TYM -14-

579 35 12
                                    

Tok tok tok! Permisi paket:v

Wkwk gaje

Jangan lupa voment

Enjoy and happy reading!

.
.
.

"PERTANDINGAN SELANJUTNYA, BOLA VOLI PUTRI! SMA BANGSA MELAWAN SMA NUSA! KEPADA SELURUH PESERTA AGAR SEGERA MENUJU LAPANGAN VOLI INDOOR SMA NUSA!"

Suara teriakan suporter antar sekolah itu menggema di seluruh penjuru lapangan indoor. Bukan hanya siswa siswi SMA Nusa dan Bangsa, tapi juga beberapa dari SMA Merah Putih, Rajawali, dan  .

"Widih, si Cebol sama mantan Lo bentar lagi main," ucap Aidan kemudian menyeruput es teh di tangannya.

"Ayo cepat kita nonton. Lo harus nyemangatin mantan Lo!" seru Fadil, lalu menarik tangan Riyan yang enggan meninggalkan tempat duduknya.

"Ck, mending gue nonton futsal," balas cowok yang menyandang status sebagai mantan Linda itu.

"Tai, dalem hati Lo pasti mau nonton 'kan. Udah ayok, bentar lagi mulai!" Fadil menarik tangan Riyan, oh sepertinya menyeret dengan paksa.

Riyan pun hanya bisa pasrah.

Aidan yang berjalan di belakang hanya menggelengkan kepala, "Gengsi tai anjing."

Ketiga cowok itu telah sampai di lapangan voli. Seperti dugaannya, sangat ramai dan berisik. Aidan berjalan terlebih dahulu menuju ke pinggiran lapangan, diikuti oleh Fadil dan Riyan yang berjalan ogah-ogahan.

Kebetulan terdapat beberapa bangku kosong di pinggir, jadi mereka mendudukkan dirinya di sana.

"Liat Yan, mantan Lo kece banget 'kan?" tanya Fadil dengan jahil.

"Biasa aja," ucap Riyan dengan wajah datar. Tatapannya terus tertuju pada gadis berkuncir dengan nomor punggung dua puluh.

Riyan sempat tersenyum kecut melihat angka di belakang baju yang dikenakan Linda. Ia ingat makna nomor itu, sangat ingat. Tanggal saat ia jadian dan juga putus dengan Linda. Keren bukan?

"Bol!" teriak Aidan.

Dengan bodohnya Aira berbalik mencari orang yang memanggilnya itu. Setelah melihat Aidan, Aira menaikkan alisnya sebelah. "Apa?" tanyanya dengan suara sedikit keras.

"Kekuatan anime menyertaimu!" Aidan berdiri dari duduknya sembari mengepalkan tangannya di udara. Memberi semangat pada istrinya itu. Anjay istri.

Aira juga melakukan hal yang sama. "YOSHAAA!" teriaknya bak seorang karakter MC.

Beginilah jika satu frekuensi.

Di bagian atas kursi penonton, tampak seorang cowok menatap Aira dengan lekat. Wajahnya tertutupi oleh masker hitam. Rambutnya hitam legam, dengan kulit putih bersih.

Seorang cowok berkulit sawo matang menghampiri dan duduk di sebelahnya. Pandangannya ikut terarah, mengikuti tatapan temannya itu.

"Liatin siapa Lo?" tanya cowok yang diketahui bernama Gani.

"Itu, cewek yang bernomor punggung sembilan," jawabnya dengan pandangan yang tak terlepas dari gadis mungil yang sedang bertanding di lapangan.

"Naksir Lo?"

Cowok bermasker itu diam tak menjawab pertanyaan Gani. Namun, tatapannya terus tertuju pada Aira.

***

Malam ini, Aidan dan Aira akan menginap di rumah orang tua Aidan. Setelah selesai makan malam, mereka–Aidan, Aira, Akmal, dan Arzha– duduk di ruang keluarga sembari menonton televisi dan menikmati cemilan.

The Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang