Bab 24 : Ale sedang sakit

1K 150 82
                                    


Haluu.... kangen tida? Lama ya ga muncul wkwkkw

sori banget aku kemarin-kemarin sakit... huhuh panas terus batuk-batuk parah banget. Sekarang masih sisa dikit-dikit aja. Doain biar cepet pulih ya...

Btw...

Spilll dong lagi baca di mana nihhhh.... hehehe

Kasih love nya juga buat untuk Ale....

***

"Mas? Liat ikat rambut aku, ga?" tanya Ale yang sudah dua kali bolak balik keluar masuk kamar untuk mencari ikat rambutnya. Ia yakin bahwa meletakkannya di atas ranjang namun tidak menemukannya sejak lima belas menit yang lalu.

Randu yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan boxer dan handuk yang disematkan di pundak menyipitkan matanya. "Aku---"

"Ck!" Ale berdecak. "Kamu mana tahu, sih?" Ale sebal sendiri sambil masih memegangi rambutnya untuk dikuncir.

"Ikat rambut kamu kayaknya---"

"Duh, Mas! Kalau kamu ga bisa bantu lebih baik diem, deh." Ale menyibakkan rambutnya  sambil terus melihat di atas kasur dan di bawah bantal.

Randu menarik napas dalam kemudian mendekati Ale yang masih terus mencari lalu dengan gerakan lembut, Randu menarik tangan wanita itu dan menunjukkan pergelangan tangan Ale yang kini menunjukkan sebuah ikat rambut berwarna hitam yang terpasang seperti gelang di tangan kirinya.

"Ini apa?"

Ale menatap tangannya dengan wajah biasa. "Oh dari tadi di sini?" Ale melepaskan tangannya dari Randu. "Kamu kok ga kasih tahu dari tadi? Tahu gitu aku ga usah nyari-nyari sambil marah, kan?" Ale mengikat rambutnya cepat.

"Aku tuh... ya ampun!" Randu mengacak rambutnya frustrasi. "Kamu nyebelin tahu ga seminggu ini. Lagi PMS? Kayaknya belum tanggalnya, deh." Randu memeriksa ponselnya untuk mengecek tanggal bulanan wanita itu. "Eh tunggu---" Randu membulatkan matanya sedikit terkejut. 

"Kenapa, Mas?"

"Kamu belum datang bulan?"

Ale nampak berpikir sejenak sambil memegangi perutnya. Ia merasa aneh juga karena memang sepertinya ia belum datang bulan. "Aku ga tahu," ucapnya.

"Ini udah lewat dari tanggal bulanan kamu." Randu menunjukkan ponselnya pada Ale. 

Ale menggigit bibir bawahnya tanpa sadar dan Randu dengan gerakan ibu jarinya membuka gigitan bibir itu karena Randu tahu bahwa hanya melakukan itu, Randu akan sangat gila dan melemparkan tubuh wanita itu di ranjang mereka.

"Maksud Mas aku kemungkinan hamil, ya?" tanya Ale dengan tepat sasaran. Ale tertawa kecil. "Ga mungkin tahu, Mas. Kamu selalu pakai pengaman, kan? Kita ga pernah kecolongan." Ale menepis pikiran itu dengan santai seolah tidak mempermasalahkan kehamilan yang bisa saja benar terjadi.

"Tapi Le---"

"Lagi pula aku ga mau hamil."

Randu mengerutkan dahi. "Kamu apa?"

Ale mendekat dan menggenggam jemari Randu. Ia menggeleng kecil dalam pandangan Randu. "Aku ga mau hamil, Mas."

"Kenapa, Le?"

"Aku ga mau ada yang ganggu waktu aku sama kamu. Aku ga mau kasih sayang kamu terbagi." Ale memeluk Randu dengan kepala yang ia sandarkan pada dada telanjang Randu. "Kamu cuma punya aku. Kamu hanya boleh sayang sama aku."

"Terus kalau kamu beneran hamil? Kamu ga mungkin tega gugurin, kan?" Randu menatap ruang kosong di depannya dengan wajah khawatir serta nada getir.

Tidak. Ale... bukan wanita seperti itu.

Randu-Ale [Wenyeol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang