Bab 15 : Randu yang lain

902 174 77
                                    

Kadang ngasih emoticon love tuh susah banget, ga sih? :")

sebelumnya...

Randu duduk menunduk sedang di hadapannya ada Papa dan Mamanya yang menatap tidak percaya pada apa yang baru saja diungkapkan oleh anak pertama mereka. Dulu... dulu sekali Randu pernah mengecewakan mereka dengan terlibat oleh obat-obat terlarang. Dan kali ini Randu kembali menorehkan luka yang sama.

Mama duduk di tengah bersama Sandra yang ikut syok mendengarnya. Ia memeluk Mamanya, menenangkan wanita yang hampir menyentuh kepala lima itu dengan mengusap punggungnya. Sandra akan terkejut jika alasan Randu menggunakan narkoba adalah karena Ayudia, namun ketika ia bertanya pada Kalil, Kalil berkata bukan karena wanita itu lagi.

"Mas... Mama kurang perhatian ya sama Mas selama ini?" pertanyaan Mama menohok Randu begitu dalam. Tentu saja Randu tidak pernah kekurangan perhatian. Menurut Randu, Mamanya adalah wanita yang benar-benar peduli pada anaknya.

Randu merasa nyaman di dalam keluarganya. Ini hanya dirinya yang terlalu bodoh dan gagal menjadi anak baik.

Randu perlahan mengangkat wajahnya. Berusaha menahan gugupnya bertemu dengan wajah kedua orang tuanya. Mama terisak dalam pelukan Sandra. Lalu Randu menggeleng pelan sambil meremas jemarinya. "Mama ga pernah gagal jadi Mama, kok. Ini hanya ketololan Randu dan segala hal dalam diri Randu yang menyedihkan."

Mama masih terisak dalam pelukan Sandra, sedang Papa hanya bisa diam menatap lamat putra pertamanya dengan tidak percaya. Setelah lama Randu ia percayai untuk berubah dan meninggalkan semua kegelapan itu, namun Randu pada akhirnya kembali menjadi Randu yang dulu mengecewakannya. 

Papa tidak paham, apa mungkin Randu kurang kasih sayang di rumah ini? Jika diingat, dari kecil ia dan istrinya selalu meluangkan waktu dua sampai tiga kali seminggu untuk berlibur bersama anak-anak. Meskipun sibuk, namun ia dan istrinya ingin memiliki waktu untuk keluarga. Ia menolak jika dibilang menjadi orang tua yang buruk dalam mengasuh dan mendidik anak. Ia merasa harusnya ia berhasil menjadi orang tua, kan?

Sandra... Sandra sukses menjadi seorang manusia karena didikan mereka.

Namun kenapa Randu tidak?

Kenapa Randu berbeda dari Sandra?

Papa menghela napas panjang. Sejak tadi ia hanya bergelut dengan pemikirannya sendiri. Ia belum bicara apapun pada Randu sejak pengakuan pria itu beberapa saat yang lalu. 

"Kamu tahu Papa sangat kecewa?" Papa memandang lurus pada sosok tegap itu, namun yang ditatap hanya bisa menunduk, seolah tidak berani untuk memandang ke arah yang sama saat ini. Terlalu malu dan nyalinya menciut. Ia tidak lebih dari pada pecundang sekarang.

"Dulu Papa percaya sama kamu setelah kamu berhasil keluar dari rehab dan berjanji ga akan mengulanginya lagi. Papa... berusaha mengembalikan rasa percaya yang sudah kamu hancurkan itu, dan memilih untuk yakin sama kamu kalau... kamu bisa membanggakan papa lagi." Papa menghela napas sesaat sebelum melanjutkan ucapannya lagi. "Tapi sepertinya Papa salah ya, Mas?" ucapan Papa terdengar memberat, ada gusar juga yang bisa Randu rasakan dalam perkataannya.

Di sini, ia sudah sepenuhnya menghancurkan harapan, dan juga kepercayaan orang tuanya. 

"Jadi rencana kamu apa, Mas? Kamu mau rehab lagi?" Sandra membuka suaranya, menanyakan apa yang akan Randu lakukan pada hidupnya setelah menghancurkannya dua kali.

Kalil yang dari tadi berdiri di sebelah sofa Randu mengangkat telunjuknya, menginterupsi. "Izin om, tante. Aku ada kenalan dokter yang tahu tempat rehab yang bagus di luar negeri. Izinkan aku bawa Randu ke sana. Tante sama om jangan khawatir, Kalil akan ngejagain Randu di sana."

Randu-Ale [Wenyeol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang