Jangan lupa meninggalkan jejak please!
Enjoy and happy reading ಡ ͜ ʖ ಡ
.
.
.Hari ini semua murid SMA Nusa sibuk mempersiapkan segala kebutuhan acara ulang tahun sekolah. Bukan hanya murid sih, tapi guru-guru juga ikut membantu.
Seperti yang sedang dilakukan oleh Aidan dan kawan-kawan, mereka tengah menyusun kursi di aula sekolah yang cukup luas. Yang mana aula itu mampu menampung kurang lebih seribu orang.
Usai dengan pekerjaan itu, Aidan, Fadil dan juga Riyan keluar dari aula tersebut. Mereka bertiga berjalan menuju kantin untuk mengisi kembali tenaga yang sudah terkuras.
"Jodoh emang gak kemana," ucap Fadil saat memasuki kantin. Pandangannya langsung tertuju pada empat siswi yang duduk di meja pojok. Salah satunya ada Dian, sang pujaan hati.
Ketiga laki-laki itu mendekat, dan tanpa meminta izin, mereka langsung duduk di bangku kosong yang masih tersisa.
"Hai dek Dian," sapa Fadil yang duduk persis di depan gadis itu.
Yang disapa bukannya menyapa balik, malah memasang wajah garang. Menatap Fadil dengan tatapan sinis.
"Kacang," celetuk Riyan sambil terkikik geli bersama Aidan.
"Tai lu berdua," ucap Fadil. Laki-laki itu melangkah menuju ke stan makanan untuk memesan. Tak perlu bertanya kepada Riyan dan Aidan apa yang diinginkan keduanya, karena apapun yang dipesan Fadil pasti akan di makan oleh dua curut itu.
"Bol," panggil Aidan pada gadis yang duduk di sampingnya.
Aira yang fokus pada bakso yang ada di hadapannya hanya bergumam tanpa mengalihkan perhatiannya.
"Lo gak ada tanding karate?" tanya pemuda itu.
"Gwak adwa," jawab Aira dengan mulut yang penuh bakso.
Aidan ber-oh ria sebagai tanggapan. Sebenarnya ia sudah tahu sih, tapi hanya basa basi. Setelah itu, Fadil datang membawa tiga piring batagor dan es teh di atas nampan. Cowok itu meletakkannnya di meja yang langsung disambut oleh Aidan dan Riyan.
Fadil menendang kaki Aidan yang duduk di hadapannya. Memberinya sebuah kode. Aidan yang paham pun langsung menggulum senyum. Di samping Fadil, Riyan yang sedang menyantap batagornya sesekali mencuri pandang dengan sang mantan, Linda.
"Hahaha ... balikan aja kali," celetuk Aidan.
"Yoi, padahal masih sama-sama cinta," sambung Fadil tertawa jenaka.
"Bacot!" sentak Riyan dan Linda bersamaan.
Fadil dan Aidan semakin gencar meledek kedua insan yang menyandang status mantan pacar itu. Bukan hanya Aidan dan Fadil, tapi Aira, Anna, bahkan Dian pun juga ikut serta. Dan ya, sebenarnya masih menjadi misteri penyebab kandasnya hubungan Riyan dan Linda.
"Batagor Mang Ipul emang mantep pol!" ujar Fadil saat batagornya ludes. Kini, remaja itu beralih menyeruput es tehnya.
Ponsel berlogo apel yang tergeletak di meja bergetar membuat pandangan ketujuh remaja itu terjatuh pada benda pipih itu.
"Hp siapa noh geter-geter," ucap Aidan yang kini menyeruput jus jeruk milik Aira.
"Punya lo bego!" semprot Aira sambil menabok bahu cowok di sampingnya.
Aidan mengusap-usap bekas pukulan Aira. "Kalem, Bol."
Laki-laki itu pun langsung mengecek ponselnya. Melihat siapa yang mengiriminya pesan begitu banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Young Marriage
Teen FictionPernah kebayang menikah dengan tetangga sendiri? Terlebih jika kalian tidak pernah akur seperti Tom and Jarry. Itulah yang dirasakan oleh Aidan dan Aira. Kedua remaja itu terlibat perjodohan konyol dari nenek serta orangtua mereka yang mana mengharu...