekat melompat ke kolam. Alhasil ia tenggelam karena belum sepenuhnya bisa berenang. Untung saja saat itu ada Akmal yang melihatnya.

"Ck, sini kalo nggak percaya," ujar Aidan dengan tangan yang terulur ke arah Aira yang masih berjongkok di depannya.

Perlahan Aira meraih tangan Aidan yang lumayan hangat. Kakinya juga ia celupkan ke air yang ternyata semakin ke bawah semakin hangat. Aidan tidak menipunya. Cowok bertelanjang dada itu melihat Aira yang masih sibuk memainkan kakinya di dalam air.

Ia kemudian tersenyum jahil dan dengan gerakan cepat, Aidan menarik tangan Aira hingga gadis itu tercebur ke dalam air.

"Aidan bangsad!" pekik Aira yang kini basah kuyup. Tangannya tak lepas dari Aidan, serta kakinya yang setia melilit kaki Aidan. 

The Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang