TYM -20-

635 24 22
                                    

Sebelum membaca, tekan vote dulu yuk (⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)

Enjoy and happy reading guys!

.
.
.

KEPADA SELURUH PENONTON, SEBENTAR LAGI KITA AKAN MENYAKSIKAN FINAL BASKET PUTRA, SMA NUSA VS SMA RAJAWALI. UNTUK KEDUA TIM DIPERSILAKAN UNTUK BERSIAP-SIAP!

Terdengar suara menggelegar dari pengeras suara yang berada di beberapa tempat. Siswa siswi yang mendengar itu langsung beranjak menuju lapangan indoor bola basket. Menyaksikan pertandingan bola basket yang sebentar lagi dimulai.

Aira, Linda, Dian, dan Anna yang sedang nongkrong di depan stand makanan klub tata boga kompak menghentikan kunyahannya. Saling lirik satu sama lain, lalu bangun dari duduknya.

"Anjir, kita pasti nggak dapet kursi paling depan!" seru Anna setelah menelan makanannya. "Kenapa bisa lupa jadwal sih.",

"Ayo buruan, siapa tau masih ada." Dian berlari kecil disusul Aira, Anna, dan Linda.

Sesampainya di gedung lapangan indoor bola basket yang sangat ramai, keempat gadis itu tampak celingukan mencari tempat duduk yang masih kosong. Beruntungnya masih ada ruang kosong yang tersisa dan itu cukup untuk mereka berempat. Walaupun terletak cukup jauh dari pinggir lapangan. Syukur-syukur masih mendapat tempat duduk.

Tempat duduk di sekeliling lapangan basket tampak sudah penuh. Bahkan ada juga yang sampai rela berdiri karena tak mendapat tempat duduk. Itu semua mereka lakukan demi menyaksikan tim yang akan menjadi pemenang.

Dari jarak kurang lebih lima belas meter, Aira dapat melihat Aidan yang sedang berdiskusi di pinggir lapangan bersama timnya dan juga Pak Tono, pelatih klub bola basket. Wajah konyol Aidan yang biasanya Aira lihat kini hilang bergantikan wajah penuh keseriusan.

Cowok dengan baju basket tanpa lengan itu begitu menawan. Baju basket berwarna hitam putih itu begitu kontras dengan kulitnya yang putih. Jangan lupakan otot lengannya yang terekspos membuat sebagian kaum hawa menelan ludah.

Aira juga melirik tim yang akan menjadi lawan Aidan. Seketika matanya membola melihat Nathan. Gadis itu baru tahu jika Nathan ternyata berasal dari SMA Rajawali. Parahnya lagi, cowok itu akan bertanding dengan Aidan.

Tapi Aira tidak mempermasalahkan hal itu. Mau Nathan melawan Aidan atau bukan, ia tidak peduli. Aira yakin jika tim Aidan mampu mengalahkan tim Nathan.

Sebenarnya Aira sedikit risih dengan cowok ber-iris biru itu. Cowok itu selalu mengirimkannya pesan. Aira membalas chatnya beberapa kali, takut dikira sombong. Kadang juga Aira hanya melihatnya tanpa membuka pesan, tapi chat berikutnya pasti akan muncul. Padahal Aira sudah memberi kode dengan mengabaikan pesannya, tapi tetap saja mengganggu.

Aira harus bersabar. Setelah acara sekolahnya selesai, ia akan memblokir nomor Nathan. Cowok tampan itu cukup meresahkan.

"Nathan ternyata dari SMA Rajawali," celetuk Anna dengan tatapan tertuju pada lapangan di sisi kanan. Tempat dimana Nathan berdiri bersama timnya. "Parah ganteng banget."

Refleks Aira, Linda, dan Dian memutar bola matanya.

"Gila, yang sebelahnya juga ganteng!" Anna kembali bersuara, kali ini menatap cowok yang berdiri di samping Nathan.

Anna beralih menatap tim basket sekolahnya. "Eh, yang di samping kiri Fadil siapa?" tanyanya pada ketiganya sahabatnya.

"Tama anak kelas sepuluh." Dian menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari lapangan.

Aira dan Linda dengan kompak menoleh pada Dian, kemudian saling lirik. Seakan berbicara lewat tatapan mata. Kok Dian bisa tau? Begitulah kira-kira pertanyaan lewat tatapan Aira dan Linda.

Daripada penasaran, Linda pun angkat bicara. "Tau darimana, Yan?" tanya Linda.

Dian bergumam pelan kemudian menjawab singkat, "tau aja."

Ekspresi Linda dan Aira seketika menjadi datar mendengar jawaban yang tak memuaskan dari Dian. Sedangkan Anna tampak sibuk memperhatikan para cogan yang ada di gedung itu.

Setelah pembawa acara mengatakan bahwa pertandingan akan dimulai lima menit lagi, perhatian Aira, Linda, Dian, dan Anna kembali tertuju ke lapangan. Di sana, kedua tim tampak berdiri berhadap-hadapan. Menjabat tangan satu sama lain, kemudian mengambil posisi. Ring tim basket SMA Nusa di sebelah kiri, sedangkan SMA Rajawali di sebelah kanan.

Pendukung SMA Rajawali bersorak-sorai meneriakkan nama sekolahnya dan juga nama pemainnya. Walaupun nama Nathan yang sering terdengar. Para siswi itu kembali memekik tertahan saat Nathan memberikan senyuman pada mereka.

SMA Nusa tak mau kalah. Mereka juga bersorak, mengibarkan bendera berlogo klub bola basket dan juga logo sekolah. Aidan dan Fadil yang sudah mengambil posisi tampak tersenyum lebar sembari melambaikan tangannya ke penonton. Tak lupa memberikan fly kiss membuat para gadis memekik heboh.

Alay banget para betina ini, batin Aira.

Aidan, selaku kapten basket SMA Nusa berdiri berhadapan dengan Nathan, kapten basket SMA Rajawali. Seorang wasit berdiri di tengah-tengah mereka berdua sambil memegang bola basket. Begitu peluit berbunyi, sang wasit melempar bola itu keatas. Aidan dan Nathan melompat setinggi mungkin agar bisa mengambil bola terlebih dahulu.

Aidan yang berhasil meraih bola tampak tersenyum miring, mengoperkan bola itu kepada Riyan. Nathan tampak kesal melihat senyum Aidan. Pertandingan bola basket berjalan dengan sengit.

Aira mengernyitkan dahi, memperhatikan jalannya pertandingan. Pertandingan sudah berlangsung dua babak. Poin yang diperoleh sudah 18-20. SMA Nusa 20 dan SMA Rajawali 18. Tapi ada yang aneh. Entah kenapa perasaan Aira tidak enak. Tadi juga Aidan sempat adu mulut dengan Nathan, bahkan hampir adu jotos. Aidan juga beberapa kali terjatuh karena didorong.

Peluit berbunyi pertanda bahwa babak kedua sudah berakhir. Para pemain pun berjalan ke pinggir lapangan untuk beristirahat sejenak, juga mengatur strategi.

Aidan meraih sebotol air dingin yang sudah tersedia, meneguknya. Cowok itu juga menyiram kepalanya dengan air yang sengaja ia sisakan sedikit. Kepalanya panas, apalagi melihat senyum remeh Nathan yang tertuju padanya.

"Aidan, kamu jangan sampai terbawa suasana. Kontrol emosi kamu. Fadil dan Riyan juga. Kalian bertiga kan sudah beberapa kali bertanding dengan Nathan, jadi sudah tahu bagaimana cara mainnya anak itu. Paham?"

Aidan, Fadil, dan Riyan mengangguk patuh, "paham Pak."

Beberapa menit kemudian istirahat usai, kedua tim kembali mengambil posisi. Pertandingan kembali berlangsung sengit. Kedua tak ingin kalah, saling mengejar poin hingga babak keempat.

Pertandingan di babak terakhir ini poin SMA Nusa kembali unggul dengan skor 45-38. Aidan tampak berlari sambil mendribble bola. Dari arah yang berlawanan, Nathan tiba-tiba berlari kencang ke arah Aidan yang sedang memberikan bola pada Tama.

Bruk!

Nathan menabrak tubuh Aidan dengan keras. Aidan memang tak melihat Nathan berlari ke arahnya pun tak siap memasang pertahanan sehingga tubuhnya langsung terjatuh menimpa lantai dengan tangan kanan sebagai tumpuan. Refleks yang tidak pas karena tangan kanannya tak sanggup menahan bobot tubuhnya dan Nathan secara tiba-tiba.

Aidan meringkuk di tengah lapangan sambil memegangi bahu kanannya. Cowok itu juga tampak mengerang tertahan begitu merasakan sakit. Pertandingan dihentikan. Beberapa orang memasuki lapangan sambil membawa tandu. Mengangkat Aidan dan membawanya pergi.

Aira tampak menahan napas melihat kejadian tak terduga tadi. Setelah sadar, gadis itu segera berlari menyusul Aidan yang pastinya akan dibawa ke rumah sakit. Semoga Aidan baik-baik saja, harap Aira.

***

Jangan lupa meninggalkan jejak, jangan jadi pembaca ghaib guys (⁠╯⁠︵⁠╰⁠,⁠)

Sampai jumpa di chap selanjutnya, terima kasih 💋

The Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang