Assalamualaikum cintah(≧▽≦)
Aku mau sungkem plus ngucapin banyak-banyak terima kasih buat kalian semua yang udah baca, vote, komen, yang nambahin ke reading list dan share cerita ini. Huhu senang banget banyak yang baca dan vote. Bahkan sempat nggak percaya, kirain cuma mimpi.
Buat yang rajin komen juga, aku ucapin banyaaaak terimakasih. Komen kalian tuh mood banget. Aku bacanya tuh sambil senyum-senyum, sampai ketawa juga. Pokoknya semangat gitulah.
Jangan bosan ya sama kisah pasangan prik ini. Tanpa dukungan kalian tuh aku lemah, letih, lesu, loyo, letoy. So, jangan lupa tekan bintang dan penuhi dengan komentar manis kalian ya cintah (。•̀ᴗ-)✧
Enjoy and happy reading ( ´◡‿ゝ◡')
.
.
.Semua perempuan, entah itu berasal dari SMA Nusa atau sekolah lain terperangah. Bahkan menjerit tertahan begitu Aidan keluar dari kolam. Cowok itu melepaskan kacamata renangnya membuat para gadis kembali memekik heboh.
Bagaimana tidak, baju renang yang dikenakan Aidan melekat sempurna membuat otot lengannya terlihat. Bahkan kotak-kotak diperutnya juga tampak jelas. Aidan menyugar rambut basahnya sembari tersenyum manis. Sudah jelas dia sedang tebar pesona.
Aira yang berdiri tak jauh darinya hanya bisa memasang wajah malas. Menurutnya, reaksi gadis-gadis di sekitarnya itu sangat berlebihan. Aira yang kemarin berenang bersama Aidan yang tak mengenakan atasan saja bisa saja.
"Gila! Mata gue langsung sehat," sahut Anna yang berdiri di samping Aira.
"Pesona Aidan emang nggak diragukan lagi," celetuk Dian.
"Ganteng parah!" timpal Linda ikut-ikutan.
Aira langsung mengernyit bingung. Ada apa dengan teman-temannya ini? Biasanya mereka juga ikut menatap malas melihat Aidan yang tebar pesona.
"Stress Lo pada," ucap Aira.
"Lo kali!" ucap Linda, Dian, dan Anna. Kompak.
"Hai Cebol," sapa Aidan yang kini berdiri menjulang dihadapan Aira. Cowok itu tersenyum lebar, membuat gadis-gadis sekitar kembali berdecak kagum.
"Ucapan selamatnya mana?" tanya Aidan.
"Hah? Harus gitu?"
Aidan mengangguk, masih mempertahankan senyumnya. Ia juga tampak mengulurkan tangan kanannya. Ragu, Aira menjabat tangan Aidan, meski risih karena tatapan semua orang berpusat padanya.
Belum sempat Aira mengucapkan selamat, Aidan terlebih dahulu menarik tangan Aira, mengecupnya dengan lembut. Keget? Tentu saja! Aira hanya bisa mematung dengan pipi yang memerah.
Teriakan heboh orang-orang tak Aidan hiraukan. Fokusnya hanya pada Aira. "Thank you, honey."
Mata Aira terbelalak begitu sadar bahwa jarak wajah Aidan dan wajahnya semakin menipis, tinggal satu jengkal lagi hidung mereka akan bersentuhan. Apa yang ingin Aidan lakukan?
"Aaaaa!" Aira dengan keras mendorong Aidan.
Bruk!
"ARKHH!" pekik Aidan yang sudah terkapar di lantai. Cowok itu memegang pantatnya yang terasa ngilu sembari bangkit. "Cebol Lo apa-apaan sih? Mimpi apa Lo sampai nendang gua? Mimpi dicium monyet?" tanya Aidan dengan kesal.
Aira yang sudah sadar dari mimpi buruknya itu kini terduduk, menatap Aidan yang sedang menatapnya tajam sambil memegang pantat.
"Iya anjir! Gue mimpi hampir dicium monyet," jawab Aira yang masih shock dengan mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Young Marriage
أدب المراهقينPernah kebayang menikah dengan tetangga sendiri? Terlebih jika kalian tidak pernah akur seperti Tom and Jarry. Itulah yang dirasakan oleh Aidan dan Aira. Kedua remaja itu terlibat perjodohan konyol dari nenek serta orangtua mereka yang mana mengharu...